Rabu, 29 September 2010

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 40 S/D 46



WATAK BANI ISRAIL

يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ (40) وَءَامِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلاَ تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ وَلاَ تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلاً وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ (41) وَلاَ تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (42) وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ (43) أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ (44) وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ (45) الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاَقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (46)
Hai Bani Israil, ingatlah akan ni`mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).(40) Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa (41) Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.(42) Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku.(43) Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?(44) Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`,(45) (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.(46)
URAIAN AYAT
Melalui kisah Adam pada ayat sebelum ini, Allah SWT memaparkan tentang posisi manusia di permukaan bumi ini berikut pengalaman dan tantang yang dihadapi, serta kunci menang dan kalah menuju fase kehidupan terakhir…
Pada kelompok ayat ini Al-Quran meng-arahkan seruan kepada Bani Israil yang tampil di Medinah sebagai golongan penantang yang paling keras dan gigih menghambat dakwah Islamiyah.
Kisah Bani Israil yang dipaparkan dalam Al-Quran lebih dititik beratkan kepada posisi dan sikap mereka sebagai Ahli Kitab yang tidak konsisten dengan kebenaran, sehingga demikian kaum muslimin diharapkan agar mampu memetik pelajaran, sebagai ummat yang sedang dipersiap-kan untuk memikul tugasnya di bumi ini…
Bani Israil telah dilimpahi Allah SWT dengan nikmat yang berlimpah ruah dan pengalaman sejarah yang tiada pernah dialami suku bangsa manapun di dunia ini… Berkali-kali mereka menghadapi cobaan dan penderitaan tiada terperi – yang disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri - namun Allah senantiasa melimpahi mereka dengan nikmat lain, sehingga terlepas dari prahara. Tetapi, anehnya nikmat yang berlimpah ruah yang diberikan Allah SWT kepada mereka itu, selalu saja mereka balas dengan kekufuran…
يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ
Hai Bani Israil, ingatlah akan ni`mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu,
Setelah itu mereka diseru untuk memenuhi janjinya dengan Allah, agar nikmat itu sempurna dan langgeng:
وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ
dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu;
Janji apakah yang dimaksud oleh ayat ini? Apakah perjanjian umum pertama yang dipatri dengan Adam seperti pada ayat sebelum ini?
Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".(38) Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(39)
Atau janji yang dipatri dengan Bani Israil di Bukit Thursina dan janji lainnya?
Semua janji tersebut pada dasarnya adalah satu; janji antara Allah SWT dengan hambaNya agar mereka mengabdi kepadaNya dengan tulus ikhlas; tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apapun, beriman kepada para rasulNya; beriman kepada Muhammad SAW seperti yang tercantum sifat-sifatnya di dalam Al-Kitab. Inilah agama yang lurus… Inilah Islam agama yang dibawa oleh seluruh rasul dan nabi, dan ini pula thema sentral iman sepanjang zaman!
Dengan konsewensi perjanjian ini maka mereka diseru agar hanya takut kepada Allah SWT belaka:
وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ(40)
dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).(40)
Bukan takut kepada yang lain.
وَءَامِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ
Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat),
Al-Quran bukanlah gubahan Muhammad SAW, tetapi wahyu Allah yang diturunkan untuk menjadi petunjuk dan sinar kehidupan… Al-Quran adalah membenarkan ajaran Taurat dan meluruskan mana-mana wahyu yang telah diselewengakan atau yang dicampur baurkan dengan opini manusia.
وَلاَ تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ
dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya,
Padahal kamu menyadari bahwa Al-Quran itu adalah wahyu Allah dan Muhammad SAW adalah utusan Allah. Kamu mengetahui kebenaran Muhammad, seperti yang tercantum ciri-ciri dan sifat-sifatnya di dalam Taurat dan Injil.
وَلاَ تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلاً
dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah,
Di sini terlukis sikap Bani Israil yang tercela; "menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang rendah." Yaitu; menutupi kebenaran yang terdapat di dalam Al-Kitab karena memperturutkan kemauan nafsu rendahan dan nilai-nilai keduniaan belaka. Mereka menolak kerasulan Muhammad dengan bermacam-macam dalih, bukan karena tidak mengetahui kebenarannya, tetapi karena Muhammad bukan dari golongan mereka, dan ajarannya tidak sesuai dengan selera mereka…
وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ(41)
dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa (41)
Pada ayat berikut terungkap pula watak Bani Israil yang lain:
وَلاَ تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil
وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ(42)
dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.(42)
Perbuatan mencampur adukkan yang hak dengan yang bathil dan kesengajaan menyem-bunyikan yang hak - yang diperbuat secara sadar - padahal mengetahui akibat yang bakal muncul dari perbuatan itu adalah sebagai cerminan dari watak Bani Israil yang semakin jauh menyimpang dari kebenaran.
Tidak ada suatu obat yang bisa menyelamat-kan manusia dari kesesatan tadi selain dari obat yang dihunjukkan Allah SWT kepada mereka yaitu "bertaqwa kepada Allah". Bertaqwa dengan meningkatkan hubungan yang erat dengan Allah melalui ibadah dan aturan agama yang diperintahkanNya:
وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat
وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ (43)
dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku.(43)
Kerjakanlah shalat berjamaah dan tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama orang-orang yang tunduk.
Di sisi lain, Bani Israil telah menyeru orang lain berbuat kebajikan, tetapi mereka melupakan diri sendiri… seperti lilin yang terbakar menerangi orang lain, sementara dirinya hancur lebur… Mereka lebur dalam kegelapan dan kesesatan, maka datanglah seruan ini:
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan,
وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri,
وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ
padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)?
أَفَلاَ تَعْقِلُونَ(44)
Maka tidakkah kamu berpikir?(44)
Selanjutnya Allah SWT menunjukkan cara penyelamatan diri kepada mereka yang terombang ombing dipermainkan oleh kesesatan itu, yang  tak obahnya seperti orang-orang yang tenggelam dihantam badai topan, kegelapan menyelimuti di sana sini; tak ada orang yang akan menyelamat-kannya. Mereka bisa menyelamatkan diri jika mau membalikkan bahteranya yang tertelungkup; selagi mereka masih memiliki sisa-sisa tenaga dan tidak hanyut melepaskan bahtera yang masih ada.
Mereka harus menolong dirinya sendiri:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Sabar menjunjung tinggi petunjuk… Sabar menempuh kehidupan dunia dan menggapi kebahagiaan akhirat… Sabar melawan hawa nafsu, iblis dan syethan yang bercokol di lubuk hati…
Menegakkan shalat dalam arti sesungguhnya, menjadikan hidup dan mati, serta segala apapun yang dimiliki demi mencari ridha Ilahi,
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ(45)
kecuali bagi orang-orang yang khusyu`,(45)
Meskipun ini adalah suatu perjuangan berat, tetapi dengan jiwa khusyu' semuanya akan dapat diatasi… Orang yang khusyu':
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاَقُو رَبِّهِمْ
 (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya,
lalu mempertanggung jawabkan segala amal perbuatan di hadapanNya.
وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ(46)
dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.(46)
Kembali sebagai hamba yang diridhai atau yang dimurkai, menempati surga atau neraka…

Sabtu, 25 September 2010

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 34 S/D 39

PENCIPTAAN ADAM,
KEKHILAFAHAN DAN PERJUANGAN

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34) وَقُلْنَا يَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلاَ مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (35) فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ(36) فَتَلَقَّى ءَادَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (37) قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ (38) وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (39)
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.(34) Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.(35) Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(36) Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(37) Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".(38) Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(39)
URAIAN AYAT
Di penghujung uraian ayat sebelum ini telah dikemukakaan bahwa Adam telah dibekali pengetahuan khusus berupa kemampuan melam-bangkan sesuatu dengan nama… Pengetahuan ini tidak diberikan Allah SWT kepada malaikat. Dengan bekal pengetahuan tersebut maka diserah-kan kepada amanat kekhilafahan di bumi.
Pada lanjutan ayat ini kita akan meninjau penjelasan Al-Quran dan kembali mengutip buah pikiran Sayyid Quthub di dalam kitabnya "Fii Zilaalil Quran" jilid I dengan tambahan di sana sini.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا 
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka
Ini adalah penghargaan dalam bentuk yang paling tinggi yang diberikan kepada makhluk yang justeru bakal berbuat kebinasaan di atas bumi dan menumpahkan darah, namun ia telah dianugerahi rahasia-rahasia yang menjadikan dirinya lebih tinggi dari malaikat. Ia telah mendapatkan rahasia ma'rifat sebagaimana juga dianugerahi dengan rahasia iradah bebas, yang dapat memilih jalan yang diinginkannya. Sikap rangkap ini, dengan kemampuan mengendalikan iradah dalam merintis jalannya, serta usahanya mengemban amanat Allah ke jalan Allah… semua ini adalah sebagian dari rahasia-rahasia yang menjadikan dirinya berhak menerima pengharga-an itu.
Para malaikat bersujud karena mematuhi perintah Yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia…
إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ(34)
kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.(34)
Di sini, tampaklah bentuk dari sifat-sifat jahat, durhaka kepada Yang Maha Mulia. Maha Suci Dia! Dan keangkuhan untuk mengakui kelebihan pihak lain yang memang berhak untuk itu. Berbangga dengan dosa dan tidak mau mengerti!
Konteks ayat ini menunjukkan bahwa iblis bukan termasuk jenis malaikat, hanya ketika itu iblis ada bersama malaikat. Sekiranya iblis itu sejenis malaikat, tentu ia tidak akan durhaka, karena sifat utama malaikat seperti diterangkan dalam surat At-Tahrim ayat 6:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلاَئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَ يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ(6)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Penggunaan ungkapan dalam bentuk "kecuali" di sini tidaklah menunjukkan bahwa iblis itu dari pihak malaikat, sebab pengecualian itu dapat saja terjadi karena ia tengah berada bersama mereka; seperti kalau dikatakan: "Keluarga anu datang, kecuali si Ahmad." Padahal si Ahmad bukan anggota keluarga tersebut, tetapi hanya teman sepergaulannya. Dan iblis, menurut teks Al-Quran termasuk jin yang diciptakan Allah SWT dari api. Dengan demikian jelaslah bahwa iblis bukan termasuk jenis malakat.
Allah SWT berfirman di surat Al-Kahfi:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاً(50)
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.(50)
Sekarang, terbukalah sudah medan perjuangan abadi; perjuangan antara kejahatan iblis dengan khalifah Allah di atas bumi. Perjuangan abadi yang medannya adalah hati nurani manusia. Pertempuran yang akan dimenangkan oleh kebaikan sebanding dengan keteguhan manusia mamantapkan iradah dan memegang janjinya dengan Allah. Atau dimenangkan oleh kejahatan sesuai dengan kadar penyerahan manusia kepada panggilan nafsu dan jauhnya dari Allah.
وَقُلْنَا يَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ
Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini,
وَكُلاَ مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا
dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai,
وَلاَ تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ(35)
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.(35)
Adam serta isterinya dibolehkan memakan segala buah-buahan surga, kecuali satu pohon tertentu… satu pohon saja; mungkin pohon tersebut melambangkan larangan yang harus ada bagi kehidupan manusia di atas bumi. Sebab, tanpa adanya larangan maka iradah tidak akan tumbuh, tidak ada perbedaan antara manusia yang mempunyai iradah dengan hewan yang boleh dihalau, dan tidak akan teruji kesabaran manusia dalam menepati janji dan terikat dengan syarat. Oleh sebab itu iradah adalah persimpangan jalan. Orang-orang yang hidup tanpa iradah tergolong ke dalam jenis hewan, sekalipun bentuk lahirnya berbetuk manusia!
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ
Lalu keduanya diperdayakan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula
Alangkah hebatnya penggunaan ungkapan yang menggambarkan "diperdayakan"… Kata-kata ini mampu melukiskan suatu gambaran perjuangan. Seolah-olah anda melihat bagaimana syaithan sedang mengajak Adam dan isterinya untuk keluar dari surga, mendorong kaki mereka sehingga tergelincir dan tersungkur jatuh!
Dengan demikian sempurnalah pengalaman ini. Adam lupa dengan janjinya, lemah meng-hadapi rayuan, maka berlakulah ketentuan Allah dan diterapkanlah keputusanNya.
وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ
Dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain,
وَلَكُمْ فِي الأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ(36)
dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(36)
Suatu permakluman dimulainya pertempuran di medannya yang telah ditentukan, antara syaithan dan manusia sampai akhir zaman.
Adam lalu bangkit dari kejatuhannya. Didorong oleh fithrahnya yang segera menanggapi rahmat Allah yang memang senantiasa disadari-nya, setiap kali terjatuh daripadanya, ia kembali bangkit:
فَتَلَقَّى ءَادَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya,
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang menunjuki Adam yang telah tergelincir dan tersungkur jatuh menuju jalan yang lurus… Allah mengajarinya beberapa kalimat yang di dalam ungkapan kata itu tersimpan prinsif hidup dan kesadaran sejati.
Terdapat berbagai pandangan ulama tafsir tentang kalimat dimaksud, seperti kita temukan di dalam Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Al-Baqarah dengan kutipan berikut:
Suatu pendapat mengatakan bahwa kalimat tersebut ditafsirkan dengan firman Allah SWT:
قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ(23)
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".(Al-A'raf: 23)
Pendapat lain mengatakan:
اللهم لا إله إلا أنت سبحانك وبحمدك رب إني ظلمت نفسي فاغفر لي إنك خير الغافرين اللهم لا إله إلا أنت سبحانك وبحمدك رب إني ظلمت نفسي فارحمني إنك خير الراحمين اللهم لا إله إلا أنت سبحانك وبحمدك رب إني ظلمت نفسي فتب علي إنك أنت التواب الرحيم
"Ya Allah! Tiada Tuhan selain Engkau… Engkau Maha Suci dan terpuji! Rabbi, sesungguhnya aku menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku, sesungguhnya Engkau Sebaik-baik yang Mengampuni…! Ya Allah! Tiada Tuhan selain Engkau… Engkau Maha Suci dan terpuji! Rabbi, sesungguhnya aku menzalimi diriku sendiri, maka rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Sebaik-baik yang Merahmati…! Ya Allah! Tiada Tuhan selain Engkau… Engkau Maha Suci dan terpuji! Rabbi, sesungguhnya aku menzalimi diriku sendiri, maka terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang!
فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ(37)
maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(37)
Berlakulah ketentuan Allah yang terakhir dan perjanjian yang langgeng dengan Adam dan keturunannya, yaitu perjanjian kekhilafahan di muka bumi disertai syarat-syarat untuk menang, atau untuk hancur.
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا
Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu!
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ
Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,
فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ(38)
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".(38)
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami,
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ(39)
mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(39)
Maka beralihlah perjuangan yang abadi itu ke medannya yang sesungguhnya, lepas dari pautannya tanpa henti sejenakpun. Sejak awal kehidupannya di bumi ini, maka manusia telah mengenal cara untuk menang bila menghendaki kemenangan, dan tahu cara untuk kalah bila ia memilih kekalahan…
Kunci segalanya adalah sejauh mana manusia mantap memegang petunjuk, dan akhirnya… seberapa jauh ia menjadikan Al-Quran sebagai Sinar Kehidupan.