Jumat, 30 September 2011

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 60 S/D 62




WATAK BANI ISRAIL
(Lanjutan ayat)

وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الأَرْضِ مُفْسِدِينَ (60) وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نَصْبِرَ عَلَى طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الأَرْضُ مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (61) إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آَمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ (62)
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.(60) Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (61) Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nashrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(62)

URAIAN AYAT
Ayat 60 sd 62 mengingatkan kembali Bani Israil atas nikmat yang dilimpahkan Allah kepada mereka, setelah mereka dilepaskanNya dari kekejaman Fir'aun dan pengikutnya di bawah pimpinan Musa a.s.
Pada waktu mereka berada di padang pasir tandus, hari panas sekali, mereka ketiadaan bekal air minum… dalam lautan pasir sahara terbentang, hanya patamorgana menipu pandang, maka dimana air didapatkan?
Allah SWT telah membimbing Musa dan tiada menelantarkannya… Tiada satupun yang sulit bagi Allah… Hanya kepada Allah Musa bermohon, meminta pertolongan sepenuh hati setulus jiwa…
وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya,
Do'a Musa dikabulkan Allah:
فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ
lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu".
Musa menjalankan perintah Rabbnya, memukulkan tongkatnya ke sebongkah batu besar:
فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا
Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.
Allah Maha Besar… Allah memperlihatkan kekuasaanNya. Dari batu itu Allah memancarkan dua belas mata air (sebanyak suku Bani Israil seperti tersebut pada surat Al-A'raf ayat 160)
قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ
Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)
Dalam pada itu kepada mereka diperingatkan agar tidak berbuat kerusakan dan pelanggaran.
كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللهِ وَلاَ تَعْثَوْا فِي الأَرْضِ مُفْسِدِينَ (60)
Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.(60)
Bani Israil yang sedang berada di sahara dengan buminya yang berbatu dan gersang, dan langitnya yang jernih serta terik mentari membakar, memperoleh perlindungan dan curahan nikmat dari Tuhan… Awan berarak lalu menyatu memayungi… Dari batu besar memancar dua belas mata air. Allah-pun menyediakan sumber makanan mereka dengan mudah tanpa bersusah payah mendapatkannya; dari langit Allah SWT menurunkan manna – sejenis manisan - yang turun di pagi hari dan menempel di batu-batu dan di perkemahan mereka. Di bumi Allah menebar salwa – sejenis burung puyuh – yang jinak, bila ditangkap dagingnya dapat dimakan diolesi dengan manna.
Apakah semua fasilitas hidup itu merobah watak mereka?!
Rupanya kerangka jiwa yang goyah dan mental yang kerdil sudah melengket pada diri mereka, menyebabkan mereka enggan untuk dibawa menuju taraf kehidupan yang tinggi dan mulia.
Al-Quran mengungkapkan realitas ini kepada Yahudi Medinah yang berkoar-koar menentang Rasulullah SAW dan kaum muslimin dengan intrik dan slogan palsu… agar mereka memetik pelajaran dan menghentikan perbuatannya.
Kemudian, mereka yang keras kepala dan tidak mensyukuri nikmat, meminta makanan yang bermutu rendah berupa; sayur mayur yang biasa mereka makan selama di bawah penindasan Fir'aun:
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نَصْبِرَ عَلَى طَعَامٍ وَاحِدٍ
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja.
فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الأَرْضُ
Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi,
مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا
yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya".
Musa menolak kemauan mereka:
قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ
Musa berkata: "Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?
Bila yang diminta adalah yang sepele dan bermutu rendah, maka tak perlu dengan do'a, dapat dijumpai di setiap negeri…
اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ
Pergilah kamu ke Mesir, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta".
Pergilah ke Mesir negeri yang tadinya kamu telah dikeluarkan, di sana tersedia yang remeh yang kamu minta.
Jadi Bani Israil mengecilkan masalah besar dan memikirkan selera-selera kecil.
Orang yang sedemikian rupa sudah selayaknya mendapat ganjaran:
وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللهِ
Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah.
Tabiat mereka bergulir generasi demi generasi, dan mereka selalu mengalami pelajaran pahit:
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ
Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan.
ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (61)
Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.(61)
Walaupun demikian Bani Israil tetap mempropagandakan slogan palsu bahwa hanya mereka satu-satunya bangsa yang mendapat petunjuk, bangsa pilihan Tuhan, dan hanya mereka saja yang berhak menerima pahala dari Allah SWT.
Al-Quran membantah propaganda begini, lalu menegaskan dasar universal, yaitu; dasar kesatuan iman dan kesatuan akidah… Bila diri telah tunduk kepada Allah dan beramal shaleh, maka karunia Allah pasti diperoleh…
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ
Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nashrani dan orang-orang Shabiin,
مَنْ آَمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا
siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh,
فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ (62)
mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka,
فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ (62)
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(62)
Jadi melalui ayat di atas Allah menyatakan bahwa orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, atau Nashrani, atau Shabi-in (menurut pendapat yang terkuat yaitu kaum yang meninggalkan kebiasan kaumnya yang menyembah berhala, yang akhirnya sampai kepada keyakinan tauhid), yang hidup dan meninggal sebelum datangnya agama Islam, atau yang mendapati agama Islam kemudian mereka memeluknya, yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta beramal shaleh, bahwa tidak ada ketakutan bagi mereka dan mereka tidak bersedih hati.
Demikianlah, ayat ini menurut Mujahid dan ahli tafsir lainnya diturunkan sehubungan dengan pertanyaan Salman Al-Farisi kepada Nabi SAW tentang ahli agama yang dianutnya sebelum Islam, tentang shalat dan ibadah mereka. Oleh Nabi SAW dijawab bahwa; mereka adalah penghuni neraka. Maka turunlah ayat di atas yang menjelaskan bahwa mereka mendapat ganjaran pahala di sisi Allah dan terlepas dari ketakutan dan sedih hati, bila mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat, serta beramal shaleh.