Minggu, 16 September 2012

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 99 S/D 103


WATAK BANI ISRAIL
(Lanjutan ayat)

وَلَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ آَيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ (99) أَوَكُلَّمَا عَاهَدُوا عَهْدًا نَبَذَهُ فَرِيقٌ مِنْهُمْ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (100) وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ كِتَابَ اللهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (101) وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (102) وَلَوْ أَنَّهُمْ آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللهِ خَيْرٌ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (103)
Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan ke-padamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.(99) Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebahagian besar dari mereka tidak beriman.(100) Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung) nya seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah).(101) Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (menger-jakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.(102) Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui. (103)
URAIAN AYAT
Kumpulan ayat ini menerangkan bahwa Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT… hanya orang-orang fasik yang berani mengingkari-nya… Lalu dihunjukkan kembali sikap mental Yahudi yang sudah dijerat sedemikian jauh oleh kefasikan mereka, yang mencampakkan ajaran Taurat ke belakang dan menginjak-injak ajaran yang terkandung di dalamnya, bahkan; mereka mengikuti apa yang diceriterakan syaithan tentang masa Sulaiman. Mereka mengatakan; Sulaiman itu adalah tukang sihir, dia mengetahui dan mengajarkan sihir, dan menggerakkan sesuatu dengan perantaraan sihir.
Semua anggapan palsu itulah yang dibantah melalui ayat ini…
وَلَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ آَيَاتٍ بَيِّنَاتٍ  
Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas;
Di sini ditegaskan kepada Rasulullah SAW bahwa Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT, mengandung ayat-ayat yang jelas. Orang-orang yang mengingkarinya adalah fasik dan menyeleweng!
وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ (99)
dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.(99)
Selanjutnya mencela Bani Israil yang tidak pernah menepati janji, baik perjanjian dengan Allah dan para nabi mereka sebelumnya, maupun janji mereka dengan Rasulullah SAW. Di samping itu juga mencela sikap mental mereka yang tidak mengacuhkan Al-Quran yang justeru membenarkan kitab yang ada paadaa mereka sendiri.
أَوَكُلَّمَا عَاهَدُوا عَهْدًا نَبَذَهُ فَرِيقٌ مِنْهُمْ
Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya?
بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (100)
Bahkan sebahagian besar dari mereka tidak beriman.(100)
Inilah kefasikan yang nyata. Kefasikan yang merusak fithrah mereka! Fithrah yang pada dasarnya mengimani ayat-ayat Allah dan mendorong manusia agar mantap dengan kebenaran.
Jadi kekafiran Yahudi itu berpangkal dari fithrah mereka yang telah rusak oleh sikap mental fasik. Kefasikan yang merusak fithrah ini bermuara pula dari sikap mental mengingkari janji, lalu diikuti oleh kenekatan untuk mencampakkan ajaran Al-Kitab jauh-jauh ke belakang…!
Melalui ayat di atas sekaligus Allah SWT memperingatkan kaum muslimin agar waspada menghadapi orang-orang Yahudi, dan menjauhi sikap mental mereka.
Yahudi telah mengingkari janji mereka dengan Allah di bawah gunung Thursina, membatalkan janji dengan para nabi mereka,  dan akhirnya melanggar janji yang mereka perbuat dengan Nabi SAW pada waktu pertama kali beliau datang ke Medinah; janji yang memberi mereka ketenteraman dengan syarat-syarat tertentu yang di-tuangkan dalam Piagam Medinah. Tetapi, justeru merekalah orang yang pertama-tama melanggarnya, menolong musuh, merusak agamanya sendiri, menyebar fitnah dan perpecahan dalam barisan muslimin, semuanya bertentangan dengan ikatan janji yang telah mereka buhul bersama Nabi SAW dan kaum muslimin.
وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ
Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka,
نَبَذَ فَرِيقٌ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ كِتَابَ اللهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ
sebahagian dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung) nya
كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (101)
seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah).(101)
Alangkah buruknya watak Yahudi itu, mereka berbuat durjana dengan sengaja membuang jauh ke belakang ajaran Al-Kitab, seolah-olah tidak mengetahui!
Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir),
Mereka meninggalkan Al-Kitab yang diturunkan Allah, lalu mengikuti apa-apa yang dibacakan syaithan tentang masa Sulaiman, syaithan yang mengatakan bahwa Sulaiman adalah tukang sihir, dia mengetahui dan mengikuti sihir, dan menggerakkan sesuatu dengan perantaraan sihir.
Ini adalah fitnah besar!
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ
padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerja-kan sihir),
وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا
hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).
يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ  
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia
Selanjutnya Yahudi menyebar kebohongan bahwa sihir diturunkan Allah SWT kepada dua orang malaikat, Harut dan Marut yang berdiam di Babil.
Siapa kedua malaikat Harut dan Marut itu?
Di sini kita tidak akan membahas pendapat yang simpang siur tentang mereka, dan cukuplah bagi kita bahwa melalui kisah itu kita dapat mengetahui kesesatan Bani Israil.
وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ
dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut,
Al-Quran menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya bahwa kedua malaikat itu adalah ujian dan cobaan bagi manusia, dengan suatu tujuan yang tidak kelihatan… oleh sebab itu kedua malaikat ini selalu mengatakan kepada siapa saja yang datang kepada mereka untuk belajar sihir:
وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ
sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu),
فَلَا تَكْفُرْ
sebab itu janganlah kamu kafir".
Sekali lagi Al-Quran memperingatkan bahwa mempelajari dan mempergunakan sihir adalah sebagai kekafiran, hal itu terungkap dalam ucapan kedua malaikat Harit dan Marut tadi! Namun banyak mereka yang tetap keras kepala belajar sihir dari kedua malaikat ini, padahal mereka sudah diperingatkan, maka tercapailah maksud dan ujian tersebut.
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ
Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat men-ceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya.
Hasil ujian adalah tersebarnya bencana dan kejahatan. Hancurnya sendi-sendi kehidupan rumah tangga, sebagai fondasi tegaknya suatu masyarakat dimana melalui sihir yang mereka pelajari dan praktekkan telah mencerai beraikan antara suami dengan isteri.
Selanjutnya Al-Quran menegaskan konsepsi dasar Islam universal, yakni; tidak ada sesuatupun yang terjadi di alam semesta tanpa seizin Allah.
وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللهِ
Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah.
Jadi, sihir dan segala manifestasinya sama sekali tidak akan terjadi tanpa izin Allah SWT. Semuanya berlangsung dalam hubungan sebab akibat yang diizinkan Allah. Dia Maha Kuasa meniadakan sifat ini  karena sesuatu hikmah yang dikehendakiNya.
Sihir hanya berpengaruh atas sesuatu yang punya pengaruh dan dapat dipengaruhi, jika diizinkan Allah. Oleh sebab itu pengaruh sihir dapat dihilangkan kapan saja diinginiNya.
Ditegaskan pula hakikat yang terkandung dalam mempelajari sihir:
وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ
Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat.
Mereka tahu bahwa mempelajari sihir adalah bertentangan dengan ajaran Al-Kitab dan mereka-pun sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu mengakibatkan kerugian besar di akhirat!
وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ
Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu,
مَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ  
tiadalah baginya keuntungan di akhirat
Alangkah buruknya apa yang mereka beli dengan harga diri mereka sendiri:
وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (102)
dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
Semestinya mereka mantap dalam lingkungan iman dan taqwa, bukan berbuat sesuatu yang sangat merugikan di akhirat!
وَلَوْ أَنَّهُمْ آَمَنُوا وَاتَّقَوْا
Sesungguhnya kalau mereka beriman dan ber-takwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala),
لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللهِ خَيْرٌ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (103)
dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui. (103)