Sabtu, 16 Februari 2013

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 111 S/D 117



PROPAGANDA YAHUDI DAN NASHRANI

وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(111) بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ ِللهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ(112) وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَى عَلَى شَيْءٍ وَقَالَتِ النَّصَارَى لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ فَاللهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ(113) وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِهَا أُولَئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوهَا إِلاَّ خَائِفِينَ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ(114) وَِللهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللهِ إِنَّ اللهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ(115) وَقَالُوا اتَّخَذَ اللهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ(116) بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ(117)

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".(111) (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(112) Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak menge-tahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.(113) Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menye-but nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.(114) Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.(115) Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.(116) Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu jadilah ia.(117)

URAIAN AYAT
Pada kumpulan ayat ini Allah SWT mengung-kapkan tentang propaganda kosong yang dilontarkan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani yang mengatakan bahwa, masing-masing pihak adalah yang paling berhak masuk surga.
وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani".
Ungkapan yang senada dari pihak Yahudi dan Nashrani ini sama sekali tidak benar, dan hanya berlandaskan kepada angan-angan kosong belaka!
تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ
Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka.
Oleh sebab itu Allah SWT menyuruh Rasulullah SAW untuk menantang mereka agar menunjukkan bukti kebenaran mereka.
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(111)
Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".(111)
Seiring dengan demikian, maka Allah SWT menjelaskan konsepsi yang benar dalam penentuan suatu amalan, ganjaran pahala dan dosa, masuk surga atau neraka. Bahwa, semuanya tergantung kepada kriteria dan syarat tertentu yang telah ditetapkan Allah SWT, bukan atas landasan angan-angan kosong yang dipicu oleh emosional keagamaan semata.
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ ِللهِ
 (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah,
Surga sama sekali tidak dipersiapkan Allah untuk orang-orang yang hidupnya bergelimang dengan perbuatan syirik, dan orang-orang yang dirinya dikuasai iblis, syethan dan hawa nafsu. Atau orang-orang yang menyerahkan hidupnya kepada selain Allah, atau orang yang karena panggilan kepentingan duniawi merobah agama Allah SWT sesuai menurut selera mereka yang rendah.
Surga dipersiapkan Allah bagi orang beriman yang mentauhidkanNya dan ikhlas beramal demi mengharapkan ridhaNya semata. Dari landasan hidup tauhid yang mantap, maka ia menjalani kehidupan duniawi ini dengan berbuat kebajikan di manapun berada.
وَهُوَ مُحْسِنٌ
sedang ia berbuat kebajikan,
Jadi ia berbuat kebajikan dengan jiwa ihsan, yaitu; selalu dalam kerangka beribadah kepada Allah di mana saja berada, seolah-olah ia melihat Allah. Jika ia tidak melihatNya, maka ia sadar bahwa Allah SWT senantiasa melihatnya.
فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ
maka baginya pahala pada sisi Tuhannya
Orang yang memenuhi kriteria dan syarat tadilah yang berhak memperoleh pahala di sisi Allah dan memperoleh surga yang dijanjikan.
Bagaimana orang Yahudi dan orang Nashrani itu beranggapan sedemikian jauh, padahal mereka telah melakukan penyimpangan agama? Padahal kedua belah pihak telah menghancurkan landasan tauhid, mereka menganut agama yang landasan-nya telah dirobah oleh pemuka-pemuka agama mereka karena mengikuti panggilan hawa nafsu?!
Ayat ini sekaligus memberikan jaminan kepada ummat Islam sebagai penegak akidah tau-hid dan berbuat kebajikan, bahwa pahala mereka tidak bakal akan disia-siakan di sisi Allah SWT:
وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ(112)
dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(112)
Antara pihak Yahudi dengan Nashrani terjadi pula saling menuding dan melontarkan pernya-taan-pernyataan hampa.
Dalam suatu riwayat oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id, atau Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas dinyatakan bahwa, ketika orang-orang Nashrani Najran menghadap kepada Rasulullah SAW, maka datang pula padri-padri Yahudi. Mereka bertengkar di hadapan Nabi SAW. Rafi' bin Khuzaimah (Yahudi) berkata: "Kamu tidak berada pada jalan yang benar", karena mengkufuri Isa dan kitab Injilnya. Pihak Nashrani membalas tudingan itu: "Kamupun tidak berada pada jalan yang benar", karena menantang kenabian Musa dan kitab Taurat". Peristiwa itulah yang menjadi latar belakang turunnya ayat ini.
وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَى عَلَى شَيْءٍ
Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan",
وَقَالَتِ النَّصَارَى لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ
dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan,"
وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ
padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab.
Masing-masing pihak telah membaca Al-Kitab dimana melalui Al-Kitab itu Allah SWT memerintahkan mereka untuk mentauhidkanNya, membersihkan diri dari segala unsur syirik, lalu berbuat amal kebajikan selagi hayat dikandung badan… Prinsip ini pula yang telah diterima oleh Rasulullah SAW, sebagai prinsip yang kekal pada agama Allah, seperti firmanNya pada surat Ali Imran ayat 64:
قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلاَّ نَعْبُدَ إِلاَّ اللهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ(64)
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".(QS.3: 64)
Allah SWT kemudian menyatakan bahwa prilaku kedua belah pihak adalah sama dengan prilaku orang-orang yang tidak berpengetahuan:
كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ
Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu.
Yang dimaksud dengan pihak "yang tidak mengetahui" ini adalah orang-orang awwam bangsa Arab yang buta aksara dan tidak mempunyai Al-Kitab… Apa yang terjadi antara kedua belah pihak; Yahudi dan Nashrani, tidak berbeda dengan bangsa Arab jahiliyah itu; terjerumus ke dalam perpecahan, saling tuduh, takhayyul dan khurafat serta dongeng-dongeng yang bercampur aduk, semuanya telah mengotori dasar akidah yang benar dan mendorong mereka untuk bergelimang dalam amal perbuatan yang bathil.
فَاللهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ(113)
Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.(113)
Ayat berikutnya ditujukan kepada mereka yang menyebar keragu-raguan di kalangan muslimin dengan slogan dan propaganda yang tidak berdasar itu, terutama pihak Yahudi yang berbuat makar setelah turun perintah perobahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah. Perbuatan mereka sama saja dengansepak terjang orang-orang yang menghalangi menyebut nama Allah dalam masjid dan berusaha untuk meroboh-kannya. Sama dengan pihak orang-orang kafir Quraisy yang menghalangi Rasulullah SAW shalat di dekat Ka'bah.
Sungguh suatu perbuatan yang sangat zalim!
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya,
وَسَعَى فِي خَرَابِهَا
dan berusaha untuk merobohkannya?
Jelas, mereka itulah orang yang paling aniaya!
Manusia adalah ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah SWT untuk berubudiyah kepada-Nya… Allah menjadikan masjid sebagai tempat suci untuk beribadah kepadaNya, rukuk dan sujud dan mengagungkan Nama-namaNya. Dan betapa agungnya fungsi masjid dapat dipahami melalui firman Allah pada surat An-Nur ayat 35 sd 38:
اللهُ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لاَ شَرْقِيَّةٍ وَلاَ غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (35) فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ (36) رِجَالٌ لاَ تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلاَ بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالأَبْصَارُ (37) لِيَجْزِيَهُمُ اللهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (38)
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(35) Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,(36) laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat,, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.(37) (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(QS.24 An-Nur: 35 sd 38)
Jadi, jelaslah sudah bahwa orang-orang yang menghalangi orang menyebut Nama Allah dalam masjid-masjidNya dan merusaha merobohkannya dalam arti yang luas, adalah manusia yang paling zalim!
أُولَئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوهَا إِلاَّ خَائِفِينَ
Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah).
Bukan bersikap sebaliknya; bersikap pongah, angkuh dan seterusnya.
Oleh sebab demikian maka berlakulah seperti dalam lanjutan ayat:
لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ(114)
Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.(114)
Perobahan arah kiblat seperti yang telah disinggung sebelumnya adalah otoritas Allah SWT… tidak selayaknya dibesar-besarkan atau dijadikan sebagai suatu alasan untuk merongrong Agama Allah.
وَِللهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللهِ
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.
Allah SWTmenetapkan suatu kiblat sebagai rahmat bagi hamba-hambaNya yang beriman, terjadi menurut iradatNya karena suatu hikmah yang hanya Dia semata Maha Mengetahuinya.
إِنَّ اللهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ(115)
Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.(115)
Ayat selanjutnya mengemukakan kesesatan pemikiran mereka mengenai hakikat uluhiyah, serta penyimpangan mereka dari tauhid yang menjadi dasar utama agama Allah, dan fondasi dari konsepsi yang benar dari semua risalah.
Kesalahan Yahudi dan Nashrani itu diper-bandingkan dengan kesalahan pemikiran Arab jahiliyah tentang zat Allah dan sifat-sifatNya.
وَقَالُوا اتَّخَذَ اللهُ وَلَدًا
Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak".
Ocehan bahwa "Allah mempunyai anak", bukan hanya diungkapkan oleh pihak Nashrani di mana mereka mengatakan bahwa "Isa putera Allah", bahkan juga diocehkan oleh pihak Yahudi yang mengatakan "Uzair putera Allah."
Ungkapan mereka itu sama saja dengan anggapan bangsa Arab jahiliyah dan penganut paham-paham syirik di seluruh pelosok bumi ini yang mengatakan "Allah mempunyai anak".
سُبْحَانَهُ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ (116)
Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.(116)
Semua alam semesta adalah ciptaan Allah… muncul karena iradat Allah yang mutlak… Maka alangkah buruknya pemikiran dan khayalan hampa yang menggambarkan bahwa antara wujud yang terdapat di langit dan di bumi ini, adalah hubungan antara anak dengan bapak dan seterusnya dan seterusnya…
Yang ada hanyalah hubungan antara makhluk dengan Khaliq (yang diciptakan dengan Yang  Menciptakan)
بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ
Allah Pencipta langit dan bumi,
Maha Suci Allah, tidak ada sesuatu apapun yang menyerupaiNya.
وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ
dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah".
فَيَكُونُ(117)
Lalu jadilah ia.(117)
Iradat yang berkehendak menciptakan ini, berlangsung dengan cara yang tidak mungkin dijangkau oleh kemampuan pemikiran dan khayalan manusia.