Jumat, 20 September 2013

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 135 S/D 141



KEPALSUAN YAHUDI DAN NASHRANI

وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى تَهْتَدُوا قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ(135) قُولُوا ءَامَنَّا بِاللهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ(136) فَإِنْ ءَامَنُوا بِمِثْلِ مَا ءَامَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ(137) صِبْغَةَ اللهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ(138) قُلْ أَتُحَاجُّونَنَا فِي اللهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ(139) أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى قُلْ ءَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللهُ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللهِ وَمَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ(140) تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ وَلاَ تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ(141)
Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".(135) Katakanlah (hai orang-orang mu'min): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang di-turunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".(136) Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(137) Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.(138) Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati,(139) ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.(140) Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.(141)
URAIAN AYAT
Setelah Allah SWT memaparkan keterangan historis Ibrahim dan anak-anaknya, serta kisah Ka'bah, tentang hakikat agama yang mereka wariskan kepada anak cucu; pada kumpulan ayat sebelum ini, maka di sini Allah SWT menunjukkan tentang propaganda Yahudi dan Nashrani yang berusaha memporak-porandakan bangunan akidah ummat Islam, sekaligus memberi petunjuk tentang argumentasi, atau alasan guna menepis kepalsuan mereka itu.
وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى
Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani,
تَهْتَدُوا
niscaya kamu mendapat petunjuk".
Jadi Yahudi dan Nashrani mendakwakan bahwa petunjuk yang benar hanyalah pada masing-masing pihak. Padahal masing-masing mereka telah menyimpang dari akidah tauhid… Penyimpangan akidah ini berlanjut pada penyimpangan-penyimpangan bidang lainnya. Oleh sebab itu Allah SWT mengarahkan Nabi SAW dan ummat beriman untuk menolak propaganda mereka itu:
قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا
Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus.
Katakanlah: Hendaklah semua kita; kami dan kamu kembali kepada agama Ibrahim yang lurus.
وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ(135)
Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".(135)
Ummat mukmin diajak untuk mengumandangkan seruan kepada kesatuan agama yang lurus, semenjak Ibrahim sampai kepada Isa putera Maryam, dan akhirnya diserukan oleh Muhammad SAW:
قُولُوا ءَامَنَّا بِاللهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا
Katakanlah (hai orang-orang mu'min): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami,
وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ
dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya,
وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ
dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan-nya.
لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ(136)
Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (136)
Katakanlah wahai ummat beriman: Hentikanlah propaganda palsumu, wahai Yahudi dan Nashrani, yang menganggap petunjuk ada pada masing-masing kalian; padahal ke dalam agama kalian itu telah dibaurkan ajaran syirik dan konsepsi hidup yang menyeleweng, karena ulah hawa nafsu pemuka-pemuka agama kamu yang mencintai kehidupan duniawi.
Petunjuk hidup hanyalah di dalam agama yang lurus, yaitu; Islam, menyerah diri tunduk dan patuh kepada Allah, Tuhan semesta alam… Bukan pada agama yang berbaur dengan penyimpangan itu.
Inilah konsepsi Islam!
Inilah tapal batas pemisah antara orang yang mendapat petunjuk dengan orang-orang yang sesat.
فَإِنْ ءَامَنُوا بِمِثْلِ مَا ءَامَنْتُمْ بِهِ
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya,
فَقَدِ اهْتَدَوْا
sungguh mereka telah mendapat petunjuk;
وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ
dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu).
Penegasan dari Allah yang dituangkan ke dalam hati ummat mukmin, sekaligus menyatakan adanya perjuangan akidah sampai akhir masa ini; di mana pihak Yahudi dan Nashrani akan senantiasa memusuhi agama Islam… dilanjutkan dengan memberi jaminan bahwa Allah akan tetap memelihara ummat beriman dari penyelewengan tadi; selama mereka setia kepada akidah Islamiyah, dan menjauhi akidah syirik dan sesat…
فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ(137)
Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(137)
Itulah Islam sebagai shibgah (celupan) Allah… Celupan yang akan mewarnai kehidupan menuju keselamatan dunia dan akhirat, Islam yang terlepas dari segala bentuk celupan warna syirik dan penyimpangan…
صِبْغَةَ اللهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ صِبْغَةً
Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah?
Jelas tidak ada shibghah (celupan warna kehidupan) yang lebih baik dari warna kehidupan yang telah ditetapkan Allah…
وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ(138)
Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.(138)
Semua perdebatan, semua propaganda tidak ada gunanya, karena masalahnya telah nyata; konsepsi Islam adalah dari Allah, dan konsepsi kamu adalah penuh warna warni, sebagian dari celupan Allah dan sebagian yang lain dari hawa nafsu…
قُلْ أَتُحَاجُّونَنَا فِي اللهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ
Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu;
Untuk apa berdebat?
وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ
bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati,(139)
Tidak ada peluang sama sekali untuk berdebat tentang keesaan Allah dan berubudiyah kepada-Nya.
أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى
ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?
Apakah mereka itu menganut akidah syirik seperti yang kamu propagandakan itu?
قُلْ ءَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللهُ
Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah,
Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban… Pertanyaan yang bertujuan untuk pengingkaran ini, menyatakan bahwa; Allah Maha Mengetahui bahwa mereka sama sekali bukanlah seperti yang dipropagandakan oleh penganut agama Yahudi dan Nashrani… Bahwa mereka adalah menganut akidah yang murni mentauhidkan Allah SWT.
Kalian sesungguhnya mempunyai kesaksian itu yang termaktub di dalam kitab kamu masing-masing.
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللهِ
dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?"
Mengapa kalian wahai Yahudi dan Nashrani menyembunyikan kesaksian Al-Kitab? Mengapa kalian mengumpulkan argumen palsu guna menyokong akidah yang diada-adakan?
Di sini Allah kembali memunculkan kesaksian bahwa petunjuk itu hanya ada pada agama tauhid, agama yang dianut oleh Ibrahim, anak-anaknya, dan rasul-rasul sesudahnya…
وَمَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ(140)
Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.(140)
Akhir dari problema ditutup dengan pene-gasan:
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ
Itu adalah umat yang telah lalu;
Ummat yang tunduk dan patuh kepada Allah; yang bersih dari segala unsur syirik dan segala manifestasinya…
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ
baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan;
Sekali lagi ditegaskan:
وَلاَ تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ(141)
dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.(141)
Demikianlah!
Dengan berakhirnya uraian ini, maka berakhirlah sudah uraian ayat juz pertama Al-Quran… Kepada Allah SWT juga kita memohon taufiq dan hidayah, wal hamdulillahi Rabbil 'alamin.

Ujung Gading Kamis 11 Ramadhan 1424 H/6 November 2003.

Minggu, 08 September 2013

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 124 S/D 134



ISLAM AGAMA IBRAHIM DAN ANAK-ANAKNYA

وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ(124) وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ(125) وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ(126) وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ(127) رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ(128) رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ(129) وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلاَّ مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ(130) إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ(131) وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ(132) أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ ءَابَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ(133) تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ وَلاَ تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ(134)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim".(124) Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i`tikaaf, yang ruku` dan yang sujud".(125) Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".(126) Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".(127) Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(128) Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(129) Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.(130) Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".(131) Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".(132) Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggal-ku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."(133) Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertang-gungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.(134)

URAIAN AYAT

Pada penggal ayat ini Allah SWT mengingatkan Bani Israil dan kaum Quraisy kepada nenek moyang mereka Ibrahim bersama puteranya Ismail (sebagai nenek moyang Quraisy) dan Ishak (sebagai nenek moyang Bani Israil)… Dengan ini mereka diajak untuk meninjau sejarah dan meneladani prilaku nenek moyang mereka yang terpuji…

وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan),

Ingatlah wahai Muhammad cobaan dan ujian yang telah diberikan Allah SWT kepada Ibrahim untuk menerima perintah dan larangan… Ibrahim menerimanya dengan tulus ikhlas

فَأَتَمَّهُنَّ
lalu Ibrahim menunaikannya.

Ibrahim memegang teguh amanat dan setia kepada janji… Dia sama sekali tidak terpengaruh oleh nilai-nilai duniawi yang menipu ini. Oleh sebab itu Ibrahim berhak menerima kemuliaan di sisi Allah:
قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia".

Imam yang menuntun manusia menuju ridha Allah, yang menunjukkan mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah… Mana yang membawa ke surga dan mana yang menjerumuskan ke neraka…

Sewaktu Ibrahim menerima penghargaan ini, maka tergeraklah di hatinya suatu keinginan fithrawii; agar penghargaan dan kemuliaan ini juga berlanjut kepada anak cucunya

قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي
Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku".

Namun Allah SWT memberikan jawaban tegas:
قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ(124)
Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim".(124)

Kemuliaan ini hanya berlaku bagi mereka yang mau berupaya mencapainya. Dan tidak berlaku sama sekali bagi mereka yang zalim. Yaitu kezaliman dangan segala ruang lingkup dan manifestasinya… puncak kezaliman itu adalah syirik.

Selanjutnya dikemukakan pula bagaimana kemuliaan melimpahi Ibrahim dan anaknya Ismail… Ketika keduanya diperintahkan untuk membersihkan Ka'bah dari segala kotoran; terutama dari berhala-berhala yang nyata-nyata suatu kezaliman yang sangat besar. Ka'bah telah dijadikan tempat berkumpul bagi manusia untuk beribadat kepada Allah SWT semata, dan tempat yang aman.

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman.

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat.

Bukan untuk berbuat maksiat seperti yang dilakukan kafir Quraisy.

Ka'bah bukanlah milik Ibrahim dan anak keturunannya, tetapi mereka hanyalah sebagai pelayan dari perintah Allah untuk mempersiapkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi para pengun-jung dan hamba-hambaNya yang beriman…

وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ(125)
Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i`tikaaf, yang ruku` dan yang sujud".(125)

Di sini jelas terungkap betapa jauhnya penyimpangan kafir Quraisy dari jalan hidup Ibrahim dan Ismail…

Sebagai penjaga Ka'bah Quraisy malah mengotorinya dengan beratus-ratus berhala yang mereka sembah bersama Allah… Dan mereka menghalang-halangi ummat mukminin untuk ber-ibadah di situ, bahkan memfitnah dan mengusir kaum mukminin berhijrah meninggalkannya…

Adegan berikutnya menggambarkan bagai-mana Ibrahim dan Ismail menerima perintah ini, berikut pengharapan dan do'a yang mereka ajukan ke hadhirat Ilahi:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا ءَامِنًا
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa,

Negeri yang terlepas dari marabahaya dan huru hara…
وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.

Alangkah tingginya sopan santun yang bermuara dari cahaya kenabian itu… Ibrahim meminta kepada Ilahi agar memberikan rezeki dari buah-buahan kepada penduduk Mekkah; dan do'a adalah otak ibadah yang paling suci diajukan hamba kepada Rabbnya, maka dengan berhati-hati beliau membatasi do'anya bagi penduduk yang beriman kepada Allah dan hari akhirat…

Do'anya dijawab Allah:
قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً
Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara,

Bukan hanya kepada penduduk yang beriman, bahkan orang kafirpun diberi kesenangan sementara; selama menjalani kehidupan fana ini.

ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ(126)
kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".(126)


Adegan beralih kepada episode yang lain, seaktu Ibrahim dan Ismail bekerja meninggikan bangunan Ka'bah:

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail

Dalam ketekunan bekerja sebagai pelayan rumah suci, yang hati mereka tercurah untuk mencari ridha dan cinta Ilahi, mereka selanjutnya mengajukan pengharapan…
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ(127)
(seraya berdo`a): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".(127)

Antara harap dan cemas, sebagai watak mukmin yang hakiki melanjutkan do'a:
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau

Terlukis suatu kesadaran bahwa manusia mengharungi lautan hidup penuh cobaan dan rintangan, bila hati tidak memiliki kemantapan, maka perjalanan hidup bisa melenceng jauh, sehingga tidak tunduk dan tidak patuh kepada Allah… Tiada sesuatu kekuatan yang dapat membentengi hamba dari penyelewengan ini, selain dari rahman dan rahim Allah jua… Ibrahim dan Ismail sadar bahwa hati berada dalam genggaman Yang Maha Rahman, maka mereka meminta kepada Allah agar menjadikan mereka orang yang tunduk patuh kepadaNya…

Bukan hanya buat mereka, tetapi berlanjut kepada anak cucu…

وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau

Dengan hati penuh pengharapan, mereka berdo'a pula, agar ditunjukkan tatacara dan tempat-tempat ibadah haji, serta memohon diterima taubatnya.

وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا
dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami.

إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ(128)
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(128)

Kemudian mengharapkan agar anak cucu mereka belakangan jangan sampai menjalani hidup tanpa hidayah, dan supaya di kalangan mereka kelak diutus seorang rasul:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka,
يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِكَ
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau,
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ
dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.
إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ(129)
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(129)

Sebagai perkenan atas do'a yang diajukan oleh Ibrahim dan Ismail, maka berabad-abad kemudian Allah mengutus dari anak cucunya, seorang rasul, yakni; Muhammad SAW.

Nyatalah bahwa Allah SWT Maha memperkenankan do'a, dan Dia Maha Mengetahui sesuai dengan hikmah kebijaksanaanNya, waktu kapan-kah do'a itu dimakbulkan.

Setelah itu, lanjutan ayat dihadapkan kepada pihak yang menantang ummat Islam dan menentang Rasulullah SAW dalam hal kenabian dan risalahnya. Bahwa agama Islam adalah agama Ibrahim; membencihi Islam sama dengan membencihi Ibrahim.
وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلاَّ مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri,
وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (130)
dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.(130)

Inti dari agama Ibrahim adalah Islam; tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam. Bukan tunduk patuh kepada yang lain dan itu pula inti ajaran Islam yang dibawa Muhammad SAW…

Pihak Quraisy, Yahudi dan Nashrani, di mana masing-masing pihak mengklaim diri sebagai orang-orang yang berhubungan erat dengan warisan agama Ibrahim disuruh untuk mencamkan peristiwa yang dialami Ibrahim…

إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ
Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!"
قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ(131)
Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".(131)

Ibrahim mewasiatkan perintah itu kepada anak-anaknya. Demikian pula Ya'kub sebagai nenek moyang Yahudi…
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub.
يَابَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ
 (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
فَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ(132)
maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".(132)

Jadi jelas tergambar bahwa Islam bukanlah agama yang menyimpang dari agama Ibrahim dan Ya'kub… Islam yang mengajarkan kepada manusia agar hanya menyembah Allah SWT, dan hanya tunduk dan patuh kepadaNya belaka…

Diungkapkan juga bagaimana Ya'kub ber-pesan kepada anak-anaknya, pada detik-detik terakhir kehidupannya.

أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ
Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut,

Maut adalah batas pemisah antara kehidupan dunia dengan alam barzah… Ketika ajal mulai menjelang, maka keinginan-keinginan duniawi mulai kehilangan arti. Pada waktu itu keinsafan dan ketulusan muncul kepermukaan… Sebagai seorang rasul yang telah memahami hakikat hidup yang sebenarnya, maka Ya'kub mengkhawatirkan jalan hidup yang akan ditempuh anak-anaknya sepeninggalnya. Detik itu, Ya'kub mengajukan pertanyaan kepada mereka:

إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي
ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?"

قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ ءَابَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا
Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa 

وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ(133)
dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."(133)

Mereka telah menampilkan amal usaha yang menuju ridha Allah, lalu Allah meridhai mereka.

Apa yang telah dicapai generasi terdahulu, sesuai dengan apa yang mereka usahakan… Generasi yang datang kemudian, akan menerima hasil usaha mereka sendiri…

تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ
Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan,

Dan setiap orang adalah bertanggung jawab atas amal perbuatan masing-masing…

وَلاَ تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ(134)
dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.(134)


Inilah konsepsi Islam yang berbeda dengan konsepsi jahiliyah… Iman itu tidak dapat diwariskan seperti mewariskan jabatan dan harta kekayaan… Iman tergantung kepada kemurnian hati dan keikhlasan dalam beramal… Keshalehan orang tua bukanlah barang warisan yang dapat dipindahkan kepada anak cucu…