WATAK BANI ISRAIL
(Lanjutan ayat)
وَلَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ
آَيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ (99) أَوَكُلَّمَا
عَاهَدُوا عَهْدًا نَبَذَهُ فَرِيقٌ مِنْهُمْ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
(100) وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ
نَبَذَ فَرِيقٌ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ كِتَابَ اللهِ وَرَاءَ
ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (101) وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو
الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ
الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى
الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ
حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ
مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ
بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا
يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي
الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا
يَعْلَمُونَ (102) وَلَوْ أَنَّهُمْ آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ
اللهِ خَيْرٌ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (103)
Dan
sesungguhnya Kami telah menurunkan ke-padamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada
yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.(99) Patutkah (mereka
ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan
mereka melemparkannya? Bahkan sebahagian besar dari mereka tidak beriman.(100)
Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan
apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi Kitab
(Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung) nya seolah-olah mereka
tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah).(101) Dan mereka mengikuti apa
yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka
mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir
(tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (menger-jakan
sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada
dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya
kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka
mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan
antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak
memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah.
Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa
yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di
akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau
mereka mengetahui.(102) Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa,
(niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah
adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui. (103)
URAIAN AYAT
Kumpulan ayat ini menerangkan bahwa Al-Quran adalah wahyu yang
diturunkan Allah SWT… hanya orang-orang fasik yang berani mengingkari-nya… Lalu
dihunjukkan kembali sikap mental Yahudi yang sudah dijerat sedemikian jauh oleh
kefasikan mereka, yang mencampakkan ajaran Taurat ke belakang dan
menginjak-injak ajaran yang terkandung di dalamnya, bahkan; mereka mengikuti
apa yang diceriterakan syaithan tentang masa Sulaiman. Mereka mengatakan;
Sulaiman itu adalah tukang sihir, dia mengetahui dan mengajarkan sihir, dan
menggerakkan sesuatu dengan perantaraan sihir.
Semua anggapan palsu itulah yang dibantah melalui ayat ini…
وَلَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ آَيَاتٍ بَيِّنَاتٍ
Dan
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas;
Di sini ditegaskan kepada Rasulullah SAW bahwa Al-Quran adalah wahyu
yang diturunkan Allah SWT, mengandung ayat-ayat yang jelas. Orang-orang yang
mengingkarinya adalah fasik dan menyeleweng!
وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ (99)
dan
tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.(99)
Selanjutnya mencela Bani Israil yang tidak pernah menepati janji, baik
perjanjian dengan Allah dan para nabi mereka sebelumnya, maupun janji mereka
dengan Rasulullah SAW. Di samping itu juga mencela sikap mental mereka yang
tidak mengacuhkan Al-Quran yang justeru membenarkan kitab yang ada paadaa
mereka sendiri.
أَوَكُلَّمَا عَاهَدُوا عَهْدًا نَبَذَهُ فَرِيقٌ
مِنْهُمْ
Patutkah
(mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji,
segolongan mereka melemparkannya?
بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
(100)
Bahkan
sebahagian besar dari mereka tidak beriman.(100)
Inilah kefasikan yang nyata. Kefasikan yang merusak fithrah mereka!
Fithrah yang pada dasarnya mengimani ayat-ayat Allah dan mendorong manusia agar
mantap dengan kebenaran.
Jadi kekafiran Yahudi itu berpangkal dari fithrah mereka yang telah
rusak oleh sikap mental fasik. Kefasikan yang merusak fithrah ini bermuara pula
dari sikap mental mengingkari janji, lalu diikuti oleh kenekatan untuk
mencampakkan ajaran Al-Kitab jauh-jauh ke belakang…!
Melalui ayat di atas sekaligus Allah SWT memperingatkan kaum muslimin
agar waspada menghadapi orang-orang Yahudi, dan menjauhi sikap mental mereka.
Yahudi telah mengingkari janji mereka dengan Allah di bawah gunung
Thursina, membatalkan janji dengan para nabi mereka, dan akhirnya melanggar janji yang mereka
perbuat dengan Nabi SAW pada waktu pertama kali beliau datang ke Medinah; janji
yang memberi mereka ketenteraman dengan syarat-syarat tertentu yang di-tuangkan
dalam Piagam Medinah. Tetapi, justeru merekalah orang yang pertama-tama
melanggarnya, menolong musuh, merusak agamanya sendiri, menyebar fitnah dan
perpecahan dalam barisan muslimin, semuanya bertentangan dengan ikatan janji
yang telah mereka buhul bersama Nabi SAW dan kaum muslimin.
وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللهِ مُصَدِّقٌ لِمَا
مَعَهُمْ
Dan
setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa
(kitab) yang ada pada mereka,
نَبَذَ فَرِيقٌ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ كِتَابَ اللهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ
sebahagian
dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang
(punggung) nya
كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (101)
seolah-olah
mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah).(101)
Alangkah buruknya watak Yahudi itu, mereka berbuat durjana dengan
sengaja membuang jauh ke belakang ajaran Al-Kitab, seolah-olah tidak
mengetahui!
Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ
سُلَيْمَانَ
Dan
mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir),
Mereka meninggalkan Al-Kitab yang diturunkan Allah, lalu mengikuti
apa-apa yang dibacakan syaithan tentang masa Sulaiman, syaithan yang mengatakan
bahwa Sulaiman adalah tukang sihir, dia mengetahui dan mengikuti sihir, dan
menggerakkan sesuatu dengan perantaraan sihir.
Ini adalah fitnah besar!
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ
padahal
Sulaiman tidak kafir (tidak mengerja-kan sihir),
وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا
hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan
sihir).
يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ
Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia
Selanjutnya Yahudi menyebar kebohongan bahwa sihir diturunkan Allah SWT
kepada dua orang malaikat, Harut dan Marut yang berdiam di Babil.
Siapa kedua malaikat Harut dan Marut itu?
Di sini kita tidak akan membahas pendapat yang simpang siur tentang
mereka, dan cukuplah bagi kita bahwa melalui kisah itu kita dapat mengetahui
kesesatan Bani Israil.
وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ
وَمَارُوتَ
dan
apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan
Marut,
Al-Quran menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya bahwa kedua malaikat
itu adalah ujian dan cobaan bagi manusia, dengan suatu tujuan yang tidak
kelihatan… oleh sebab itu kedua malaikat ini selalu mengatakan kepada siapa
saja yang datang kepada mereka untuk belajar sihir:
وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا
نَحْنُ فِتْنَةٌ
sedang
keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu),
فَلَا تَكْفُرْ
sebab
itu janganlah kamu kafir".
Sekali lagi Al-Quran memperingatkan bahwa mempelajari dan mempergunakan
sihir adalah sebagai kekafiran, hal itu terungkap dalam ucapan kedua malaikat
Harit dan Marut tadi! Namun banyak mereka yang tetap keras kepala belajar sihir
dari kedua malaikat ini, padahal mereka sudah diperingatkan, maka tercapailah maksud
dan ujian tersebut.
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ
الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ
Maka
mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka
dapat men-ceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya.
Hasil ujian adalah tersebarnya bencana dan kejahatan. Hancurnya
sendi-sendi kehidupan rumah tangga, sebagai fondasi tegaknya suatu masyarakat
dimana melalui sihir yang mereka pelajari dan praktekkan telah mencerai
beraikan antara suami dengan isteri.
Selanjutnya Al-Quran menegaskan konsepsi dasar Islam universal, yakni;
tidak ada sesuatupun yang terjadi di alam semesta tanpa seizin Allah.
وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللهِ
Dan
mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada
seorangpun kecuali dengan izin Allah.
Jadi, sihir dan segala manifestasinya sama sekali tidak akan terjadi
tanpa izin Allah SWT. Semuanya berlangsung dalam hubungan sebab akibat yang
diizinkan Allah. Dia Maha Kuasa meniadakan sifat ini karena sesuatu hikmah yang dikehendakiNya.
Sihir hanya berpengaruh atas sesuatu yang punya pengaruh dan dapat
dipengaruhi, jika diizinkan Allah. Oleh sebab itu pengaruh sihir dapat
dihilangkan kapan saja diinginiNya.
Ditegaskan pula hakikat yang terkandung dalam mempelajari sihir:
وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ
Dan
mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi
manfaat.
Mereka tahu bahwa mempelajari sihir adalah bertentangan dengan ajaran
Al-Kitab dan mereka-pun sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu mengakibatkan
kerugian besar di akhirat!
وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ
Demi,
sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab
Allah) dengan sihir itu,
مَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ
tiadalah
baginya keuntungan di akhirat
Alangkah buruknya apa yang mereka beli dengan harga diri mereka sendiri:
وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا
يَعْلَمُونَ (102)
dan
amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka
mengetahui.
Semestinya mereka mantap dalam lingkungan iman dan taqwa, bukan berbuat
sesuatu yang sangat merugikan di akhirat!
وَلَوْ أَنَّهُمْ آَمَنُوا وَاتَّقَوْا
Sesungguhnya
kalau mereka beriman dan ber-takwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala),
لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللهِ
خَيْرٌ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (103)
dan
sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.
(103)