Senin, 13 Juli 2015

TERJEMAHAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 153 SD 157

COBAAN DALAM MENEGAKKAN KEBENARAN

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (153) وَلاَ تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لاَ تَشْعُرُونَ (154) وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ(155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا ِللهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157)

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(153) Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.(154) Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,(155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"(156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(157)

URAIAN AYAT

Kumpulan ayat di atas memberikan arahan kepada ummat beriman agar menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong, terutama dalam memikul tugas-tugas dan tanggung jawab, serta peranan mereka yang besar sebagai ummat pertengahan dan saksi kebenaran bagi manusia.

Mereka diseru agar berjihad di jalan Allah dan mengikis habis segala anggapan keliru atas orang-orang yang mati terbunuh di medan laga fii sabilillah… Yang oleh sebagian orang dianggap mati sia-sia… Mereka para syuhadak pada hakikatnya hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.

Allah SWT menegaskan pula bahwa ummat beriman pasti akan mengalami ujian kehidupan seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan… Semuanya harus dihadapi dengan sabar…

Orang yang sabar adalah orang tabah menghadapi suka duka kehidupan dengan keimanan yang mantap; bahwa kita ini milik Allah dan kepada Allah jua kita kembali. Jadi, kata-kata Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun, bukanlah suatu ungkapan hampa tanpa makna… Tetapi terpancar dari keimanan yang mengkristal di lubuk hati:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
Hai orang-orang yang beriman,

 اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,

إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ(153)
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(153)

Sebelum ayat  153 ini, maka pada ayat 45 surat Al-Baqarah telah diterangkan pula bahwa Allah SWT menyeru Bani Israil yang terombang ambing dipermainkan oleh kesesatan itu… Bahwa mereka adalah seperti orang-orang yang tenggelam diterpa badai topan, sementara kegelapan menyelimuti di sana-sini. Tak ada orang lain yang bisa menye-lamatkannya.

Mereka bisa selamat, jika mau membalikkan bahteranya yang tertelungkup; mumpung mereka masih memiliki sisa-sisa tenaga yang ada, dan tidak hanyut melepaskan bahtera yang masih ada…

Mereka harus menolong dirinya sendiri:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.

Sabar menjunjung tinggi petunjuk… Sabar menempuh kehidupan dunia dan menggapai kebahagiaan akhirat… Sabar melawan hawa nafsu, iblis dan syethan yang bercokol di lubuk hati…

Menegakkan shalat dalam arti yang sesungguhnya; menjadikan hidup dan mati, serta segala apapun yang dimiliki demi mencari ridha Ilahi. (lihat juz I, uraian ayat 45)

Di sini Allah menghadapkan seruan yang serupa kepada ummat beriman, karena orang-orang yang beriman tidak akan pernah sepi dari beraneka ragam ujian dan cobaan dalam menempuh kehidupan fana ini; terutama dalam mengemban tugas pengabdian dan memikul amanah sebagai khalifatullah fil ardh. 

Ujian-ujian itu akan datang silih berganti setara dengan tingkat keimanan yang bertahta di lubuk hati. Ini pula yang ditegaskan Allah pada surat lain:

الم(1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُونَ(2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ(3)
Alif laam miim.(1) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?(2) Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.(QS. 29 Al-Ankabut: 1-3)

Ummat beriman yang telah ditampilkan ke gelanggang kehidupan itu dituntut untuk berjuang sepenuh hati; dengan harta, jiwa dan raga, untuk menegakkan agama Allah. Terutama menghadapi orang-orang kafir yang selalu berupaya mema-damkan sinar agama Allah di manapun mereka berada.

Demikianlah yang dihadapi Rasulullah SAW dan para sahabat bermula, sehingga Allah SWT mengizinkan beliau berperang melawan kezaliman yang dihadapkan oleh kafir Quraisy itu. Maka terjadilah peperangan yang menimbulkan korban jiwa di kedua belah pihak.

Ketika itu gugur di antara para sahabat mendapatkan syahid di jalan Allah…

Menanggapi gugurnya para sahabat itu, maka timbullah penilaian negatif terutama yang bersumber dari orang-orang yang lemah iman; yang menganggap para syuhadak menjalani mati sia-sia, maka turunlah surat Al-Baqarah ayat  154.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut di atas (QS.2: 154) sehubungan dengan gugurnya sahabat Nabi SAW, yaitu Tamim bin Hammam pada peperangan Badar, dan dalam peristiwa itu gugur pula para sahabat lainnya. Diriwayatkan oleh Ibnu Mandah dari As-Suddi As-Shaghir, dari Al-Kalbi, dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa para ulama sepakat bahwa yang gugur itu 'Umair bin Al-Hammam, tetapi As-Suddi keliru menyebutnya. Diriwayatkan oleh Abu Naim.

Dengan timbulnya penilaian negatif atas para syhadak ini, maka Allah menyeru ummat beriman:

وَلاَ تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللهِ أَمْوَاتٌ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati;

Itulah pandangan keliru… pandangan yang hanya berdasarkan penilaian duniawi yang dekil dan kerdil…

بَلْ أَحْيَاءٌ
bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup,

mereka hidup di alam yang berbeda:

وَلَكِنْ لاَ تَشْعُرُونَ(154)
tetapi kamu tidak menyadarinya.(154)

Para syuhadak itu mendapat rahmat dan karunia Allah, seperti diterangkan pada surat Ali Imran ayat 165-170:

أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(165) وَمَا أَصَابَكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ فَبِإِذْنِ اللهِ وَلِيَعْلَمَ الْمُؤْمِنِينَ(166) وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أَوِ ادْفَعُوا قَالُوا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالاًً َلاتَّبَعْنَاكُمْ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلإِيمَانِ يَقُولُونَ بِأَفْواهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ(167) الَّذِينَ قَالُوا ِلإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا قُلْ فَادْرَءُوا عَنْ أَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(168) وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ(169) فَرِحِينَ بِمَا ءَاتَاهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ(170) يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ(171)

Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: "Dari mana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(165) Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman.(166) dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)". Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.(167) Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar."(168) Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.(169) mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(170) Mereka bergirang hati dengan ni`mat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.(171)

Selanjutnya Allah SWT menerangkan tentang realitas iman dan manifestasinya sepanjang kehi-dupan, bahwa ummat mukmin pasti menghadapi ujian:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ


Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada-mu,
مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ

dengan sedikit ketakutan, kelaparan,

وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.

Seperti yang disebut sebelumnya, bahwa ujian keimanan ini adalah untuk menentukan mutu iman yang ada di dalam jiwa setiap mukmin. Barangsiapa yang gugur menghadapi cobaan-cobaan ini, niscaya lunturlah nilai imannya dan terjerumuslah hidupnya ke lembah kesia-siaan.

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ(155)
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,(155)

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا ِللهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ(156)
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"(156)

Jadi, orang-orang yang sabar adalah mereka yang tabah menghadapi segala ujian kehidupan ini, dan di dalam jiwa mereka tertanam akidah tauhid yang tak tergoyahkan oleh apapun… Mereka menginsafi bahwa diri mereka adalah milik Allah SWT dan pasti akan kembali kepadaNya jua.
Kesadaran iman yang begitu mendalam membuat ummat mukmin merasa ringan menghadapi segala cobaan…

Mereka tidak seperti cacing kepanasan bila menghadapi kesusahan dan penderitaan… dan tidaka akan seperti kacang yang lupa dikulit bila menghadapi terik mentari….

أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka,

Segala kesabaran yang muncul dari jiwa iman yang mantap, sudah pada tempatnya dibalasi Allah SWT dengan balasan yang berlimapah…

Mereka yang sedemikian rupa, mendapat shalawat yakni; keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Allah SWT.

Mana lagi nikmat yang lebih sempurna dari demikian?

وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ(157)
dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(157)

Orang yang mendapat petunjuk, hidup di jalan lempang; jalan yang lurus…

Mereka tidak akan sesat menempuh jalan ke tujuan… Jalan yang terbentang luas dan panjang, dari Allah menuju Allah… dan meraih mardhatillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar