Rabu, 15 Juli 2015

TERJEMAHAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 158

SA'I ANTARA SHAFA DAN MARWAH

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ(158)

Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa`i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.(158)

URAIAN AYAT

Setelah Allah SWT menyeru ummat beriman agar menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong, karena Allah SWT pasti akan menguji mereka dengan beraneka ragam ujian iman… maka pada ayat 158 ini Allah SWT menyebut tentang manasik hajji…

Manasik (tata cara pelaksanaan ibadah) hajji, adalah suatu ibadah yang mengingatkan ummat mukmin sepanjang sejarah akan perjuangan, ketabahan dan kesabaran Ibrahim sekeluarga dalam menjunjung tinggi agama Allah SWT… Sekaligus mengandung tauladan dalam menghayati arti sabar dan shalat sebagai penolong…

Ibrahim a.s. meninggalkan anak bersama isterinya (Ismail dan Hajar) di lembah Bakkah dengan perbekalan seadanya… sementara beliau diperintah agar kembali ke Palestina…

Lembah Bakkah, yang berada di pusat kota Mekkah sekarang; pada masa itu tidak ditumbuhi tanaman apapun… Ia adalah lembah dengan latar belakang padang sahara tandus nan gersang…

Hajar dan Ismail kehabisan bekal air minum…

Hajar berupaya mencari air, sementara Ismail kecil menangis kehausan… hajar melihat fata-morgana yang di sangka air di bukit Shafa, lalu berlari-lari kecil ke sana… Di sana ia tidak mendapatkan apa… Di bukit tandus ini ia mengedar pandang, kalau-kalau ada air di suatu tempat pelepas dahaga… Pandangannya tertuju ke jurusan bukit Marwa, terlihat bayangan air di sana… dia berlari kecil menuju Marwa, namun air tetap tiada… Tujuh kali berlari antara Shafa dan Marwa, namun air tetap tiada…

Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, dengan kasih dan sayangNya berkenan melepas-kan hambaNya ini dari penderitaan… Seperti janjiNya yang abadi: "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar." (QS. 65:2), maka Allah SWT menganugerahi air Zamzam, yang justeru terpancar dari jurusan kaki Ismail menangis…

Sesungguhnya yang dialami Ibrahim dan keluarganya, adalah suatu drama kehidupan yang menggambarkan pengabdian tingkat tinggi kepada Allah… Allah SWT telah menjadikan pengalaman Ibrahim dan keluarganya sebagai bahagian syari'at…

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللهِ

Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah.

Di sini drama tentang perjuangan iman  dimainkan dan dihayati sepenuh jiwa… Drama tentang arti kesabaran yang ditampilkan Hajar ketika berjuang mencari air pelepas dahaga… dan bahwa orang beriman haruslah berusaha semaksimal mungkin dengan segenap daya upaya yang dianugerahkan Tuhan kepadanya untuk mendapatkan pertolongan, tetapi keputusan tetap di tangan Allah… Boleh jadi Allah memberikan bantuan melalui usahanya, atau melalui jalur lain di luar dugaan…

Syi'ar Agama Allah SWT ini, yang diwariskan oleh keluarga Ibrahim yang hanif itu, setelah melewati rentang waktu yang lama, pada akhirnya dinodai oleh orang-orang musyrik, sehingga datang Muhammad SAW membersihkannya dari segala penyelewengan itu.

Mengingat banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik di tempat ini, bahkan di antara kaum muslimin ada yang beranggapan bahwa beribadat di tempat ini adalah suatu dosa… dan ini pula yang menjadi latar belakang sebab turun ayat.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa 'Urwah bertanya kepada 'Aisyah: "Bagaimana pendapatmu tentang firman Allah "Innas shafa wal marwata hingga akhir ayat" (QS. 2:158). Menurut pendapatku ayat ini menegaskan bahwa orang yangtidak thawaf di kedua tempat itu tidak berdosa", 'Aisyah menjawab: "Sebenarnya ta'wil-mu (interprestasimu) itu, hai anak saudariku, tidaklah benar. Akan tetapi ayat ini (QS. 2:158) turun mengenai kaum Anshar, mereka yang sebelum Islam mengadakan upacara keagamaan kepada Manat (tuhan mereka) yang jahat, menolak berthawaf antara Shafa dan Marwah. Mereka bertanya kepada Rasulullah SAW: "Wahai Rasulullah, di zaman Jahiliyyah kami berkeberatan untuk thawaf di Shafa dan Marwah". Diriwayat-kan oleh As-Syaikhani dan yang lainnya dari 'Urwah yang bersumber dari 'Aisyah.

Di dalam riwayat lainnya dikemukakan bahwa 'Ashim bin Sulaiman bertanya kepada Anas tentang Shafa dan Marwah. Anas berkata: "Kami berpendapat bahwa thawaf antara Shafa dan Marwah adalah upacara di zaman Jahiliyyah, dan ketika Islam datang, kami tidak melakukannya lagi". Maka turunlah ayat tersebut di atas (QS. 2:158) yang menegaskan hukum sa'i dalam Islam. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bersumber dari 'Ashim bin Sulaiman.

Dalam riwayat lainnya dikemukakan bahwa Ibnu Abbas menerangkan bahwa syaithan-syaithan di zaman Jahiliyyah berkeliaran pada malam hari antara Shafa dan Marwah, dan di antara kedua tempat itu terletak berhala-berhala mereka. Ketika Islam datang, kaum Muslimin berkata kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah kami tidak akan berthawaf antara Shafa dan Marwah, karena upacara itu biasa kami lakukan di zaman Jahiliyyah". Maka turunlah ayat tersebut di atas (QS. 2 :158). Diriwayatkan oleh Al-Hakim yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Di sini juga terdapat pelajaran yang mendalam tentang hakikat Islam yang dihayati para sahabat. Bahwa Islam menjauhkan mereka sejauh-jauhnya dari segala pandangan Jahiliyyah. Kebencian mereka kepada kejahiliyyahan itu membuat mereka menolak segala apapun yang berbaur jahiliyyah…

فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ

Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah,

Barangsiapa yang berziarah, mengunjungi Baitullah di Makkah al-mukarramah, yaitu rumah ibadah yang pertama dibangun di permukaan bumi ini… Tempat ibadah semenjak zaman Adam, lalu kemudian dibangun kembali oleh Ibrahim dan Ismail…

فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا

maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa`i antara keduanya.

Sa'i berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah, yang mengingatkan ummat mukmin kepada perjuangan dan ketabahan Hajar dalam menjalani ujian dan perintah Ilahi. Dan bahwa Allah SWT adalah Penjamin nasib hamba yang patuh berserah diri kepadaNya.

Jadi pelaksanaan sa'i di sini sama sekali berlainan dengan yang dilakukan orang-orang Jahiliyyah; yang melakukannya menurut tradisi jahiliyyah belaka. Tetapi, sa'i antara Shafa dan Marwah adalah atas konsepsi baru yaitu demi Allah belaka.

Di akhir ayat ini Allah SWT menerangkan dimana sebahagian sahabat merasa keberatan mengerjakan sa'i di situ, karena tempat itu bekas tempat berhala. Dan di masa jahiliyyahpun tempat ini digunakan sebagai tempat sa'i…

وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ(158)

Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.


Allah mensyukuri hambaNya: memberi pahala terhadap amal-amal hambaNya, mema'afkan kesalahannya, menambah nikmatNya dan sebagainya, sehingga mereka selamat dalam perjalanan pajang menuju tujuan di alam sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar