SA'I ANTARA SHAFA DAN MARWAH
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللهِ فَمَنْ
حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا
وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ(158)
Sesungguhnya
Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barangsiapa yang
beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya
mengerjakan sa`i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu
kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha Mengetahui.(158)
URAIAN AYAT
Setelah Allah SWT
menyeru ummat beriman agar menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong, karena
Allah SWT pasti akan menguji mereka dengan beraneka ragam ujian iman… maka pada
ayat 158 ini Allah SWT menyebut tentang manasik hajji…
Manasik (tata cara
pelaksanaan ibadah) hajji, adalah suatu ibadah yang mengingatkan ummat mukmin
sepanjang sejarah akan perjuangan, ketabahan dan kesabaran Ibrahim sekeluarga
dalam menjunjung tinggi agama Allah SWT… Sekaligus mengandung tauladan dalam
menghayati arti sabar dan shalat sebagai penolong…
Ibrahim a.s.
meninggalkan anak bersama isterinya (Ismail dan Hajar) di lembah Bakkah dengan
perbekalan seadanya… sementara beliau diperintah agar kembali ke Palestina…
Lembah Bakkah, yang
berada di pusat kota
Mekkah sekarang; pada masa itu tidak ditumbuhi tanaman apapun… Ia adalah lembah
dengan latar belakang padang
sahara tandus nan gersang…
Hajar dan Ismail kehabisan bekal air minum…
Hajar berupaya
mencari air, sementara Ismail kecil menangis kehausan… hajar melihat fata-morgana
yang di sangka air di bukit Shafa, lalu berlari-lari kecil ke sana … Di sana ia tidak mendapatkan apa… Di bukit
tandus ini ia mengedar pandang, kalau-kalau ada air di suatu tempat pelepas
dahaga… Pandangannya tertuju ke jurusan bukit Marwa, terlihat bayangan air di sana … dia berlari kecil
menuju Marwa, namun air tetap tiada… Tujuh kali berlari antara Shafa dan Marwa,
namun air tetap tiada…
Allah Maha
Pengasih, Maha Penyayang, dengan kasih dan sayangNya berkenan melepas-kan hambaNya
ini dari penderitaan… Seperti janjiNya yang abadi: "Barang siapa
yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke
luar." (QS. 65:2), maka Allah SWT
menganugerahi air Zamzam, yang justeru terpancar dari jurusan kaki Ismail
menangis…
Sesungguhnya yang
dialami Ibrahim dan keluarganya, adalah suatu drama kehidupan yang
menggambarkan pengabdian tingkat tinggi kepada Allah… Allah SWT telah
menjadikan pengalaman Ibrahim dan keluarganya sebagai bahagian syari'at…
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللهِ
Sesungguhnya
Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah.
Di sini drama
tentang perjuangan iman dimainkan dan
dihayati sepenuh jiwa… Drama tentang arti kesabaran yang ditampilkan Hajar
ketika berjuang mencari air pelepas dahaga… dan bahwa orang beriman haruslah
berusaha semaksimal mungkin dengan segenap daya upaya yang dianugerahkan Tuhan
kepadanya untuk mendapatkan pertolongan, tetapi keputusan tetap di tangan
Allah… Boleh jadi Allah memberikan bantuan melalui usahanya, atau melalui jalur
lain di luar dugaan…
Syi'ar Agama Allah
SWT ini, yang diwariskan oleh keluarga Ibrahim yang hanif itu, setelah melewati
rentang waktu yang lama, pada akhirnya dinodai oleh orang-orang musyrik,
sehingga datang Muhammad SAW membersihkannya dari segala penyelewengan itu.
Mengingat banyaknya
penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik di tempat ini, bahkan di
antara kaum muslimin ada yang beranggapan bahwa beribadat di tempat ini adalah
suatu dosa… dan ini pula yang menjadi latar belakang sebab turun ayat.
Dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa 'Urwah bertanya kepada 'Aisyah: "Bagaimana pendapatmu
tentang firman Allah "Innas shafa wal marwata hingga akhir ayat" (QS.
2:158). Menurut pendapatku ayat ini menegaskan bahwa orang yangtidak thawaf di
kedua tempat itu tidak berdosa", 'Aisyah menjawab: "Sebenarnya ta'wil-mu
(interprestasimu) itu, hai anak saudariku, tidaklah benar. Akan tetapi ayat ini
(QS. 2:158) turun mengenai kaum Anshar, mereka yang sebelum Islam mengadakan
upacara keagamaan kepada Manat (tuhan mereka) yang jahat, menolak berthawaf
antara Shafa dan Marwah. Mereka bertanya kepada Rasulullah SAW: "Wahai
Rasulullah, di zaman Jahiliyyah kami berkeberatan untuk thawaf di Shafa dan
Marwah". Diriwayat-kan oleh As-Syaikhani dan yang lainnya dari 'Urwah yang
bersumber dari 'Aisyah.
Di dalam riwayat
lainnya dikemukakan bahwa 'Ashim bin Sulaiman bertanya kepada Anas tentang
Shafa dan Marwah. Anas berkata: "Kami berpendapat bahwa thawaf antara
Shafa dan Marwah adalah upacara di zaman Jahiliyyah, dan ketika Islam datang,
kami tidak melakukannya lagi". Maka turunlah ayat tersebut di atas (QS.
2:158) yang menegaskan hukum sa'i dalam Islam. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari
yang bersumber dari 'Ashim bin Sulaiman.
Dalam riwayat
lainnya dikemukakan bahwa Ibnu Abbas menerangkan bahwa syaithan-syaithan di
zaman Jahiliyyah berkeliaran pada malam hari antara Shafa dan Marwah, dan di
antara kedua tempat itu terletak berhala-berhala mereka. Ketika Islam datang,
kaum Muslimin berkata kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah kami tidak
akan berthawaf antara Shafa dan Marwah, karena upacara itu biasa kami lakukan
di zaman Jahiliyyah". Maka turunlah ayat tersebut di atas (QS. 2 :158).
Diriwayatkan oleh Al-Hakim yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Di sini juga
terdapat pelajaran yang mendalam tentang hakikat Islam yang dihayati para
sahabat. Bahwa Islam menjauhkan mereka sejauh-jauhnya dari segala pandangan
Jahiliyyah. Kebencian mereka kepada kejahiliyyahan itu membuat mereka menolak
segala apapun yang berbaur jahiliyyah…
فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ
Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah,
Barangsiapa yang
berziarah, mengunjungi Baitullah di Makkah al-mukarramah, yaitu rumah ibadah
yang pertama dibangun di permukaan bumi ini… Tempat ibadah semenjak zaman Adam,
lalu kemudian dibangun kembali oleh Ibrahim dan Ismail…
فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا
maka
tidak ada dosa baginya mengerjakan sa`i antara keduanya.
Sa'i berlari-lari
kecil antara Shafa dan Marwah, yang mengingatkan ummat mukmin kepada perjuangan
dan ketabahan Hajar dalam menjalani ujian dan perintah Ilahi. Dan bahwa Allah
SWT adalah Penjamin nasib hamba yang patuh berserah diri kepadaNya.
Jadi pelaksanaan
sa'i di sini sama sekali berlainan dengan yang dilakukan orang-orang
Jahiliyyah; yang melakukannya menurut tradisi jahiliyyah belaka. Tetapi, sa'i
antara Shafa dan Marwah adalah atas konsepsi baru yaitu demi Allah belaka.
Di akhir ayat ini
Allah SWT menerangkan dimana sebahagian sahabat merasa keberatan mengerjakan sa'i
di situ, karena tempat itu bekas tempat berhala. Dan di masa jahiliyyahpun
tempat ini digunakan sebagai tempat sa'i…
وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ(158)
Dan
barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka
sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
Allah mensyukuri
hambaNya: memberi pahala terhadap amal-amal hambaNya, mema'afkan kesalahannya,
menambah nikmatNya dan sebagainya, sehingga mereka selamat dalam perjalanan
pajang menuju tujuan di alam sana .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar