Minggu, 20 November 2011

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 93 S/D 98



WATAK BANI ISRAIL

(Lanjutan ayat)

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا ءَاتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُمْ بِهِ إِيمَانُكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ(93) قُلْ إِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الآخِرَةُ عِنْدَ اللهِ خَالِصَةً مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(94) وَلَنْ يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ(95) وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ(96) قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ(97) مَنْ كَانَ عَدُوًّا ِللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ(98)
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkan-lah!" Mereka menjawab: "Kami mendengarkan tetapi tidak menta`ati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat)".(93) Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu), jika kamu memang benar.(94) Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.(95) Dan sungguh kamu akan men-dapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.(96) Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.(97) Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.(98)

URAIAN AYAT

Melalui kumpulan ayat di atas Allah SWT kembali mengingatkan Bani Israil kepada ikatan janji yang telah dibuhul mereka di hadapan Allah SWT dengan latar belakang bukit Thursina diangkat si atas puncak kepala mereka.

Mereka diperintah agar memegang teguh ajaran Al-Kitab dengan segala kekuatan:

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu

Alangkah dahsyatnya peristiwa sewaktu ber-langsungnya perjanjian itu, yang di atas kepala mereka diangkat Allah bukit Thursina.

خُذُوا مَا ءَاتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا
 (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!"

Seperti yang kita ungkapan dalam uraian ayat 63 surat Al-Baqarah sebelumnya "Khudzuu maa aatainaakum biquwwah", dapat diterjemahkan dengan "terimalah apa yang Kami berikan kepadamu dengan (segenap) kekuatan". Mengandung penger-tian bahwa mereka diperintah untuk menjunjung tinggi ajaran Al-Kitab dengan segala kekuatan. Itulah kekuatan dalam arti yang seluas-luasnya; kekuatan iman dan taqwa, kekuatan ilmu dan amal, kekuatan harta dan jiwa raga, dan seterusnya…. dan seterusnya…
قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا
Mereka menjawab: "Kami mendengarkan tetapi tidak menta`ati".

Sebenarnya mereka hanya mengatakan "kami mendengar" dan tidak mengatakan "kami tidak menta'ati", lalu kenapa ucapan mereka dimunculkan? Ini adalah penggambaran yang hidup dan lugu. Dengan mulut mereka mengatakan "kami mendengar". Dengan perbuatan mereka menyata-kan "tidak kami ta'ati'. Suatu perbuatan nyata yang diungkapkan dengan ucapan lidah. Dan amal perbuatan yang bertolak belakang dari yang telah diucapkan.

Cara penggambaran yang hidup dari kenyataan ini, menunjukkan salah satu prinsip umum Islam, bahwa suatu perkataan yang tidak dibuktikan dengan perbuatan, tidak berarti sama sekali.
وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ
Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya.

Di sini tergambar kecintaan mereka yang mendalam untuk menyembah anak sapi. Seolah-olah sapi dituangkan secara paksa ke dalam hati mereka. Penyebabnya adalah karena kekafiran…

Kepada orang-orang Yahudi yang berwatak sedemikian rupa – namun mereka masih berkoar-koar sebagai orang beriman – diserukan:
قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُمْ بِهِ إِيمَانُكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ(93)
Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat)".(93)

Orang-orang Yahudi mempropagandakan kepada ummat mukmin bahwa pengikut Muhammad tidak mendapat apa-apa di akhirat, dengan tujuan menggoyahkan keyakinan ummat Islam kepada agamanya dan kepada janji-janji Al-Quran. Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan kepada Nabi SAW untuk menantang orang-orang Yahudi ini bermubahalah yakni; mengadakan suatu sidang, sama-sama berdo'a kepada Allah untuk membinasakan golongan yang bohong.

Ibnu Jarir meriwayatkan yang bersumber dari Abi 'Aliah bahwa orang Yahudi berkata: "Tidak masuk surga kecuali pengikut agama Yahudi", maka turunlah ayat berikut:
قُلْ إِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الآخِرَةُ عِنْدَ اللهِ خَالِصَةً
Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah,
مِنْ دُونِ النَّاسِ
bukan untuk orang lain,
فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(94)
maka inginilah kematian (mu), jika kamu memang benar.(94)

Tantangan ini diiringi dengan penegasan bahwa mereka tidak akan menerima mubahalah karena mereka sadar bahwa mereka adalah di pihak yang bohong, dan tidak bersedia memohon kematian!
وَلَنْ يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا
Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya,
بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ
karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri).
وَاللهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ(95)
Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.(95)

Apabila kita meneliti ayat-ayat Al-Quran, ternyata tantangan mubahalah juga telah dihadapkan kepada orang-orang Nashrani yang membantah kisah Isa, seperti firman Allah SWT pada surat Ali Imran ayat 61:

فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ(61)
Siapa yang membantahmu tentang kisah `Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita ber-mubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la`nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.(QS.3: 61)

Tantangan yang ditujukan kepada orang-orang Yahudi ditegaskan pula pada surat Al-Jumu'ah ayaat 6 sd 8:

قُلْ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ ِللهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(6) وَلاَ يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ(7) قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ(8)
Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar". Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim. Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".(QS. 62: 6-8)

Ayat berikut menegaskan bahwa orang-orang Yahudi ini adalah jenis manusia yang cinta kepada kehidupan dunia, bahkan melebihi orang-orang musyrik:
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia),
وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا
bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik.

Orang yang rakus kepada kehidupan duniawi tidaklah mengharapkan kebahagiaan akhirat. Mereka akan berbuat apa saja demi mengejar dunia yang dekil, meskipun mengorbankan nilai-nilai akidah dan nilai kehidupan yang sesungguhnya…
يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ
Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun,
وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ
padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa.
وَاللهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ(96)
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.(96)

Kedengkian Yahudi kepada Rasulullah SAW dan ummat Islam sangat mendalam, bahkan kebencian itu mereka lampiaskan pula kepada Jibril yang mereka anggap telah salah alamat menurunkan wahyu kepada Yahudi.

Terdapat berbagai riwayat yang menerangkan kebencian Yahudi kepada Jibril karena menurut mereka, Jibril telah menyelewengkan perintah Tuhan terhadapnya berkenaan dengan kerasulan Muhammad SAW yang mereka musuhi.

Menurut riwayat Ahmad, At-Turmuzi dan An-Nasai yang bersumber dari Bakr bin Syaibah, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas bahwa; serombongan Yahudi menemui Nabi SAW dan berkata: "Wahai Abal Qasim! Kami bertanya kepada anda lima perkara. Jika anda dapat menerangkannya, maka tahulah kami bahwa anda seorang Nabi". Selanjutnya dalam hadits tersebut diterangkan pertanyaan mereka (1) apa yang diharamkan Israil terhadap dirinya sendiri, (2) tentang tanda-tanda kenabian, (3) tentang petir dan suaranya, (4) tentang bagaimana wanita dapat melahirkan laki-laki dan dapat juga perempuan, dan (5) siapa sebenarnya yang memberi kabar dari langit… di akhir hadits yang panjang dinyatakan bahwa mereka berkata: "Siapa sahabat engkau itu?!" yang dijawab oleh Nabi SAW: "Jibril!" Mereka berkata: "Apakah jibril yang biasa menurunkan perang, pembunuhan dan siksaan? Itu musuh kami. Jika anda mengatakan Mikail yang menurunkan rahmat, tanam-tanaman dan hujan, tentu lebih baik!" Sehubungan dengan peristiwa itulah turunnya ayat 93 surat Al-Baqarah ini…
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَى قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللهِ
Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah;

Jadi Jibril tidak berbuat apa-apa selain dari mematuhi perintah Allah. Jibril menurunkan Al-Quran kepada Muhammad SAW atas izin Allah:
مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.(97)

Selanjutnya datang ancaman atas prasangka Yahudi yang keliru:
مَنْ كَانَ عَدُوًّا ِللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ
Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail,
فَإِنَّ اللهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ(98)
maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.(98)

Orang-orang yang dimusuhi sepantasnya mendapat laknat dan azab di dunia dan di akhirat.

Selasa, 15 November 2011

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 87 S/D 92



WATAK BANI ISRAIL

(Lanjutan ayat)

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ وَءَاتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ (87) وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ لَعَنَهُمُ اللهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلاً مَا يُؤْمِنُونَ (88) وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللهِ  عَلَى الْكَافِرِينَ (89) بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ (90) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (91) وَلَقَدْ جَاءَكُمْ مُوسَى بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ (92)
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu`jizat) kepada `Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?(87) Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.(88) Dan setelah datang kepada mereka Al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la`nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.(89) Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.(90) Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al-Qur'an yang diturunkan Allah", mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al-Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al-Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"(91) Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mu`jizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim.(92)

URAIAN AYAT

Kumpulan ayat di atas masih membincang watak Yahudi berkenaan dengan sikap mental mereka terhadap kenabian dan para rasul. Mereka menolak dan menjauhi Islam dengan alasan bahwa mereka telah mempunyai ajaran yang lengkap dari para nabi mereka, dan bahwa mereka tetap menjalankan syari'at dari wasiat para nabi itu.

Melalui ayat ini Allah SWT membuka kedok mereka yang sesungguhnya:
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa,
وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ
dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul,
وَءَاتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ
dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu`jizat) kepada `Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus.

Tetapi bagaimana watak Yahudi?! Apakah mereka mengimani dan menghormati para rasul?!

Rupanya mereka tetap dalam kekufuran dan kebandelan! Mereka menginginkan para rasul mengajarkan sesuatu yang sesuai dengan selera nafsu mereka!

Sombong dan angkuh!

Sikap ini pula yang mereka tampilkan kepada Muhammad SAW dan ummat beriman… bahwa mereka tidak membutuhkan Rasulullah SAW dan ajaran yang beliau bawa karena mereka telah menerima ajaran para rasul dari bangsa mereka sendiri!

Apa benar demikian?!

Bukan! Mereka pembohong besar! Inilah yang terungkap dalam lanjutan ayat:

أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ
Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh;

Mana lagi bentuk kesombongan dan keang-kuhan yang lebih menjijikkan dari kesombongan dan keangkuhan kepada para rasul?!

Segala usaha untuk menyesuaikan ajaran agama dengan keinginan nafsu yang selalu berobah dan berganti adalah suatu fenomena yang hanya muncul kalau fithrah telah rusak, dimana kebenaran logika manusia itu sendiri sudah kabur. Logika yang benar seharusnya mengacu kepada agama dan sumbernya yang tidak berganti menuruti kemauan hawa nafsu. Sedangkan orang-orang yang melecehkan para rasul pada hakikatnya adalah melecehkan Allah. Padahal Allah Dialah Pencipta seluruh alam dan Pencipta manusia itu sendiri… Dialah Yang Maha Mengetahui ciptaanNya. Hanya Dia Yang Mengetahui hakikat yang baik dan yang buruk. Dengan kasih sayangNya telah berkenan memilih di antara manusia menjadi rasul, untuk menyam-paikan agama demi keselamatan manusia dunia dan akhirat. Tetapi orang-orang Yahudi berbuat keji kepada rasul-rasul:
فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ
maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan
وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ(87)
dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?(87)

Ketika orang-orang Yahudi Medinah diajak untuk beriman dalam arti yang sesungguhnya, maka mereka menolak dengan alasan:
وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ
Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup".

Mereka mengatakan: Hati kami telah terkunci tidak dapat ditembus oleh seruan baru dan tidak mau mendengar dakwah yang baru. Ungkapan ini mereka lontarkan karena kebencian yang mencengkeram hati mereka dan karena alasan-alasan keduniaan remeh temeh!
بَلْ لَعَنَهُمُ اللهُ بِكُفْرِهِمْ
Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka;
Kutuk laknat jatuh menimpa mereka sehingga hati mereka keras membatu, kelam pekat tak tertembusi cahaya.
فَقَلِيلاً مَا يُؤْمِنُونَ(88)
maka sedikit sekali mereka yang beriman.(88)

Sungguh suatu kekafiran yang sangat buruk karena mengingkari nabi yang justeru mereka tunggu untuk membantu mereka menghadapi orang-orang kafir. Nabi yang selalu mereka do'akan kehadirannya, Nabi yang telah datang membawa Al-Quran yang membenarkan Al-Kitab yang ada pada mereka:
وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ
Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka,
وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا
padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir,
فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ
maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya.
فَلَعْنَةُ اللهِ  عَلَى الْكَافِرِينَ(89)
Maka la`nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.(89)

Menurut Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Al-Baihaqqi bahwa; orang Yahudi Khaibar pernah memerangi suku Ghathafan. Setiap kali bertempur, kaum Yahudi menderita kekalahan. Lalu orang Yahudi meminta pertolong-an dengan pengajuan do'a: "Ya Allah! Sesungguh-nya kami bermohon kepadaMu dengan hak Muhammad, nabi yang ummi, yang telah Engkau janjikan kepada kami, akan Engkau utus dia di akhir zaman. Tidakkah Engkau akan menolong kami untuk menaklukkan mereka?!"

Mereka tetap berdo'a dengan do'a ini dalam pertempuran, sehingga mereka dapat mengalah-kan suku Ghathafan. Namun, setelah Rasulullah SAW diutus, mereka mengkafirinya, maka turunlah ayat 89 surat Al-Baqarah di atas.
Dalam versi lain dari Ibnu Abbas, disebutkan bahwa orang Yahudi memohon pertolongan kepada Allah guna mengalahkan suku Aus dan Khazraj dengan menyebut nama Rasulullah SAW sebelum diutus. Tetapi setelah Allah SWT mengutus rasul dari bangsa Arab, maka mereka mengkafirinya dan mengingkari ajaran yang beliau bawa. Bahkan, mengingkari apa yang pernah mereka katakan tentang rasul itu. Lalu Mu'az bin Jabal, Bisyr bin Barra' dan Daud bin Salamah mengatakan kepada mereka; "Wahai orang-orang Yahudi! Takutlah kalian kepada Allah dan masuklah kalian ke dalam Islam, karena kalian telah meminta pertolongan kepada Allah dengan memakai nama Muhammad untuk mengalahkan kami di waktu kami masih musyrik. Kalian memberi kabar kepada kami bahwa Muhammad SAW akan diutus, kalian terangkan sifat-sifat Muhammad dengan sifat yang dimilikinya!" Ungkapan ini ditanggapi oleh Salam bin Masykam salah seorang Bani Nadhir: "Dia tidak memenuhi kriteria yang kami kenal, bahkan bukan yang kami terangkan". Maka turunlah ayat 89 surat Al-Baqarah tadi sebagai jawaban atas prilaku Yahudi.
بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللهُ
Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah,
Mereka menjual diri sendiri dengan kekafiran… Kekafiran membawa kutuk laknat dan membenamkan ke dalam neraka. Suatu perniaga-an teramat merugi, dan perbuatan teramat pandir!
Mengapa mereka bertindak dungu?!
بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ
karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.

Jadi kedengkian telah memakan jantung hati mereka. Mereka dengki kepada Muhammad SAW karena Allah SWT menurunkan karuniaNya kepada beliau, padahal beliau bukan dari bangsa Yahudi.

Seolah-olah penentuan menjadi nabi adalah otoritas bangsa Yahudi! Padahal hanya Allah SWT belaka yang berhak menentukan siapa di antara hambaNya yang akan diangkat menjadi rasul.

Sifat dengki yang menguasai hati Yahudi, lalu menolak seruannya dengan alasan bahwa Muhammad SAW bukan orang Yahudi adalah alasan yang dicari-cari, alasan manusia keras kepala. Karena sudah sekian banyak nabi-nabi diutus kepada mereka dari kalangan mereka sendiri, namun mereka tetap bandel, sebagian mereka dustakan, sebagian lain mereka bunuh!
فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ
Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan.
وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ(90)
Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.(90)

Ayat berikut menggambarkan penolakan mereka kepada seruan Islam:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللهُ
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah",
قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا
mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami".

Jawaban Yahudi di sini jelas membuka tabir kesombongan dan keangkuhan, keirian dan kedengkian, seperti iblis menolak perintah Allah untuk bersujud menghormati Adam, dengan alasan bahwa dirinya lebih baik dari Adam.

"Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Jadi ukuran kebenaran adalah "yang diturunkan kepada kami", karena Yahudi merasa lebih unggul dari bangsa lain, maka segala yang bukan dari Yahudi harus ditolak! Inilah logika Yahudi yang kotor penuh kebusukan.
وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ
Dan mereka kafir kepada Al Qur'an yang diturunkan sesudahnya,
وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ
sedang Al Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka.

Sekarang datanglah penolakan Allah:
قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ(91)
Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"(91)

Seperti itukah sikap mukmin?! Membunuh nabi-nabi karena membawa ajaran yang tidak sesuai dengan hawa nafsumu, wahai orang-orang Yahudi?!

Kemudian mereka diingatkan lagi kepada perbuatan nenek moyang mereka kepada Musa:
وَلَقَدْ جَاءَكُمْ مُوسَى بِالْبَيِّنَاتِ
Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mu`jizat),
ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ
kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya,
وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ(92)
dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim.(92)

Jadi orang-orang Yahudi ini adalah orang-orang zalim bukan orang-orang beriman!

Senin, 07 November 2011

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 83 S/D 86


WATAK BANI ISRAIL
(Lanjutan ayat)


وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لاَ تَعْبُدُونَ إِلاَّ اللهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلاَّ قَلِيلاً مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ (83) وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ لاَ تَسْفِكُونَ دِمَاءَكُمْ وَلاَ تُخْرِجُونَ أَنْفُسَكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ ثُمَّ أَقْرَرْتُمْ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ (84) ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (85) أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنْصَرُونَ (86)

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (83) Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.(84) Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada seba-hagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.(85) Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.(86)

URAIAN AYAT

Kebejatan Bani Israil yang diungkapkan dalam kumpulan ayat di atas adalah menyangkut pengkhianatan mereka atas janji yang telah mereka ikrarkan di hadapan Allah. Namun, realitas belakangan, hanya sebagian kecil saja dari mereka yang setia kepada janji, sedang mayoritas mereka adalah berkhianat kepada janji itu.

Materi perjanjian yang diungkapkan di sini merupakan dasar pertama tauhid. Dasar semua risalah.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لاَ تَعْبُدُونَ إِلاَّ اللهَ

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah,

Kita sama sekali tidak dibenarkan mengabdikan diri kepada Allah, tidak boleh mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun, baik yang ada di alam nyata, maupun di alam pemikiran dan konsep-konsep… Ini pulalah materi pertama perjanjian yang diambil Allah SWT dari Bani Israil tadi.

Materi selanjutnya tentang kewajiban berbakti kepada ibu bapak, berbuat baik kepada karib kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ

dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum ke-rabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin,

Diiringi dengan materi tentang kewajiban berbicara yang baik kepada sesama manusia:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,

Kemudian tentang kewajiban mendirikan shalat dan menunaikan zakat:

وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ

dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.

Seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya, jelaslah bahwa materi perjanjian yang telah diambil Allah SAW dari Bani Israil tadi, merupakan prinsip yang kekal dari agama Allah SWT yang disampaikan oleh para nabi dan rasul. Tegasnya, itu pula yang disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada kita seluruh ummatnya.

Semestinya pihak Yahudi Medinah tampil sebagai pembela Islam, bukan berbuat sebaliknya…

Ayat berikut membuka tabir pengkhianatan Bani Israil terhadap materi perjanjian yang telah mereka ikrarkan:

ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلاَّ قَلِيلاً مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ (83)

Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.(83)

Kemudian diungkapkan pula tentang perjanjian yang mereka ikrarkan di hadapan Allah SWT untuk tidak saling menumpahkan darah dan tidak mengusir sesamanya dari kampung halaman.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ لاَ تَسْفِكُونَ دِمَاءَكُمْ

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang),

وَلاَ تُخْرِجُونَ أَنْفُسَكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ

dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu,

ثُمَّ أَقْرَرْتُمْ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ (84)

kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.(84)

Apa yang terjadi dalam realitas kehidupan mereka setelah itu?

ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ

Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya,

تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan;

وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ

tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu.

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ

Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?

فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia,

وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ

dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat.

وَمَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (85)

Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.(85)

Ayat ini berkenaan dengan orang Yahudi di Medinah sebelum hijrah Rasul SAW. Yahudi Bani Quraidzah bersekutu dengan suku Aus dan Yahudi Bani Nadhir bersekutu dengan orang-orang Khazraj. Antara suku Aus dan suku Khazraj sebelum Islam selalu terjadi persengketaan dan peperangan yang menyebabkan Bani Quraidzah membantu Aus dan Bani Nadhir membantu Khazraj. Sampai antara kedua suku Yahudi itupun terjadi peperangan dan tawan menawan karena membantu sekutunya. Tapi jika kemudian ada orang-orang Yahudi yang tertawan, maka kedua orang Yahudi ini sepakat untuk menebusnya kendatipun tadinya mereka berperang-perangan. Mereka lakukan dalam rangka melaksanakan hukum Taurat yang mewajibkan bagi mereka menebus sesama Yahudi. Maka jelas sekali mereka hanya melaksanakan sebagian Al-Kitab dan mengkufuri bagian yang lain, karena hendak mengejar kepentingan dunia.

Terpecahnya Yahudi kepada dua golongan yang masing-masing golongan bergabung dengan sekutu-sekutu sendiri, adalah strategi tradisional bagi orang-orang Israil yaitu, memegang tongkat di bagian tengah; bergabung dengan kelompok-kelompok yang saling bermusuhan adalah dalam rangka berjaga-jaga menghadapi segala kemungkinan, hingga bagaimanapun situasi mereka tetap memperoleh keuntungan, dan pada akhirnya menjamin kepentingan Yahudi; siapapun di antara kelompok itu memenangkan peperangan! Strategi ini adalah strategi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, tidak memegang janji; malah sepenuhnya mengandalkan kelicikan dan ikatan-ikatan keduniaan, mengharapkan bantuan hamba dan bukan Rabb hamba.

Dengan tegas Allah berfirman:

أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآَخِرَةِ

Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat,

Jadi mereka lebih mementingkan kehidupan duniawi yang dekil dan kerdil dari kehidupan akhirat yang suci dan kekal… Suatu bentuk pelanggaran janji dengan konsekwensi mendapat kehinaan pada kehidupan di dunia dan pada hari akhirat menghadapi siksaan yang sangat berat:

فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنْصَرُونَ (86)

maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.(86)

Dengan ini terjawablah sudah segala propaganda busuk Yahudi yang senantiasa berusaha menebar keonaran dalam barisan jamaah ummat Islam.

Allah SWT mengisahkan berita-berita Israil ini Rasulullah SAW dan ummat beriman sebagai peringatan untuk tidak terjerumus pada kesalahan yang sama. Jika terjerumus, maka mereka akan menerima resiko yang sama seperti yang diterima Yahudi itu.

Di sisi lain ummat beriman diberi penjelasan agar tidak terlampau berharap atas keimanan Yahudi, dan jika menghadapi perlakuan yang tidak senonoh dari pihak Yahudi, maka hendaklah ummat beriman bersabar, tidak lemah, apatis atau patah semangat dalam menegakkan agama Allah SWT.