Jumat, 21 Agustus 2015

TERJEMAHAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 204 SD 214

PERBUATAN ORANG MUNAFIK,
DAN COBAAN

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ (204) وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ الْفَسَادَ (205) وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ(206) وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللهِ وَاللهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (207) يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ(208) فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (209) هَلْ يَنْظُرُونَ إِلاَّ أَنْ يَأْتِيَهُمُ اللهُ فِي ظُلَلٍ مِنَ الْغَمَامِ وَالْمَلاَئِكَةُ وَقُضِيَ الأَمْرُ وَإِلَى اللهِ تُرْجَعُ الأُمُورُ(210) سَلْ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ ءَاتَيْنَاهُمْ مِنْ ءَايَةٍ بَيِّنَةٍ وَمَنْ يُبَدِّلْ نِعْمَةَ اللهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (211) زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ(212) كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلاَّ الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (213) أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللهِ أَلاَ إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيبٌ (214)

Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.(204) Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan bina-tang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (205) Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesom-bongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.(206) Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.(207) Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguh-nya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(208) Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(209) Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan (210) Tanyakan-lah kepada Bani Israil: "Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka". Dan barangsiapa yang menukar ni`mat Allah setelah datang ni`mat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.(211) Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah mem-beri rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(212) Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(213) Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.(214)

URAIAN AYAT

Pada kumpulan ayat di atas kita dapat melihat dua kelompok manusia yang saling bertolak belakang; kelompok munafik dengan golongan mukmin. Kelompok munafik berbicara dan memamerkan diri sebagai orang mukmin yang sebenarnya, padahal mereka adalah penantang yang sangat keras. Kelompok mukmin rela mengorbankan diri karena mencari keridhaan Allah…

Pembicaraan tentang golongan munafik sebenarnya telah kita uraikan sewaktu membahas uraian ayat 8 sampai 19 surat Al-Baqarah ini pada juz I, dan pada kumpulan ayat ini ditonjolkan pula sifat munafik yang keji dan berbahaya:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu,

Mereka pandai bersilat lidah, mengeluarkan kata-kata manis, seolah-olah mereka adalah teman akrab yang dipercayai.

وَيُشْهِدُ اللهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ

dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya,

Mereka memamerkan ketaqwaan kepada Allah…

وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ(204)

padahal ia adalah penantang yang paling keras.(204)

Inilah sifat munafik tulen, musang berbulu ayam… Di hati mereka menyimpan kebencian dan penantangan yang keras kepada ajaran Islam.

Sifat munafik yang keji ini diterangkan pula oleh Allah SWT pada ayat lain:

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللهِ وَاللهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ(1)

Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesung-guhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.(QS.Al-Munafiqun: 1)

Menurut sebagian riwayat, ayat ini turun berkenaan dengan sikap Al-Akhnas bin Syariq (seorang anggota komplotan Zukhra yang memusuhi Rasulullah SAW) datang kepada Nabi SAW mengutarakan maksudnya untuk masuk Islam dengan tutur bahasa yang sangat menarik, sehingga Nabi SAW sendiri mengaguminya. Di kala pulang dari Rasulullah SAW, ia melewati kebun dan ternak kaum muslimin. Ia bakar tanamannya dan bunuh ternak-ternaknya. Maka turunlah ayat 204 surat Al-Baqarah ini, mengingatkan kaum muslimin akan bahaya tipu daya mulut manis. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari As-Suddi.

Kaum muslimin jangan cepat tertipu oleh penampilan lahir seseorang, atau tergoda oleh bujuk rayu dan kata-kata manis… Tetapi hendak-lah selalu waspada menghadapi kemungkinan buruk yang muncul dari orang munafik.

وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا

Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya,

Islam adalah rahmatan lil 'alaamin… Tidak membenarkan manusia berbuat kerusakan dan pelanggaran di permukaan bumi ini. Seperti telah kita bicarakan dalam uraian ayat 190 sebelumnya, bahkan dalam peperangan sekalipun kaum muslimin dilarang melakukan pelanggaran. Rasul melarang menjadikan penduduk awam (non-combatants) sebagai sasaran. Beliau melarang membunuh anak-anak, para wanita, orang yang sudah tua, orang tidak berdaya, para rahib di biara-biara, para petani, dan lain-lainnya yang tidak terlibat dalam peperangan… Inilah prinsip peperangan dalam Islam yang jauh berbeda sama sekali dari yang dianut oleh agama lain…

Orang munafik tidak menghormati ketentuan Islam bahkan mereka melakukan pelanggaran…

وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ الْفَسَادَ

dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.(205)

وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللهَ

Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah",

Dan agar mereka menghentikan perbuatan dosa dan merusak, maka yang terjadi adalah kebalikan itu…

أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإِثْمِ

bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa.

Mereka bangga dengan dosa-dosa… Padahal sebelumnya mereka memamerkan ketaqwaannya kepada Allah… Perbuatan mereka tidak seperti orang mukmin yang akan segera berhenti dari melakukan perbuatan dosa apabila mereka diingatkan kepada Allah, lalu memohon ampunan kepadaNya.

فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ(206)

Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.(206)

Kemudian Allah SWT menunjukkan pula kelompok mukmin yang bertolak belakang dengan kelompok munafik itu… Rela berkorban diri demi mencari ridha Allah!

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللهِ

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah;

وَاللهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ(207)

dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.(207)

Menurut Ibnu Abbas, Anas, Sa'id bin Musayyab, Abu Utsman An-Nahdi, Ikrimah dan jama'ah; ayat 207 ini turun sehubungan dengan Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi, yakni setelah meme-luk Islam di Mekkah dan ingin hijrah ke Medinah, maka orang-orang (kafir Quraisy) melarangnya hijrah dengan membawa harta benda. Jika ingin hijrah hendaklah ia melepaskan harta kekayaan-nya, maka iapun memberikan harta bendanya itu kepada mereka.

Khalid Muhammad Khalid mengungkapkan sebagai berikut:

Ketika Rasulullah SAW hendak pergi hijrah, Shuhaib mengetahuinya, dan menurut rencana ia akan menjadi orang ketiga dalam hijrah tersebut, di samping Rasulullah dan Abu Bakar… Tetapi orang-orang Quraisy telah mengatur persiapan di malam harinya untuk mencegah kepindahan Rasulullah.

Shuhaib terjebak dalam salah satu perangkap mereka, hingga terhalang untuk hijrah untuk sementara waktu, sementara Rasulullah dengan sahabatnya berhasil meloloskan diri atas berkah Allah Ta'ala.

Shuhaib berusaha menolak tuduhan Quraisy dengan jalan bersilat lidah, hingga ketika mereka lengah ia naik ke punggung untanya, lalu dipacunya hewan itu dengan sekencang-kencang-nya menuju sahara luas… Tetapi Quraisy mengirim pemburu-pemburu mereka untuk menyusulnya dan usaha itu hampir berhasil. Tapi demi Shuhaib melihat dan berhadapan dengan mereka ia berseru katanya:

"Hai orang-orang Quraisy! Kalian sama mengetahui bahwa saya adalah ahli panah yang paling mahir… Demi Allah, kalian takkan berhasil mendekati diriku, sebelum saya lepaskan semua anak panah yang berada dalam kantong ini, dan setelah itu akan menggunakan pedang untuk menebas kalian, sampai senjata di tanganku habis semua! Nah, majulah ke sini kalau kalian berani…! Tetapi kalau kalian setuju, saya akan tunjukkan tempat penyimpanan harta bendaku, asal saja kalian membiarkan daku…!

Mereka sama tertarik dengan tawaran terakhir itu, dan setuju menerima hartanya sebagai imbalan dirinya, kata mereka: "Memang, dahulu waktu kamu datang kepada kami, kamu adalah seorang miskin lagi papa. Sekarang hartamu menjadi banyak di tengah-tengah kami hingga melimpah ruah. Lalu kamu hendak membawa pergi bersamamu semua harta kekayaan itu…?"

Shuhaib menunjukkan tempat persembunyian hartanya itu, hingga mereka membiarkannya pergi sedang mereka kembali ke Mekkah. Dan suatu hal yang aneh ialah bahwa mereka mempercayai ucapan Shuhaib tanpa bimbang atau bersikap waspada, hingga mereka tidak meminta suatu bukti, bahkan tidak meminta agar ia mengucapkan sumpah…! Kenyataan ini menunjukkan tingginya kedudukan Shuhaib di mata mereka, sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya…!

Shuhaib melanjutkan lagi perjalanan hijrahnya seorang diri tetapi berbahagia, hingga akhirnya berhasil menyusul Rasulullah SAW di Quba. Waktu itu Rasulullah sedang duduk dikelilingi oleh beberapa orang shahabat, ketika dengan tidak diduga Shuhaib mengucapkan salamnya. Dan demi Rasulullah SAW melihatnya, beliau berseru dengan gembira: "Rabihal bai'u Aba Yahya. Rabihal bai'u Aba Yahya (Beruntung perdaganganmu, hai Abu Yahya!  Beruntung perdaganganmu, hai Abu Yahya!)." Dan ketika itu turunlah ayat 207 surat Al-Baqarah di atas.

Meskipun demikian, kandungan yang terdapat dalam ayat di atas adalah umum, bukan hanya tertentu untuk orang perorang pada waktu dan tempat tertentu, karena Al-Quran adalah petunjuk hidup yang kekal hingga akhir masa.

Firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 111:

إِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنْجِيلِ وَالْقُرْءَانِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ(111)

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.(QS. At-Taubah: 111)

Kemudian dilanjutkan dengan ayat yang menyeru orang beriman untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhannya. Tidak membaurkan antara ajaran Islam dengan ajaran jahiliyah atau ajaran agama lain, yang biasa disebut dengan "sinkritisme".

Menurut Ikrimah ayat ini turun sehubungan dengan sekelompok Yahudi yang masuk Islam seperti Abdullah bin Salam, Asad bin 'Ubaid dan Tsa'labah dan lain-lain, mereka meminta izin kepada Rasulullah SAW agar dibiarkan merayakan hari Sabtu, dan mengamalkan ajaran Taurat pada malam hari. Maka Allah turunkan ayat 208 surat Al-Baqarah yang memerintahkan mereka untuk menegakkan syari'at Islam dan tidak mencampur baurkannya dengan agama lain.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,

Jadi, tidak sepantasnya bagi orang-orang beriman untuk membaurkan antara ajaran Islam dengan ajaran lain… Masuk ke dalam Islam secara keseluruhannya juga mengandung pengertian bahwa; tidak masuk Islam secara setengah-setengah, yaitu; mengimani sebagiannya dan mengkufuri bagian yang lain. Perbuatan begini tidak sesuai dengan hakikat Islam itu sendiri…

وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ

dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.

إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ(208)

Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(208)

Bila kita memperhatikan kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat, maka kita dapat melihat kecenderungan sebagian kaum muslimin untuk membaurkan antara syari'at Islam dengan bukan Islam tetap wujud sepanjang masa… Baik disadari maupun tidak disadari.

Kadang-kadang ajaran yang menyimpang itu dianggap sebagai ajaran Islam yang sebenarnya, sehingga orang yang menolaknya dianggap bukan dari kalangan Islam; karena sedemikian dalamnya siskritisme ini masuk ke dalam jantung ummat Islam…. Seperti upacara menujuh hari atau empat puluh hari yang diadakan setelah seseorang meninggal, pada dasarnya sama sekali bukan berasal dari syari'at Islam, melainkan berasal dari ajaran agama Hindu atau Budha yang kemudian dibaurkaan ke dalam adat kebiasan ummat Islam. Apabila upacara ini tidak dilakukan oleh keluarga yang meninggal, maka oleh sebagian ummat dianggap melecehkan agama Islam… di sinilah letaknya tanggung jawab para ulama untuk membimbing ummat menuju ajaran Islam yang sesungguhnya, sehingga pembauran antara syari'at Islam dengan yang bukan Islam dapat di atasi.

Perbuatan sinkritisme nyata-nyata dilarang Allah!

فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ

Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran,

Jika kamu menyimpang dari kebenaran setelah jelas bagimu antara ajaran Islam yang sebenarnya dengan yang dibaurkan kepadanya... antara iman dengan kafir dan seterusnya… Atau kamu beriman kepada sebagian syari'at Islam dan mengkufuri bagian yang lain:

فَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ(209)

maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(209)

Oleh sebab itu hendaklah kamu memantapkan diri di atas ajaran Islam secara menyeluruh dan segera memperbaiki diri dari segala kekeliruan yang mungkin terjadi.

Selanjutnya Allah memberi ancaman kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang tetap membandel dalam kekufurannya:

هَلْ يَنْظُرُونَ إِلاَّ أَنْ يَأْتِيَهُمُ اللهُ فِي ظُلَلٍ مِنَ الْغَمَامِ وَالْمَلاَئِكَةُ وَقُضِيَ الأَمْرُ

Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya.

وَإِلَى اللهِ تُرْجَعُ الأُمُورُ(210)

Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan(210)

Inilah yang dinyatakan Allah pada surat lain:

كَلاَّ إِذَا دُكَّتِ الأَرْضُ دَكًّا دَكًّا(21) وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا(22) وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الإِنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى(23) يَقُولُ يَالَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي(24) فَيَوْمَئِذٍ لاَ يُعَذِّبُ عَذَابَهُ أَحَدٌ(25) وَلاَ يُوثِقُ وَثَاقَهُ أَحَدٌ(26)

Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digon-cangkan berturut-turut,(21) dan datanglah Tuhan-mu; sedang malaikat berbaris-baris.(22) dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.(23) Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini."(24) Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya,(25) dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan-Nya.(QS. Al-Fajri: 21-26)

Kemudian Allah SWT memaparkan tentang Bani Israil yang menyaksikan tanda-tanda kebe-naran nyata bersama Musa, mareka dilimpahi nikmat Allah:

سَلْ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ ءَاتَيْنَاهُمْ مِنْ ءَايَةٍ بَيِّنَةٍ

Tanyakanlah kepada Bani Israil: "Berapa banyak-nya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka".

Tentang nikmat Allah SWT yang diberikan kepada Bani Israil antara lain telah disinggung dalam juz I, seperti; pada waktu Musa a.s. membawa Bani Israil keluar dari negeri Mesir menuju Palestina dan dikejar oleh Fir'aun bersama pengikut-pengikutnya, maka mereka harus menempuh laut Merah sebelah utara, maka Tuhan memerintahkan kepada Musa agar memukulkan tongkatnya ke laut. Perintah tadi dilaksanakan Musa, lalu terbentang jalan raya hingga ke seberang sana, dan Musa bersama kaumnya melewati jalan itu dengan selamat… Fir'aun dan pengikut-pengikutnya melalui jalan itu pula, tetapi setelah mereka berada di tengah laut, maka laut kembali seperti semula, lalu mereka mati tenggelam. Atau, ketika mereka berada di padang pasir tandus, maka mereka dipayungi Allah dengan awan dan Allah turunkan kepada mereka manna (sejenis manisan) dan salwa (sejenis burung puyuh yang jinak bila ditangkap dagingnya bisa langsung dimakan dengan diolesi manna), tetapi mereka tidak bersyukur.

Nikmat yang dilimpahkan Allah kepada mereka ternyata mereka tukar dengan kekufuran, sehingga mereka disiksa Allah.

Ayat berikut menegaskan kaedah yang tetap sepanjang masa, bukan hanya tertuju kepada Bani Israil belaka, bahkan kepada setiap manusia yang kufur nikmat:

وَمَنْ يُبَدِّلْ نِعْمَةَ اللهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (211)

Dan barangsiapa yang menukar ni`mat Allah setelah datang ni`mat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.(211)

Kemudian dijelaskan pula tentang hakikat hidup di dunia dan bagaimana seharusnya ummat beriman menepatkan diri:

زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا

Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir,

Orang kafir menganggap bahwa perjalanan nasib manusia hanya sampai di dunia ini saja. Mereka menghabiskan umurnya untuk mengejar kesenangan dunia belaka, tanpa menghiraukan aturan-aturan Allah. Seperti yang kita kemukakan dalam menguraikan ayat 6 surat Al-Baqarah pada juz I; Mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al-Quran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri. Perhatian mereka hanya tertuju pada kehidupan duniawi; kepada yang akan busuk dan yang akan lapuk…

وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا

dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman.

Mereka menjadikan nilai materil sebagai tolok ukur mulia-hinanya manusia. Mereka meremeh-kan jalan hidup orang-orang beriman yang berpegang teguh kepada agama Allah.

وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat.

وَاللهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ(212)

Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(212)

Allah Yang memberi rezeki kepada seluruh hambaNya di dunia ini untuk menunjang tugas pengabdiannya kepada Allah SWT, dan pada hari kiamat akan memberikan nikmat yang tiada terhingga kepada orang-orang beriman.

Uraian ayat beralih kepada topik lain, yang berkaitan dengan perselisihan pandangan hidup, akidah, neraca dan nilai kehidupan manusia, yang pada awalnya manusia itu adalah ummat yang satu:

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً

Manusia itu adalah umat yang satu.

Ini menunjukkan atas kondisi kumpulan kecil manusia bermula yakni, keluarga Adam dan Hawa bersama anak cucunya sebelum terjadi pertikaian pandangan hidup dan akidah. Melalui perjalanan waktu maka terjadilah perkembang biakan manusia menempati berbagai belahan bumi ini, maka timbullah perbedaan pandangan hidup dan akidah.

Manusia mulai menyembah sesuatu selain Allah!

فَبَعَثَ اللهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ

(Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan,

Allah SWT mengutus para nabi untuk mengajak manusia kepada agama tauhid, men-jauhi penyembahan kepada selain Allah.

Penyembahan berhala yang pertama dilakukan manusia adalah pada zaman Nuh, maka Allah SWT mengutus Nuh a.s. kepada mereka untuk menyeru mereka supaya mentauhidkan Allah, namun mereka menolaknya, kecuali sebagian kecil dari mereka, seperti firman Allah:

وَقَالُوا لاَ تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلاَ تَذَرُنَّ وَدًّا وَلاَ سُوَاعًا وَلاَ يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا(23)

Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa`, yaghuts, ya`uq dan nasr".(QS. Nuh: 23)

Menurut penjelasan para ulama tafsir, nama-nama berhala yang mereka sembah ini adalah berasal dari nama-nama orang-orang shaleh yang hidup antara masa Adam dengan Nuh. Setelah mereka meninggal, maka syaitan membisiki kaum mereka untuk membuat patung di majelis-majelis mereka sebagai ungkapan kecintaan, dan mereka tidak menyembahnya. Tetapi setelah generasi ini meninggal, maka datanglah generasi kemudian, lalu iblis memperdaya mereka dan mengatakan bahwa pendahulu mereka menyembah patung-patung itu, maka merekapun menyembahnya…

Allah SWT mengutus para nabi dengan pokok ajaran yang sama, mentauhidkan Allah dan menjauhi thaguhut (yang disembah selain Allah):

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اُعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلاَلَةُ فَسِيرُوا فِي الأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ(36)

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).(QS.An-Nahl: 35)

Kepada para nabi itu Allah SWT turunkan pula Kitab dengan benar:

وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ

dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.

Tetapi sepeninggal nabi-nabi terjadi pula perselisihan!

وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلاَّ الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ

Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata,

Perselisihan dan perpecahan yang timbul di kalangan ummat ini, bukan karena tidak adanya Kitab dengan keterangan-keterangan yang nyata, tetapi bersumber dari kedengkian antara mereka sendiri:

بَغْيًا بَيْنَهُمْ

karena dengki antara mereka sendiri.

Jadi tidak akan berguna Kitab Allah bagi manusia, selama manusia tidak mampu member-sihkan hati dan jiwanya dari kedengkian…! Kedengkian adalah penyakit hati yang akan membakar segala kebajikan, seperti api membakar kayu bakar yang kering… Kedengkian adalah tembok besar yang mendinding seseorang dengan kebenaran.

فَهَدَى اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ

Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya.

وَاللهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ(213)


Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(213)

Allah memilih di antara hambaNya untuk menempuh jalan yang lurus, yaitu orang-orang yang bersedia menerima petunjuk, yang istiqamah menempuh jalan, yang masuk ke dalam Islam secara menyeluruh.

Ayat berikutnya menerangkan hakikat perjuangan iman yang kekal sepanjang masa. Antara keimanan dengan kekafiran akan tetap berlawanan terus menerus, dan… Bahwa setiap mukmin akan menghadapi ujian demi mencapai tarap keimanan yang lebih tinggi.

Menurut riwayat Abdurrazaq dari Ma'mar yang bersumber dari Qatadah, turunnya ayat 214 surat Al-Baqarah berikut ini bersangkutan dengan peristiwa perang Ahzab (Khandaq). Ketika itu Nabi SAW mendapat berbagai kesulitan yang sangat hebat dan kepungan musuh yang sangat ketat.

Di sini diterangkan bahwa perjuangan itu meminta pengurbanan.

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?

Mereka telah menghadapi ujian yang lebih dahsyat dibandingkan dengan ujian yang kamu alami… Di antara mereka ada yang dibakar hidup-hidup, dan ada pula yang digergaji hingga tewas.

مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا


Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)

Mereka menghadapi kemiskinan, kesengsaraan hidup dan kegoncangan diserang musuh…!

حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللهِ

sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya perto-longan Allah?"

أَلاَ إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيبٌ(214)

Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.(214)


Seperti ditegaskan Allah pada ayat lain: "Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan".

1 komentar:

  1. Casino Games by Pragmatic Play - DrmCD
    Play casino games 고양 출장안마 by Pragmatic Play 경주 출장샵 directly for 아산 출장샵 free! Casino games by Pragmatic Play, Microgaming, Microgaming, Playtech, 영주 출장마사지 Casino Games by Playtech. 공주 출장안마

    BalasHapus