PERBUATAN
ORANG MUNAFIK,
DAN
COBAAN
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ (204)
وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ
وَالنَّسْلَ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ الْفَسَادَ (205) وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ
اللهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ
الْمِهَادُ(206) وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ
اللهِ وَاللهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (207) يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ
لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ(208) فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ
الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (209) هَلْ يَنْظُرُونَ إِلاَّ
أَنْ يَأْتِيَهُمُ اللهُ فِي ظُلَلٍ مِنَ الْغَمَامِ وَالْمَلاَئِكَةُ وَقُضِيَ
الأَمْرُ وَإِلَى اللهِ تُرْجَعُ الأُمُورُ(210) سَلْ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ
ءَاتَيْنَاهُمْ مِنْ ءَايَةٍ بَيِّنَةٍ وَمَنْ يُبَدِّلْ نِعْمَةَ اللهِ مِنْ
بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ فَإِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (211) زُيِّنَ لِلَّذِينَ
كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا
وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللهُ يَرْزُقُ مَنْ
يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ(212) كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللهُ
النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ
بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ
فِيهِ إِلاَّ الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ
بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ
مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
(213) أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ
الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ
وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى
نَصْرُ اللهِ أَلاَ إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيبٌ (214)
Dan di
antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu,
dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia
adalah penantang yang paling keras.(204) Dan apabila ia berpaling (dari kamu),
ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak
tanam-tanaman dan bina-tang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (205)
Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah",
bangkitlah kesom-bongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah
(balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal
yang seburuk-buruknya.(206) Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan
dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada
hamba-hamba-Nya.(207) Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguh-nya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(208) Tetapi jika kamu
menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran,
maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(209) Tiada
yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada hari
kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada
Allah dikembalikan segala urusan (210) Tanyakan-lah kepada Bani Israil:
"Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telah Kami
berikan kepada mereka". Dan barangsiapa yang menukar ni`mat Allah setelah
datang ni`mat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras
siksa-Nya.(211) Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang
kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang
yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah mem-beri
rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(212) Manusia itu
adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para
nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan
bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia
tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab
itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah
datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan
Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
lurus.(213) Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.(214)
URAIAN AYAT
Pada kumpulan ayat
di atas kita dapat melihat dua kelompok manusia yang saling bertolak belakang;
kelompok munafik dengan golongan mukmin. Kelompok munafik berbicara dan
memamerkan diri sebagai orang mukmin yang sebenarnya, padahal mereka adalah
penantang yang sangat keras. Kelompok mukmin rela mengorbankan diri karena
mencari keridhaan Allah…
Pembicaraan tentang
golongan munafik sebenarnya telah kita uraikan sewaktu membahas uraian ayat 8
sampai 19 surat
Al-Baqarah ini pada juz I, dan pada kumpulan ayat ini ditonjolkan pula sifat
munafik yang keji dan berbahaya:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا
Dan di
antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu,
Mereka pandai
bersilat lidah, mengeluarkan kata-kata manis, seolah-olah mereka adalah teman
akrab yang dipercayai.
وَيُشْهِدُ اللهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ
dan
dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya,
Mereka memamerkan
ketaqwaan kepada Allah…
وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ(204)
padahal
ia adalah penantang yang paling keras.(204)
Inilah sifat
munafik tulen, musang berbulu ayam… Di hati mereka menyimpan kebencian dan
penantangan yang keras kepada ajaran Islam.
Sifat munafik yang
keji ini diterangkan pula oleh Allah SWT pada ayat lain:
إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ
لَرَسُولُ اللهِ وَاللهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللهُ يَشْهَدُ إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ(1)
Apabila
orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa
sesung-guhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang
pendusta.(QS.Al-Munafiqun: 1)
Menurut sebagian
riwayat, ayat ini turun berkenaan dengan sikap Al-Akhnas bin Syariq (seorang anggota
komplotan Zukhra yang memusuhi Rasulullah SAW) datang kepada Nabi SAW
mengutarakan maksudnya untuk masuk Islam dengan tutur bahasa yang sangat
menarik, sehingga Nabi SAW sendiri mengaguminya. Di kala pulang dari Rasulullah
SAW, ia melewati kebun dan ternak kaum muslimin. Ia bakar tanamannya dan bunuh
ternak-ternaknya. Maka turunlah ayat 204 surat
Al-Baqarah ini, mengingatkan kaum muslimin akan bahaya tipu daya mulut manis.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari As-Suddi.
Kaum muslimin
jangan cepat tertipu oleh penampilan lahir seseorang, atau tergoda oleh bujuk
rayu dan kata-kata manis… Tetapi hendak-lah selalu waspada menghadapi
kemungkinan buruk yang muncul dari orang munafik.
وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا
Dan
apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan
kerusakan padanya,
Islam adalah
rahmatan lil 'alaamin… Tidak membenarkan manusia berbuat kerusakan dan
pelanggaran di permukaan bumi ini. Seperti telah kita bicarakan dalam uraian
ayat 190 sebelumnya, bahkan dalam peperangan sekalipun kaum muslimin dilarang
melakukan pelanggaran. Rasul melarang menjadikan penduduk awam (non-combatants)
sebagai sasaran. Beliau melarang membunuh anak-anak, para wanita, orang yang
sudah tua, orang tidak berdaya, para rahib di biara-biara, para petani, dan
lain-lainnya yang tidak terlibat dalam peperangan… Inilah prinsip peperangan
dalam Islam yang jauh berbeda sama sekali dari yang dianut oleh agama lain…
Orang munafik tidak
menghormati ketentuan Islam bahkan mereka melakukan pelanggaran…
وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ
الْفَسَادَ
dan
merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan.(205)
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللهَ
Dan
apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah",
Dan agar mereka
menghentikan perbuatan dosa dan merusak, maka yang terjadi adalah kebalikan
itu…
أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإِثْمِ
bangkitlah
kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa.
Mereka bangga
dengan dosa-dosa… Padahal sebelumnya mereka memamerkan ketaqwaannya kepada
Allah… Perbuatan mereka tidak seperti orang mukmin yang akan segera berhenti
dari melakukan perbuatan dosa apabila mereka diingatkan kepada Allah, lalu
memohon ampunan kepadaNya.
فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ(206)
Maka
cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat
tinggal yang seburuk-buruknya.(206)
Kemudian Allah SWT
menunjukkan pula kelompok mukmin yang bertolak belakang dengan kelompok munafik
itu… Rela berkorban diri demi mencari ridha Allah!
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ
اللهِ
Dan di
antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan
Allah;
وَاللهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ(207)
dan
Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.(207)
Menurut Ibnu Abbas,
Anas, Sa'id bin Musayyab, Abu Utsman An-Nahdi, Ikrimah dan jama'ah; ayat 207
ini turun sehubungan dengan Shuhaib bin Sinan Ar-Rumi, yakni setelah meme-luk
Islam di Mekkah dan ingin hijrah ke Medinah, maka orang-orang (kafir Quraisy)
melarangnya hijrah dengan membawa harta benda. Jika ingin hijrah hendaklah ia
melepaskan harta kekayaan-nya, maka iapun memberikan harta bendanya itu kepada
mereka.
Khalid Muhammad
Khalid mengungkapkan sebagai berikut:
Ketika Rasulullah
SAW hendak pergi hijrah, Shuhaib mengetahuinya, dan menurut rencana ia akan
menjadi orang ketiga dalam hijrah tersebut, di samping Rasulullah dan Abu
Bakar… Tetapi orang-orang Quraisy telah mengatur persiapan di malam harinya
untuk mencegah kepindahan Rasulullah.
Shuhaib terjebak
dalam salah satu perangkap mereka, hingga terhalang untuk hijrah untuk
sementara waktu, sementara Rasulullah dengan sahabatnya berhasil meloloskan
diri atas berkah Allah Ta'ala.
Shuhaib berusaha
menolak tuduhan Quraisy dengan jalan bersilat lidah, hingga ketika mereka
lengah ia naik ke punggung untanya, lalu dipacunya hewan itu dengan
sekencang-kencang-nya menuju sahara luas… Tetapi Quraisy mengirim
pemburu-pemburu mereka untuk menyusulnya dan usaha itu hampir berhasil. Tapi
demi Shuhaib melihat dan berhadapan dengan mereka ia berseru katanya:
"Hai
orang-orang Quraisy! Kalian sama mengetahui bahwa saya adalah ahli panah yang
paling mahir… Demi Allah, kalian takkan berhasil mendekati diriku, sebelum saya
lepaskan semua anak panah yang berada dalam kantong ini, dan setelah itu akan
menggunakan pedang untuk menebas kalian, sampai senjata di tanganku habis
semua! Nah, majulah ke sini kalau kalian berani…! Tetapi kalau kalian setuju,
saya akan tunjukkan tempat penyimpanan harta bendaku, asal saja kalian
membiarkan daku…!
Mereka sama
tertarik dengan tawaran terakhir itu, dan setuju menerima hartanya sebagai
imbalan dirinya, kata mereka: "Memang, dahulu waktu kamu datang kepada
kami, kamu adalah seorang miskin lagi papa. Sekarang hartamu menjadi banyak di
tengah-tengah kami hingga melimpah ruah. Lalu kamu hendak membawa pergi
bersamamu semua harta kekayaan itu…?"
Shuhaib menunjukkan
tempat persembunyian hartanya itu, hingga mereka membiarkannya pergi sedang
mereka kembali ke Mekkah. Dan suatu hal yang aneh ialah bahwa mereka
mempercayai ucapan Shuhaib tanpa bimbang atau bersikap waspada, hingga mereka
tidak meminta suatu bukti, bahkan tidak meminta agar ia mengucapkan sumpah…!
Kenyataan ini menunjukkan tingginya kedudukan Shuhaib di mata mereka, sebagai
orang yang jujur dan dapat dipercaya…!
Shuhaib melanjutkan
lagi perjalanan hijrahnya seorang diri tetapi berbahagia, hingga akhirnya
berhasil menyusul Rasulullah SAW di Quba. Waktu itu Rasulullah sedang duduk
dikelilingi oleh beberapa orang shahabat, ketika dengan tidak diduga Shuhaib
mengucapkan salamnya. Dan demi Rasulullah SAW melihatnya, beliau berseru dengan
gembira: "Rabihal bai'u Aba
Yahya. Rabihal bai'u Aba
Yahya (Beruntung perdaganganmu, hai Abu Yahya!
Beruntung perdaganganmu, hai Abu Yahya!)." Dan ketika itu turunlah ayat 207 surat
Al-Baqarah di atas.
Meskipun demikian,
kandungan yang terdapat dalam ayat di atas adalah umum, bukan hanya tertentu
untuk orang perorang pada waktu dan tempat tertentu, karena Al-Quran adalah
petunjuk hidup yang kekal hingga akhir masa.
Firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 111:
إِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ
فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ
وَالإِنْجِيلِ وَالْقُرْءَانِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ
فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ(111)
Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.(QS. At-Taubah: 111)
Kemudian
dilanjutkan dengan ayat yang menyeru orang beriman untuk masuk ke dalam Islam
secara keseluruhannya. Tidak membaurkan antara ajaran Islam dengan ajaran
jahiliyah atau ajaran agama lain, yang biasa disebut dengan
"sinkritisme".
Menurut Ikrimah
ayat ini turun sehubungan dengan sekelompok Yahudi yang masuk Islam seperti
Abdullah bin Salam, Asad bin 'Ubaid dan Tsa'labah dan lain-lain, mereka meminta
izin kepada Rasulullah SAW agar dibiarkan merayakan hari Sabtu, dan mengamalkan
ajaran Taurat pada malam hari. Maka Allah turunkan ayat 208 surat Al-Baqarah yang memerintahkan mereka
untuk menegakkan syari'at Islam dan tidak mencampur baurkannya dengan agama
lain.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ
كَافَّةً
Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
Jadi, tidak
sepantasnya bagi orang-orang beriman untuk membaurkan antara ajaran Islam
dengan ajaran lain… Masuk ke dalam Islam secara keseluruhannya juga mengandung pengertian bahwa; tidak masuk
Islam secara setengah-setengah, yaitu; mengimani
sebagiannya dan mengkufuri bagian yang lain.
Perbuatan begini tidak sesuai dengan hakikat Islam itu sendiri…
وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ(208)
Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(208)
Bila kita
memperhatikan kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat, maka kita dapat
melihat kecenderungan sebagian kaum muslimin untuk membaurkan antara syari'at
Islam dengan bukan Islam tetap wujud sepanjang masa… Baik disadari maupun tidak
disadari.
Kadang-kadang
ajaran yang menyimpang itu dianggap sebagai ajaran Islam yang sebenarnya,
sehingga orang yang menolaknya dianggap bukan dari kalangan Islam; karena
sedemikian dalamnya siskritisme ini masuk ke dalam jantung ummat Islam….
Seperti upacara menujuh hari atau empat puluh hari yang diadakan setelah
seseorang meninggal, pada dasarnya sama sekali bukan berasal dari syari'at
Islam, melainkan berasal dari ajaran agama Hindu atau Budha yang kemudian
dibaurkaan ke dalam adat kebiasan ummat Islam. Apabila upacara ini tidak
dilakukan oleh keluarga yang meninggal, maka oleh sebagian ummat dianggap
melecehkan agama Islam… di sinilah letaknya tanggung jawab para ulama untuk
membimbing ummat menuju ajaran Islam yang sesungguhnya, sehingga pembauran
antara syari'at Islam dengan yang bukan Islam dapat di atasi.
Perbuatan
sinkritisme nyata-nyata dilarang Allah!
فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ
Tetapi
jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti
kebenaran,
Jika kamu
menyimpang dari kebenaran setelah jelas bagimu antara ajaran Islam yang sebenarnya
dengan yang dibaurkan kepadanya... antara iman dengan kafir dan seterusnya…
Atau kamu beriman kepada sebagian syari'at Islam dan mengkufuri bagian yang
lain:
فَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ(209)
maka
ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(209)
Oleh sebab itu
hendaklah kamu memantapkan diri di atas ajaran Islam secara menyeluruh dan
segera memperbaiki diri dari segala kekeliruan yang mungkin terjadi.
Selanjutnya Allah
memberi ancaman kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang tetap membandel
dalam kekufurannya:
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلاَّ أَنْ يَأْتِيَهُمُ اللهُ فِي ظُلَلٍ
مِنَ الْغَمَامِ وَالْمَلاَئِكَةُ وَقُضِيَ الأَمْرُ
Tiada
yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada hari
kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya.
وَإِلَى اللهِ تُرْجَعُ الأُمُورُ(210)
Dan
hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan(210)
Inilah yang
dinyatakan Allah pada surat
lain:
كَلاَّ إِذَا دُكَّتِ الأَرْضُ دَكًّا دَكًّا(21) وَجَاءَ
رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا(22) وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ
يَتَذَكَّرُ الإِنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى(23) يَقُولُ يَالَيْتَنِي
قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي(24) فَيَوْمَئِذٍ لاَ يُعَذِّبُ عَذَابَهُ أَحَدٌ(25) وَلاَ
يُوثِقُ وَثَاقَهُ أَحَدٌ(26)
Jangan
(berbuat demikian). Apabila bumi digon-cangkan berturut-turut,(21) dan
datanglah Tuhan-mu; sedang malaikat berbaris-baris.(22) dan pada hari itu
diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi
tidak berguna lagi mengingat itu baginya.(23) Dia mengatakan: "Alangkah
baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku
ini."(24) Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti
siksa-Nya,(25) dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan-Nya.(QS.
Al-Fajri: 21-26)
Kemudian Allah SWT
memaparkan tentang Bani Israil yang menyaksikan tanda-tanda kebe-naran nyata
bersama Musa, mareka dilimpahi nikmat Allah:
سَلْ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ ءَاتَيْنَاهُمْ مِنْ ءَايَةٍ
بَيِّنَةٍ
Tanyakanlah
kepada Bani Israil: "Berapa banyak-nya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata,
yang telah Kami berikan kepada mereka".
Tentang nikmat Allah SWT yang
diberikan kepada Bani Israil antara lain telah disinggung dalam juz I, seperti;
pada waktu Musa a.s. membawa Bani Israil keluar dari negeri Mesir menuju
Palestina dan dikejar oleh Fir'aun bersama pengikut-pengikutnya, maka mereka
harus menempuh laut Merah sebelah utara, maka Tuhan memerintahkan kepada Musa
agar memukulkan tongkatnya ke laut. Perintah tadi dilaksanakan Musa, lalu
terbentang jalan raya hingga ke seberang sana,
dan Musa bersama kaumnya melewati jalan itu dengan selamat… Fir'aun dan
pengikut-pengikutnya melalui jalan itu pula, tetapi setelah mereka berada di
tengah laut, maka laut kembali seperti semula, lalu mereka mati tenggelam.
Atau, ketika mereka berada di padang
pasir tandus, maka mereka dipayungi Allah dengan awan dan Allah turunkan kepada
mereka manna (sejenis manisan) dan salwa (sejenis burung puyuh yang jinak bila
ditangkap dagingnya bisa langsung dimakan dengan diolesi manna), tetapi mereka
tidak bersyukur.
Nikmat yang dilimpahkan Allah kepada
mereka ternyata mereka tukar dengan kekufuran, sehingga mereka disiksa Allah.
Ayat berikut menegaskan kaedah yang
tetap sepanjang masa, bukan hanya tertuju kepada Bani Israil belaka, bahkan
kepada setiap manusia yang kufur nikmat:
وَمَنْ يُبَدِّلْ نِعْمَةَ اللهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُ
فَإِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (211)
Dan
barangsiapa yang menukar ni`mat Allah setelah datang ni`mat itu kepadanya, maka
sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.(211)
Kemudian dijelaskan
pula tentang hakikat hidup di dunia dan bagaimana seharusnya ummat beriman
menepatkan diri:
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
Kehidupan
dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir,
Orang kafir
menganggap bahwa perjalanan nasib manusia hanya sampai di dunia ini saja.
Mereka menghabiskan umurnya untuk mengejar kesenangan dunia belaka, tanpa
menghiraukan aturan-aturan Allah. Seperti yang kita kemukakan dalam menguraikan
ayat 6 surat
Al-Baqarah pada juz I; Mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat
Al-Quran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari
tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi
dan pada diri mereka sendiri. Perhatian mereka hanya tertuju pada kehidupan
duniawi; kepada yang akan busuk dan yang akan lapuk…
وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا
dan
mereka memandang hina orang-orang yang beriman.
Mereka menjadikan
nilai materil sebagai tolok ukur mulia-hinanya manusia. Mereka meremeh-kan
jalan hidup orang-orang beriman yang berpegang teguh kepada agama Allah.
وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Padahal
orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat.
وَاللهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ(212)
Dan
Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(212)
Allah Yang memberi
rezeki kepada seluruh hambaNya di dunia ini untuk menunjang tugas pengabdiannya
kepada Allah SWT, dan pada hari kiamat akan memberikan nikmat yang tiada
terhingga kepada orang-orang beriman.
Uraian ayat beralih
kepada topik lain, yang berkaitan dengan perselisihan pandangan hidup, akidah,
neraca dan nilai kehidupan manusia, yang pada awalnya manusia itu adalah ummat
yang satu:
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً
Manusia
itu adalah umat yang satu.
Ini menunjukkan
atas kondisi kumpulan kecil manusia bermula yakni, keluarga Adam dan Hawa
bersama anak cucunya sebelum terjadi pertikaian pandangan hidup dan akidah.
Melalui perjalanan waktu maka terjadilah perkembang biakan manusia menempati
berbagai belahan bumi ini, maka timbullah perbedaan pandangan hidup dan akidah.
Manusia mulai
menyembah sesuatu selain Allah!
فَبَعَثَ اللهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ
(Setelah
timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar
gembira dan pemberi peringatan,
Allah SWT mengutus
para nabi untuk mengajak manusia kepada agama tauhid, men-jauhi penyembahan
kepada selain Allah.
Penyembahan berhala
yang pertama dilakukan manusia adalah pada zaman Nuh, maka Allah SWT mengutus
Nuh a.s. kepada mereka untuk menyeru mereka supaya mentauhidkan Allah, namun
mereka menolaknya, kecuali sebagian kecil dari mereka, seperti firman Allah:
وَقَالُوا لاَ تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلاَ تَذَرُنَّ وَدًّا
وَلاَ سُوَاعًا وَلاَ يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا(23)
Dan
mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
wadd, dan jangan pula suwaa`, yaghuts, ya`uq dan nasr".(QS. Nuh: 23)
Menurut penjelasan
para ulama tafsir, nama-nama berhala yang mereka sembah ini adalah berasal dari
nama-nama orang-orang shaleh yang hidup antara masa Adam dengan Nuh. Setelah
mereka meninggal, maka syaitan membisiki kaum mereka untuk membuat patung di
majelis-majelis mereka sebagai ungkapan kecintaan, dan mereka tidak
menyembahnya. Tetapi setelah generasi ini meninggal, maka datanglah generasi
kemudian, lalu iblis memperdaya mereka dan mengatakan bahwa pendahulu mereka
menyembah patung-patung itu, maka merekapun menyembahnya…
Allah SWT mengutus
para nabi dengan pokok ajaran yang sama, mentauhidkan Allah dan menjauhi
thaguhut (yang disembah selain Allah):
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ
اُعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللهُ
وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلاَلَةُ فَسِيرُوا فِي الأَرْضِ
فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ(36)
Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara
umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul).(QS.An-Nahl: 35)
Kepada para nabi
itu Allah SWT turunkan pula Kitab dengan benar:
وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ
النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ
dan
Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Tetapi sepeninggal
nabi-nabi terjadi pula perselisihan!
وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلاَّ الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ
مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ
Tidaklah
berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada
mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang
nyata,
Perselisihan dan
perpecahan yang timbul di kalangan ummat ini, bukan karena tidak adanya Kitab
dengan keterangan-keterangan yang nyata, tetapi bersumber dari kedengkian
antara mereka sendiri:
بَغْيًا بَيْنَهُمْ
karena
dengki antara mereka sendiri.
Jadi tidak akan
berguna Kitab Allah bagi manusia, selama manusia tidak mampu member-sihkan hati
dan jiwanya dari kedengkian…! Kedengkian adalah penyakit hati yang akan
membakar segala kebajikan, seperti api membakar kayu bakar yang kering…
Kedengkian adalah tembok besar yang mendinding seseorang dengan kebenaran.
فَهَدَى اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ
مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ
Maka
Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal
yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya.
وَاللهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ(213)
Dan
Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
lurus.(213)
Allah memilih di
antara hambaNya untuk menempuh jalan yang lurus, yaitu orang-orang yang
bersedia menerima petunjuk, yang istiqamah menempuh jalan, yang masuk ke dalam
Islam secara menyeluruh.
Ayat berikutnya
menerangkan hakikat perjuangan iman yang kekal sepanjang masa. Antara keimanan
dengan kekafiran akan tetap berlawanan terus menerus, dan… Bahwa setiap mukmin
akan menghadapi ujian demi mencapai tarap keimanan yang lebih tinggi.
Menurut riwayat
Abdurrazaq dari Ma'mar yang bersumber dari Qatadah, turunnya ayat 214 surat Al-Baqarah berikut
ini bersangkutan dengan peristiwa perang Ahzab (Khandaq). Ketika itu Nabi SAW
mendapat berbagai kesulitan yang sangat hebat dan kepungan musuh yang sangat
ketat.
Di sini diterangkan
bahwa perjuangan itu meminta pengurbanan.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا
يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ
Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka telah
menghadapi ujian yang lebih dahsyat dibandingkan dengan ujian yang kamu alami…
Di antara mereka ada yang dibakar hidup-hidup, dan ada pula yang digergaji
hingga tewas.
مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا
Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan)
Mereka menghadapi
kemiskinan, kesengsaraan hidup dan kegoncangan diserang musuh…!
حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى
نَصْرُ اللهِ
sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah
datangnya perto-longan Allah?"
أَلاَ إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيبٌ(214)
Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.(214)
Seperti ditegaskan
Allah pada ayat lain: "Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,
maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan".
Casino Games by Pragmatic Play - DrmCD
BalasHapusPlay casino games 고양 출장안마 by Pragmatic Play 경주 출장샵 directly for 아산 출장샵 free! Casino games by Pragmatic Play, Microgaming, Microgaming, Playtech, 영주 출장마사지 Casino Games by Playtech. 공주 출장안마