Senin, 08 Juni 2009

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 26 S/D 27

YANG SESAT DAN YANG
MENDAPAT PETUNJUK


إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلاً مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللهُ بِهَذَا مَثَلاً يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلاَّ الْفَاسِقِينَ(26) الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الأَرْضِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ(27)

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang ber-iman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,(26) (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.(27)

URAIAN AYAT

Pada uraian ayat sebelumnya Allah SWT telah menantang kaum musyrikin Quraisy dan seluruh orang-orang yang meragukan Al-Quran, untuk membuat tandingannya.

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al- Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(23) Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.(24) Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.(25)

Melalui ayat 26 dan 27 surat Al-Baqarah di atas Allah SWT mengungkapkan tentang perumpamaan-perumpamaan di dalam Al-Quran yang diremehkan orang-orang fasik. Sekaligus menjelas-kan tentang jatidiri orang-orang fasik…

Terdapat berbagai riwayat yang menerangkan tentang sebab turun ayat yang ke-26 tersebut:

Menurut suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas, Murrah, Ibnu Mas'ud dan beberapa sahabat lainnya, bahwa ketika Allah SWT membu-at tamsilan perumpamaan kaum munafikin dalam firmanNya (surat Al-Baqarah ayat 17-19), kaum munafikin berkata: "Mungkinkah Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Luhur membuat contoh seperti ini?". Maka turunlah ayat tersebut di atas yang menegaskan bahwa dengan perumpamaan-perumpamaan yang dikemukakan Allah, orang yang beriman akan semakin tebal keimanannya, sedangkan orang-orang fasik hanya akan semakin sesat dari petunjuk.

Dalam riwayat lain oleh Ibnu Jarir dengan jalur periwayatan yang bersumber dari As-Suddi, bahwa ayat tersebut diturunkan sehubungan dengan surat Al-Hajj ayat 73 dan surat Al-Ankabut ayat 41, di mana orang-orang munafik mengata-kan: "Bagaimana pandanganmu tentang Allah yang menerangkan lalat dan laba-laba di dalam Al-Quran yang diturunkan kepada Muhammad. Apakah ini bukan bikinan Muhammad?"

Menurut suatu sumber lain, setelah turunnya surat Al-Hajj ayat 73 dan surat Al-Ankabut ayat 41, maka orang-orang musyrikin mengatakan: "Apakah gunanya laba-laba dan lalat diterangkan dalam Al-Quran?"

Jadi, turunnya ayat 26 surat Al-Baqarah itu adalah sebagai jawaban atas reaksi orang-orang yang melecehkan Al-Quran dan perumpamaan-perumpamaan yang terdapat di dalamnya, perilaku mereka dinamakan fasik, yaitu orang-orang yang keluar dari jalur kebenaran.
Perumpamaan-perumpamaan yang dikemu-kakan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran ini akan mempertebal keimanan dan keyakinan orang-orang yang beriman. Oleh sebab itu mereka senantiasa bertaqarrub kepada Allah SWT…

Surat Al-Hajj ayat 73 menyebut lalat:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لاَ يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ(73)

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesung-guhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (QS. 22:73)

Surat Al-Ankabut ayat 41 yang diremehkan oleh orang fasik adalah mengandung pengajaran dan hikmah yang sangat besar:

مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ(41)

Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (QS. 29: 41)

Dalam ayat ini dipergunakan kata-kata rumah dan bukan jaring laba-laba.

Sekarang sudah diketahui orang bahwa bahan konstruksi jaring laba-laba lebih kuat dari baja, bila dibuat sebanding dan serupa. Cara laba-laba dalam membuat jaring itupun benar-benar menakjubkan. Dari anus laba-laba keluar cairan semacam zat yang begiu terkena udara segera menjadi beku dan kenyal seperti benang. Mulailah laba-laba membuat beberapa garis yang melalui suatu titik seperti jari-jari lingkaran dan kemudian garis melingkar berkali-kali sehingga menjadi perangkap yang ampuh.

Tetapi karena disebut rumah dan diberi sifat yang paling rapuh, dan diakhiri mereka mengetahui?

Tentu ada rahasianya. Memang ada rahasia biologis dalam kehidupan laba-laba ini. Bangunan yang dibuat, seluruhnya dikerjakan oleh laba-laba betina. Dan laba-laba betina ini akan membunuh laba-laba jantan sesudah mereka melakukan perkawinan. Maka laba-laba jantan biasanya ber-usaha untuk melarikan diri sesudah kawin, dan tidak kembali lagi. Anak-anak laba-laba saling membunuh, dan yang menang memakan saudara-nya yang kalah. Kenyataan ini adalah penemuan baru dalam biologi yang dalam zaman Al-Quran diturunkan tidak seorang manusiapun yang mengetahuinya dan membayangkannya.

Jadi, yang begitu kuat dan rapih tidak dapat disebut rumah, lebih tepat disebut pembantaian.

Sarang laba-laba itu betul-betul suatu rumah yang paling rapuh, penghuninya hidup dalam suasana yang mencekam penuh bahaya. (H.A. Malik Ahmad/ Akidah (buku II) hal 48)

إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلاً مَا بَعُوضَةً
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk

فَمَا فَوْقَهَا
atau yang lebih rendah dari itu.

Diwaktu turunnya ayat 73 surat Al-Hajj yang di dalamnya Tuhan menerangkan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun mereka kerjakan bersama-sama, dan turunnya ayat 41 surat Al-Ankabut yang di dalamnya Tuhan menggambarkan kele-mahan berhala-berhala yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu sebagai pelindung sama dengan lemahnya sarang laba-laba.

فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا
Adapun orang-orang yang beriman,

فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ
maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka,

Kalau orang-orang beriman semakin ber-tambah keimanannya dengan perumpamaan-perumpamaan itu, maka orang-orang kafir hanya akan semakin sesat:

وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا
tetapi mereka yang kafir

فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللهُ بِهَذَا مَثَلاً
mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?"

Di sini manusia berada di persimpangan jalan:

يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا
Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah,

Di sesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nya-muk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.

وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا
dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk.

Yaitu orang-orang yang beriman…

وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلاَّ الْفَاسِقِينَ(26)
Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,(26)

Lalu, siapa dan bagaimana tipe orang-orang fasik ini?

Orang-orang yang fasik adalah orang-orang yang menyimpang dari petunjuk Allah.

الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ
(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh,

Perjanjian yang telah diikat Allah dengan manusia terdapat dalam berbagai bentuk. Bentuk perjanjian dengan fitrah yang terpusat pada fitrah setiap makhluk hidup… Untuk mengakui Penciptanya, dan untuk mengarahkan ubudiyah hanya kepadaNya. Fitrah ini tetap haus akan keyakinan kepada Allah; tetapi ia telah sesat dan menyeleweng, lalu membuat tandingan-tandingan dan sekutu-sekutu bagi Allah… terdapat dalam bentuk perjanjian untuk menjadi khalifah di muka bumi seperti yang telah diikat Allah SWT dengan Adam..

Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. 2:38) Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. 2:39)

Ataupun dalam bentuk bermacam-macam perjanjian melalui risalah yang telah diturunkan kepada setiap kaum dan setiap bangsa untuk hanya berubudiyah kepada Allah, dan menjalani kehidupan mereka sesuai dengan metode dan hukumNya… Perjanjian-perjanjian inilah semua yang telah dilanggar oleh orang-orang fasik. Kalau perjanjian dengan Allah setelah diteguhkan saja sudah dilanggar, maka setiap perjanjian lain tentu akan dilanggar pula.

وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ
dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya

Allah telah menciptakan manusia terikat dengan bermacam-macam bentuk hubungan; Hubungan darah dan kekeluargaan. Hubungan kemanusiaan dan lain sebagainya. Seluruh manusia terikat dengan ikatan universal, yaitu hubungan akidah dan persaudaraan dalam iman. Tetapi ikatan-ikatan ini diputuskan… Maka timbullah kerusakan di muka bumi:

وَيُفْسِدُونَ فِي الأَرْضِ
dan membuat kerusakan di muka bumi.

Kerusakan itu banyak ragamnya, semuanya berasal dari kefasikan dan melanggar perjanjian dengan Allah serta memutuskan perhubungan yang diperintahkan oleh Allah. Oleh sebab itu pelaku-pelakunya pantas disesatkan Allah SWT…

أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ(27)
Mereka itulah orang-orang yang rugi.(27)

Di dunia bergelimang dalam kesesatan dan kemaksiatan, di akhirat dilemparkan ke dalam siksaan neraka jahannam.

Inilah suatu kerugian yang sangat besar…

Kerugian yang menyengsarakan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar