TANTANGAN UNTUK ORANG YANG MERAGUKAN KEBENARAN AL-QURAN
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(23) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ(24) وَبَشِّرِ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ(25)
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(23) Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.(24) Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.(25)
URAIAN AYAT
Pada ayat sebelumnya Allah SWT menghim-bau seluruh ummat manusia agar berubudiyah kepadanya… Manusia diajak untuk memilih tipe yang mulia, bersih dan murni, tipe yang aktif yang meraih petunjuk dan kemenangan. Itulah orang-orang yang bertaqwa… Lalu membersihkan diri-nya dari segala bentuk syirik dan manifestasinya.
Dalam rangkaian ayat 23 sd 25 surat Al-Baqarah ini kita melihat tantangan Allah yang ditujukan kepada orang-orang musyrikin Quraisy, serta siapa saja yang meragukan kebenaran Al-Quran ini, untuk membuat tandingannya:
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan
مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا
tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad),
Jika kamu menganggap bahwa Al-Quran itu hanyalah dongeng, pelipur lara atau igauan Muhammad SAW, atau anggapan-angapan keliru lain, maka…
فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ
buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu
وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(23)
dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(23)
Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan kebenaran Al-Quran itu, dan Al-Quran tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan ahli bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Apakah tidak ada orang yang mencoba untuk menjawab tantangan ini?!
Ada…! Tetapi tidak seorangpun yang berhasil.
a- Yang pertama-tama mencoba tantangan ini adalah seorang penyair Arab, Lubaid bin Rabi'ah.
Sewaktu mendengar bahwa ada tantangan dari Muhammad, dia merasa tergugah, yakin akan kemampuannya, ditulisnya sebentuk syair dan digantungkannya di Ka'bah. Pada waktu itu hanya syair-syair yang bermutu dan dikarang oleh orang-orang tertentu saja yang boleh digantung-kan di situ. Salah seorang muslim yang melihat syair tersebut merasa bahwa syair itu tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan Al-Quran. Keesokan harinya datanglah Lubaid. Dia kaget, tapi sekaligus kagum dengan nilai-nilai sastra ayat-ayat Al-Quran hingga ia berteriak:
وَاللهِ مَا هَذَا بِقَوْلٍ بَشَرٍ وَأَنَا مِنَ المُسْلِمِيْنَ
"Demi Allah, ini betul-betul bukan perkataan manusia. Mulai sekarang aku jadi orang Islam."
Pada akhirnya, Lubaid meninggalkan profesi-nya sebagai penyair. Malah waktu Umar meminta Lubaid untuk membacakan syair ciptaannya, dibacanya surat Al-Baqarah, kemudian berkata:
مَا كُنْتُ لَتَقُوْلُ شِعْراً بَعْدُ إِنْ عَلَّمَنِيَ اللهُ سُوْرَةَ البَقَرَةِ وَآل عِمْران
"Aku tidak akan membaca syair lagi setelah Allah mengajarkan padaku surat Al-Baqarah dan Ali Imran."
Dan dia menjadi muslim yang taat semenjak tahun ke-9 H.
b- Ada lagi orang yang iseng, ingin mendapat posisi di tengah-tengah masyarakat, mencoba me-niru gaya pantun Al-Quran. Misalnya Musailamah Ad-Dajjal. Untuk mengimbangi surat Al-Kautsar diciptakannya kata surat sebagai berikut:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الجَمَاهِرْ ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَجَاهِرْ
Atau dicobanya menciptakan pantun:
وَ الطَّاهِنَاتِ طَهْناً، العَاجِنَاتِ عَجْناً، وَ الخَابِزَاتِ خُبْزاً
Jangankan untuk dibandingkan dengan ayat Al-Quran, anak kecil sekalipun akan tertawa mendengar ciptaan ini.
c- Usaha sungguh-sungguhpun pernah dicoba, misalnya oleh Ibnu Muqafaa' pada tahun 827 M.
Sejumlah pemimpin-pemimpin dari golongan anti Islam melihat betapa besarnya pengaruh Al-Quran pada pribadi dan masyarakat. Mereka lalu mencari seorang sastrawan yang dikira sanggup menulis suatu karya untuk menandingi Al-Quran. Pilihan jatuh kepda Ibnu Muqaffaa' dan yang terakhir ini, yakin dengan kemampuannya mene-rima tugas tersebut, perjanjian segera dibuat. Ibnu Muqafaa' harus menyelesaikan karya tersebut dalam tempo setahun dan semua biaya yang diperlukan akan ditanggung. Setelah berlalu sete-ngah tahun, mereka mendatangi Ibnu Muqafaa' untuk melihat sampai di mana karya itu telah ditulis. Apa yang mereka jumpai? Hanya kertas yang disobek-sobek. Bertebaran di sana-sini. Sang Sastrawan telah berusaha dengan seluruh kemampuannya untuk menulis. Tetapi tidak ada satu kalimatpun yang dapat ditulisnya, selama enam bulan itu. Dengan penuh rasa malu dia mengakui ketidak mampuannya dan kontraknya-pun dibatalkan. (H. A. Malik Ahmad/ Akidah (buku II) hal 92-93)
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا
Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya),
Walaupun seluruh bangsa jin dan manusia, atau seluruh makhluk di alam semesta ini saling bekerjasama untuk membikin suatu surat yang sama dengan Al-Quran itu, maka pasti usaha itu akan sia-sia belaka.
Oleh sebab itu, maka:
فَاتَّقُوا النَّارَ
peliharalah dirimu dari neraka
Yaitu; dengan mengimani dan menjunjung tinggi ajaran Al-Quran yang telah diturunkan Allah SWT kepada hamba dan RasulNya Muhammad SAW. Inilah yang hanya dapat menghindarkan kamu dari siksaan neraka itu…
الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
yang bahan bakarnya manusia dan batu,
أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ(24)
yang disediakan bagi orang-orang kafir.(24)
Alangkah dahsyatnya siksaan neraka…
Batu-batu yang terbakar…
Manusia-manusia yang kafir…
Yang mengingkari kebenaran Al-Quran…
Diaduk menjadi satu…
Panas neraka dan batu…
Menyatu menggulung mereka yang berkepala batu…
Selanjutnya, Allah SWT menjelaskan tentang golongan orang-orang yang beriman.
Mereka adalah orang-orang yang menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup, meyakininya sepenuh hati sebagai petunjuk Ilahi yang akan mengantarkan manusia menuju keselamatan dunia dan akhirat:
وَبَشِّرِ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
Gembirakanlah mereka yang berpegang teguh kepada ajarah Allah SWT dan Rasulullah SAW tersebut, yang tegar dengan prinsip Al-Quran, meskipun senantiasa menghadapi cobaan dan tantangan, namun keimanan mereka tidak luntur. Dengan keimanan yang tulus lalu mereka beramal shaleh…
أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
Jadi mereka pasti mendapatkan keberun-tungan yang besar pada fase kehidupan akhirat; dan akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya.
Hapuslah sedih di hati, walaupun pada kehidupan duniawi ini tidak sepi dari perjuangan pahit…
Dunia adalah kehidupan sementara…
Dunia tempat beramal…
Akhirat tempat memetik hasil…
Mengenai sungai-sungai di surga Allah SWT menerangkan pada surat Muhammad ayat 15:
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? (QS. 47:15)
كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا
Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu,
قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ
mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu."
Di sini diterangkan bahwa buah-buahan di surga adalah sama bentuknya dengan buah-buahan di dunia.
وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا
Mereka diberi buah-buahan yang serupa
Namun berbeda rasa dan nikmatnya…
Di samping demikian ada lagi nikmat yang lain:
وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ
dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci
Yakni; pasangan hidup yang bersih dari lahiriyah dan bathiniyah, yang tidak pernah ternoda, menemani hidup bahagia…
وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ(25)
dan mereka kekal di dalamnya.(25)
Kenikmatan di surga itu adalah kenikmatan yang serba lengkap, baik jasmani maupun rohani.
Berbahagialah orang-orang yang menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar