Kamis, 14 Mei 2009

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 21 SAMPAI 22

MENGABDI KEPADA ALLAH

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ(21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلاَ تَجْعَلُوا ِللهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ(22)

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.(21) Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.(22)

URAIAN AYAT

Rangkaian ayat ke-21 dan 22 surat Al-Baqarah ini ditempatkan Allah setelah ayat-ayat yang menerangkan watak dan ciri-ciri orang munafik, yang mempunyai penyakit keraguan beragama di dalam hati mereka, tetapi mereka masih mengaku sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhirat… Keimanan yang tertolak berbaur dengan kondisi kejiwaan mereka yang labil, plin plan dan kegalauan hati menerima pengajaran Al-Quran…

Di sini Allah SWT memanggil seluruh ummat manusia untuk mengabdi kepadaNya semata:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu

Jadi, manusia diajak untuk memilih tipe yang mulia bersih dan murni, tipe yang aktif yang meraih petunjuk dan kemenangan… itulah tipe orang-orang bertaqwa, yang sadar bahwa dirinya diciptakan Allah dari sari pati tanah, berupa percampuaran sperma dengan ovum yang menjalani proses di dalam rahim. Kemudian menginsafi bahwa hidupnya diatur fase demi fase di bawah pemeliharaan dan pengawasan Allah SWT. Dan tiada satu segi kehidupanpun yang terlepas dari pemeliharaan Rabbi… Kesadaran yang muncul di dalam jiwa begini, memacu dia agar senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengabdi hanya kepadaNya belaka. Itulah pengabdian yang tulus, tak obahnya seperti prajurit yang berada di barak-barak militer senantiasa siap sedia menjalankan perintah atasan, baik suka maupun terpaksa…

Berikutnya dipertajam tentang pengertian Rabb:

الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu,

Allah SWT Dialah yang menciptakan manusia dengan kasih sayangNya. Pertama-tama menciptakan Adam nenek moyang manusia dari tanah. Kemudian proses penciptaan anak cucu Adam dari sperma dengan ovum melalui fase demi fase seperti yang kita bicarakan tadi… Oleh sebab itu Allah pulalah satu-satuNya yang berhak meneri-ma ubudiyah; penghambaan diri dari hambaNya. Sedangkan ubudiyah tersebut mempunyai target dan cara yang harus direalisir:

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ(21)
agar kamu bertakwa.(21)

Manusia bertaqwa yang mengabdikan dirinya kepada Allah SWT belaka dimana hatinya senantiasa terpelihara di lingkungan keikhlasan demi Allah semata, tanpa tandingan dan sekutu…

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ فِرَاشًا
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu

Di sini Allah SWT mengingatkan kita kepada kasih sayangNya yang tiada terhingga… bahwa segala keperluan hidup kita telah dipersiapkan-Nya sebelum kita diciptakanNya; dipersiapkan-Nya bumi seperti hamparan tempat tidur.

Kita hanya tinggal menempati dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan dan tujuan hidup kita yang benar...

وَالسَّمَاءَ بِنَاءً
dan langit sebagai atap,

Langit yang kokoh bagaikan atap mempunyai hubungan yang erat dengan manusia dan kehidupan di bumi, baik dalam bentuk cahaya, suhu panas dan dingin, atau gaya gravitasinya…

وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit,

فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ
lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan

رِزْقًا لَكُمْ
sebagai rezki untukmu;

Betapa besarnya karunia Allah… Bumi dan langit diciptakanNya dalam kesatuan organis saling menunjang kesejahteraan dan kebutuhan hidup manusia. Dengan gaya gravitasinya maka terwujudlah keseimbangan dan keharmonisan di bumi, dan timbul pula perobahan alami pada eter, atmosfir, air, suhu dan musim.

Air hujan menyirami bumi, mengairi tanah dan merobah kondisi tanah gersang menjadi subur, lalu tumbuh bermacam-macam jenis tanaman dan buah-buahan, sebagai rezeki untuk kita…

Firman Allah pada ayat lain:

وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ(11)
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).(QS. 43 Az-Zuhruf: 11)

Atau firman Allah:

وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انْظُرُوا إِلَى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ إِنَّ فِي ذَلِكُمْ َلآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ(99)
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghi-jau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.(QS. 6 Al-An'am: 99)

Mengingat betapa besarnya karunia Allah SWT, maka hendaklah kita bersyukur dan mengabdikan diri kepadaNya dengan memurni-kan akidah tauhid serta menghindari syirik dan segala manifestasinya:

فَلاَ تَجْعَلُوا ِللهِ أَنْدَادًا
karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,

Barangkali ada tuhan yang disembah bersama Allah SWT yang tidak terdapat dalam bentuk sesembahan primitif seperti yang dilakukan oleh kaum pagan (musyrik) penyembah berhala, tetapi dalam bentuk lain yang tersembunyi. Mungkin dalam bentuk memperturutkan kemauan hawa nafsu yang tiada terkendali dengan jiwa iman:

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلاً(43)
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?(QS. 25 Al-Furqan: 43)

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللهِ أَفَلاَ تَذَكَّرُونَ(23)
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatan-nya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. 45 Al-Jatsiyah: 23)

Mungkin pula dalam bentuk menggantungkan harapan kepada selain Allah, atau dalam bentuk takut kepada selain Allah, atau dalam bentuk kepercayaan dan mengharapkan keuntungan atau menolak bahaya selain dari Allah dalam segala manifestasinya.

Ibnu Abbas mengungkapkan: "Membuat tandingan bagi Allah adalah perbuatan syirik yang tersembunyi, lebih tersembunyi dari langkah-langkah semut di atas bejana hitam di tengah malam pekat. Seperti ucapan: 'Demi Allah dan demi kamu ya Fulan', atau : 'Kalau bukan karena anjing maka tentu kita telah kecurian.' Atau seperti perkataan seseorang: 'Apa yang diinginkan Allah dan kamu.' Atau: 'Kalau bukan karena Allah dan si Fulan… Semuanya ini adalah syirik."

Pernah seseorang berkata kepada Rasulullah SAW: "Apa yang diinginkan Allah dan kamu inginkan; lalu Nabi SAW bersabda: "Apakah kamu menjadikan aku tandingan Allah?"

Di penghujung ayat ditegaskan:

وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ(22)
padahal kamu mengetahui.(22)

Demikianlah manusia menyadari bahwa segala yang disembah selain Allah adalah makhluk yang tunduk kepada hukum yang telah ditetapkan Allah. Semuanya tidak mampu melepaskan diri dari ketentuan yang telah ditaqdirkan Allah.

Firman Allah pada surat Al-A'raf ayat 189 sd 191:

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلاً خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ (189) فَلَمَّا ءَاتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلاَ لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا ءَاتَاهُمَا فَتَعَالَى اللهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (190) أَيُشْرِكُونَ مَا لاَ يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ (191)
Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah di-campurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur".(189) Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.(190) Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.(191)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar