WATAK BANI ISRAIL
(Lanjutan ayat)
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوا وَلِلْكَافِرِينَ
عَذَابٌ أَلِيمٌ(104) مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلاَ
الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَاللهُ يَخْتَصُّ
بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ(105) مَا نَنْسَخْ مِنْ
ءَايَةٍ أَوْ نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِنْهَا أَوْ مِثْلِهَا أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ
اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(106) أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ
وَالأَرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ(107)
أَمْ تُرِيدُونَ أَنْ تَسْأَلُوا رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَى مِنْ قَبْلُ وَمَنْ
يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ(108) وَدَّ كَثِيرٌ
مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا
مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا
حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(109) وَأَقِيمُوا
الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُوا ِلأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ
اللهِ إِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ(110)
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): "Raa`ina", tetapi
katakanlah : "Unzhurna", dan "dengarlah". Dan bagi
orang-orang kafir siksaan yang pedih.(104) Orang-orang kafir dari Ahli Kitab
dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan
kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk
diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.(105)
Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya,
Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.
Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?(106)
Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah?
Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong.(107)
Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil
meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan
kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.(108)
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri
mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.(109) Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah
zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan
mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa
yang kamu kerjakan.(110)
URAIAN
AYAT
Kumpulan ayat ini ditujukan
kepada kaum muslimin agar menghindari prilaku Yahudi yang keji karena
kedengkian yang membakar hati mereka, karena Allah SWT mengangkat Muhammad SAW
menjadi rasul; bukan dari golongan mereka.
Kaum Yahudi mempergunakan
kata-kata yang biasa diucapkan kaum muslimin kepada Rasulullah SAW tetapi
disertai oleh penyamaran ungkapan dimana ungkapan "Raa'inaa" yang
berarti "sudilah kiranya kamu memperhatikan kami". Mereka menyamarkan
ungkapan itu untuk maksud keji. Di kala para sahabat menghadapkan ungkapan kata
ini kepada Rasulullah SAW, maka orang Yahudipun memakai kata ini dengan digumam
seakan-akan menyebut "Raa'inaa" padahal yang mereka katakan
"Ru'unah" yang berarti "kebodohan yang sangat", sebagai
ejekan kepada Rasulullah SAW. Itulah sebabnya Tuhan menyuruh supaya para
sahabat menukar perkataan "Raa'ina" dengan "Unzhurna", yang
semakna dengannya.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَقُولُوا رَاعِنَا
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): "Raa`ina",
Dari ungkapan ayaat di atas
jelaslah watak Yahudi yang suka mempermainkan lidah, memplesetkan atau
mengucapkan kata-kata dengan cara yang salah. Watak keji yang mereka hadapkan
kepada Nabi SAW, karena mereka takut memaki beliau secara langsung, oleh karena
itu mereka menempuh cara curang, yang hanya mungkin dilakukan oleh orang-orang
pandir dan konyol. Itu pula sebabnya kaum muslimin dilarang mengucapkan
kata-kata yang diselewengkan Yahudi tadi, lalu mereka disuruh menggantinya
dengan ungkapan yang berarti sama:
وَقُولُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوا
tetapi katakanlah :
"Unzhurna", dan "dengarlah".
Ummat beriman diperintah
untuk mendengar dengan pengertian ta'at, dan mereka diperingatkan bahwa bagi
orang-orang kafir dipersiapkan azab yang pedih:
وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ(104)
Dan bagi orang-orang kafir
siksaan yang pedih.
Setelah itu Allah SWT
mengungkapkan kepada kaum muslimin niat jahat dan permusuhan yang sangat besar
di dalam hati orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
مَا يَوَدُّ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلاَ الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ
مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ
Orang-orang kafir dari Ahli
Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu
kebaikan kepadamu dari Tuhanmu.
Kedengkian mereka bukan
kepalang, karena Allah menurunkan kebajikan kepada kaum muslimin dengan
mengutus Muhammad SAW pembawa rahmat bagi semesta alam. Di bawah bimbingan
Muhammad SAW maka Allah SWT mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliyan kepada
cahaya iman yang terang benderang; dari kubangan akhlakul mazmuumah (tercela)
menuju lapangan akhlakul kariimah.
وَاللهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ
Dan Allah menentukan siapa
yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian);
وَاللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ(105)
dan Allah mempunyai karunia
yang besar.(105)
Tidak ada nikmat yang lebih
agung dari nikmat kenabian dan kerasulan… dan tiada nikmat yang lebih besar
dari nikmat iman dan Islam. Dengan nikmat itu manusia dapat menjalani hidup
yang benar dan selamat menuju tujuan kewujudannya dunia dan akhirat.
Orang-orang Yahudi
senantiasa berusaha melemahkan akidah kaum muslimin dengan
propaganda-propaganda palsu. Propaganda ini semakin memuncak pada waktu
peristiwa perobahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah, 16 bulan setelah
hijrah. Sebelumnya Nabi SAW menghadap di waktu shalat di permulaan hijrah ke
arah Baitul Maqdis, kiblat orang-orang Yahudi. Hal ini dijadikan Yahudi sebagai
alasan kuat untuk menyatakan bahwa agama merekalah yang benar, dan kiblat
merekalah yang benar. Ini pula yang menyebabkan Rasulullah SAW yang walaupun
ingin beralih kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah namun beliau tidak
menyatakannya secara terus terang, sehingga akhirnya dikabulkan Allah SWT,
melalui firmanNya di dalam surat
Al-Baqarah ini (seperti terlihat pada kumpulan ayat 142 sd 152 pada juz II).
Mengingat peralihan Kiblat
ini mengakibatkan musnah dan batalnya alasan Yahudi dan mereka merasa sangat
merugi dan menyesal, maka mereka lantas melancarkan propaganda-propaganda licik
yang bertujuan untuk menimbulkan keragu-taguan kaum muslimin kepada sumber
perintah yang diterima oleh Rasulullah SAW. Mereka mulai menghujat akidah kaum
muslimin dan menyebar issue: "Jika menghadap ke Baitul Maqdis itu salah,
maka shalat dan ibadat yang kamu lakukan selama ini adalah sia-sia belaka. Jika
benar maka untuk apa dirobah?!"
Propaganda keji dan makar
ini ternyata mempengaruhi sebagian kaum muslimin sehingga mereka mengajukan pertanyaan kepada
Rasulullah SAW meninta bukti-bukti dan dalil… suatu yang tidak sesuai dengan
kemantapan hati yang mutlak kepada kepemimpinan Rasulullah SAW, sekaligus
kepada sumber akidah Yang mengutus beliau SAW.
Selanjutnya mereka
mempersoalkan lagi tentang ayat-ayat nasikh dan mansukh, maka Allah menurunkan
ayat berikut yang menjelaskan bahwa masalah wahyu adalah hak mutlak Allah SWT.
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, berbuat menurut kehendakNya dan Dia
adalah Pemilik kerajaan langit dan bumi.
Jadi masalah menasakhkan
(menghapuskan atau menukar) suatu ayat sama sekali bukan otoritas Muhammad dan
bukan pula bisa diutak-atik menurut selera Yahudi, tetapi menjadi hak mutlak
Allah SWT, karena sesuatu hikmah yang hanya Dia semata Maha Mengetahuinya…
Menghujat suatu ayat adalah prilaku kurang ajar di hadapan Allah yang hanya
mungkin dilakukan oleh manusia durjana yang keras kepala.
مَا نَنْسَخْ مِنْ ءَايَةٍ أَوْ نُنْسِهَا
Ayat mana saja yang Kami
nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya,
نَأْتِ بِخَيْرٍ مِنْهَا أَوْ مِثْلِهَا
Kami datangkan yang lebih
baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(106)
Tiadakah kamu mengetahui
bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?(106)
Mengapa problema penasakhan
ayat ini dibesar-besarkan dan dijadikan alasan untuk menghujat otoritas Allh
SWT?
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ
Tiadakah kamu mengetahui
bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah?
Karena Allah Pemilik
kerajaan langit dan bumi maka Dia pula yang berhak menentukan aturan-aturan
yang mengatur organisasi semesta ini. Dia Maha Mengetahui, ilmuNya meliputi
segala… Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kasih dan sayangNya tiada
terhingga… Maka tidak mungkin ayat-ayat yang diturunkanNya kepada hambaNya sepi
dari hikmah… dan sudah pasti penghapusan dan penukaran suatu ayat yang telah
diturunkan-Nya kepada RasulNya adalah demi kemaslahatan hamba-hambaNya juga.
Propaganda yang disebar
pihak Yahudi dan orang-orang yang benci kepada Islam, tidak boleh mempengaruhi
orang-orang beriman. Mengikuti alam pikiran mereka yang tidak beradab di
hadapan Allah berarti suatu penyimpangan yang hanya mengundang murka Allah SWT
belaka.
وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ(107)
Dan tiada bagimu selain
Allah seorang pelindung maupun seorang penolong.(107)
Ayat selanjutnya mengungkap
realitas sejarah yang pernah terjadi antara Bani Israil dengan Musa pada masa
dahulu. Mereka meminta permintaan yang bukan-bukan kepada Musa.
Perbuatan begini selayaknya
dijauhi oleh kaum mukmin, karena tabiat demikian menunjukkan kelemahan hati dalam
memegang teguh prinsip Islam!
أَمْ تُرِيدُونَ
أَنْ تَسْأَلُوا رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَى مِنْ قَبْلُ
Apakah kamu menghendaki
untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada
zaman dahulu?
Permintaan apakah itu?
Di sini tidak dijelaskan.
Tetapi apabila kita mengikuti uaraian-uraian ayat lain di dalam surat ini,
maupun pada surat-surat lain di dalam Al-Quran, maka kita akan menemukan bahwa
permintaan Bani Israil itu bermacam-macam, namun tetap disertai oleh prilaku
yang tidak senonoh. Seperti mereka meminta Musa untuk memohon kepada Tuhannya
menerangkan hakikat, sifat-sifat dan ciri-ciri sapi betina, pada waktu mereka
diperintah menyembelihnya. Ketidak sopanan mereka dalam menerima perintah
berakhir dengan menyulitkan mereka sendiri… Atau, mereka meminta Musa memper-lihatkan
Allah secara kasat mata…
Permintaan Yahudi yang
bermacam-macam itu adalah dimotivasi oleh sikap kekafiran yang mengkristal di
lubuk hati mereka, di samping menukar iman dengan kekafiran.
وَمَنْ يَتَبَدَّلِ
الْكُفْرَ بِالإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ(108)
Dan barangsiapa yang menukar
iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang
lurus.(108)
Jadi, ummat beriman tidak
layak mencontoh tabiat Yahudi itu, apalagi mengajukan permintaan yang
bukan-bukan kepada Rasulullah SAW.
Selanjutnya kembali kaum
muslimin diingatkan kepada hakikat yang terkandung di dalam jiwa sebagian Ahli
Kitab (Yahudi dan Nashrani). Yaitu keinginan untuk memurtadkan kaum muslimin
dari iman. Keinginan itu sendiri didorong oleh kedengkian yang timbul dari diri
mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran.
وَدَّ كَثِيرٌ
مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا
Sebahagian besar Ahli Kitab
menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu
beriman,
حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ
الْحَقُّ
karena dengki yang (timbul)
dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.
فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا
Maka ma`afkanlah dan
biarkanlah mereka,
حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ
sampai Allah mendatangkan
perintah-Nya.
إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(109)
Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.(109)
Ma'afkanlah dan biarkanlah
mereka sampai datang waktunya Allah menurunkan perintah untuk memberi keizinan
memerangi dan mengusir orang Yahudi dari Medinah.
Di sela-sela penjelasan
ayat tentang propaganda licik dan kebusukan hati yang ada pada pihak Yahudi
dan orang-orang yang memusuhi Islam ini, maka Allah SWT memberikan suatu
therapi dan solusi; guna menguatkan ikatan akidah dan hubungan yang mantap
denganNya, sehingga tidak terpengaruh oleh sepak terjang pihak-pihak lain.
وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ
Dan dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat.
Shalat sebagai media yang
menghubungkan antara hamba dengan Khaliqnya. Dan zakat di samping suatu ibadah
yang mewujudkan kesucian antara hamba dengan Khaliqnya, maka zakat adalah
sebagai media yang mengikat solidaritas dan persaudaran sesama orang-orang
mukmin.
وَمَا تُقَدِّمُوا ِلأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ
اللهِ
Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah.
Gemar berbuat kebajikan dan
jangan meremehkan kebajikan, sekecil apapun bentuknya!
إِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ(110)
Sesungguhnya Allah Maha
Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.(110)