KEBENCIAN KAUM MUSYRIK,
YAHUDI DAN NASHRANI
وَقَالَ الَّذِينَ
لاَ يَعْلَمُونَ لَوْلاَ يُكَلِّمُنَا اللهُ أَوْ تَأْتِينَا ءَايَةٌ كَذَلِكَ قَالَ
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ قَدْ بَيَّنَّا
الآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ(118) إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا
وَلاَ تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيمِ(119) وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلاَ
النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ
اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ
مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ(120) الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ
أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ(121)
يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي
فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ(122) وَاتَّقُوا يَوْمًا لاَ تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ
نَفْسٍ شَيْئًا وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلاَ تَنْفَعُهَا شَفَاعَةٌ وَلاَ هُمْ
يُنْصَرُونَ(123)
Dan orang-orang yang tidak
mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami
atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" Demikian pula orang-orang
yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka
serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada
kaum yang yakin.(118) Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan
kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu
tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.(119)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan
mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu.(120) Orang-orang yang telah Kami berikan Al
Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu
beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah
orang-orang yang rugi.(121) Hai Bani Israil, ingatlah akan ni`mat-Ku yang telah
Ku-anugerahkan kepadamu dan Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.(122)
Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan
seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan
tidak akan memberi manfa`at sesuatu syafa`at kepadanya dan tidak (pula) mereka
akan ditolong.(123)
URAIAN
AYAT
Kumpulan ayat ini masih
membicarakan tentang kekafiran yang diperlihatkan oleh orang-orang jahiliyah
kepada Islam dan kebencian orang-orang Yahudi dan Nashrani… sekaligus mengungkapkan
tentang problema abadi yang dihadapi oleh setiap muslim di permukaan bumi ini
berhubungan dengan akidah yang mereka anut. Terjadi perjuangan yang tiada
putus-putusnya antara pihak Islam dengan musuh-musuhnya…
Ayat 118 menggambarkan
tentang ocehan orang-orang kafir Quraisy atas penolakannya kepada kerasulan
Muhammad SAW:
وَقَالَ الَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ لَوْلاَ يُكَلِّمُنَا اللهُ
Dan orang-orang yang tidak
mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami
Jadi mereka menolak
kerasulan Muhammad SAW, karena Allah SWT tidak berbicara langsung dengan
mereka.
Mereka tidak memahami
hakikat bahwa masalah kerasulan itu adalah hak mutlak Allah, dan Allah SWT
lebih mengetahui di mana di tempatkanNya kerasulan itu.
Ucapan ini sama dengan yang
diungkapkan oleh orang-orang Yahudi di masa Musa yang menuntut beliau agar
memperlihatkan Allah secara fisik, lalu berbicara langsung dengan mereka…
Selanjutnya mereka
menuntut:
أَوْ تَأْتِينَا ءَايَةٌ
atau datang tanda-tanda
kekuasaan-Nya kepada kami?"
Manusia kafir yang
materialistis ini, mengukur kebenaran dengan hawa nafsu mereka. Atas dasar itu
mereka mengajukan tuntutan yang hendak menyalahi hukum alami yang telah
ditetapkan Ilahi pada alam duniawi yang dekil ini, tuntutan yang diajukan kafir
Quraisy misalnya diterangkan Allah pada surat
Al-Isra' ayat 90 sd 93:
وَقَالُوا
لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الأَرْضِ يَنْبُوعًا (90) أَوْ تَكُونَ
لَكَ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَعِنَبٍ فَتُفَجِّرَ الأَنْهَارَ خِلاَلَهَا تَفْجِيرًا
(91) أَوْ تُسْقِطَ السَّمَاءَ كَمَا زَعَمْتَ عَلَيْنَا كِسَفًا أَوْ تَأْتِيَ بِاللهِ
وَالْمَلاَئِكَةِ قَبِيلاً (92) أَوْ يَكُونَ لَكَ بَيْتٌ مِنْ زُخْرُفٍ أَوْ تَرْقَى
فِي السَّمَاءِ وَلَنْ نُؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتَّى تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتَابًا نَقْرَؤُهُ
قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلاَّ بَشَرًا رَسُولاً (93)
Dan mereka berkata:
"Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air
dari bumi untuk kami,(90) atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur,
lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya,(91) atau
kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau
kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.(92)
Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami
sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas
kami sebuah kitab yang kami baca" Katakanlah: "Maha Suci Tuhanku,
bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?"(93)
Lanjutan surat Al-Baqarah ini menegaskan bahwa problema
kekafiran tadi bukanlah problema baru…
Tantangan untuk
mendatangkan mukjizat yang luar biasa yang bersifat materi ini, sama saja
dengan tantangan yang dihadapkan oleh ummat dahulu kepada nabi-nabi mereka.
كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ
Demikian pula orang-orang
yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu;
تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ
hati mereka serupa.
Jadi tidak ada perbedaan
antara orang-orang kafir Quraisy dengan Yahudi, Nashrani dan ummat-ummat dahulu
itu dalam kebandelan hati dan kesesatan.
قَدْ بَيَّنَّا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ(118)
Sesungguhnya Kami telah
menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.(118)
Sesungguhnya orang-orang
yang mempunyai keimanan dan keyakinan yang mantap, akan menemukan tanda-tanda
kebesaran dan kekuasa-an Allah SWT, sehingga hati mereka memperoleh ketenangan.
Tanda-tanda kebesaran dan
kekuasaan Allah SWT terbentang pada penciptaan langit dan bumi dan pergantian
malam dan siang hari… Ini hanya mungkin ditangkap oleh hati yang di dalamnya
bersinar cahaya keimanan yang mantap, tetapi akan tertutup bagi hati yang buta,
seperti diterangkan Allah pada surat
Ali-Imran:
إِنَّ فِي
خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ َلآيَاتٍ ِلأُولِي
الأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا
بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191) رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ
النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (192) رَبَّنَا
إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا
وَتَوَفَّنَا مَعَ الأَبْرَارِ (193) رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ
وَلاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيعَادَ (194)
Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(190) (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.(191) Ya Tuhan kami, sesungguhnya
barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau
hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.(192)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman
(yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya
Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang
berbakti.(193) Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan
kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan
kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."(194)
Kemudian Allah SWT
menghadapkan pembicaraan kepada Muhammad Rasulullah SAW, tentang tugas-tugas
dan konsekwensinya:
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ
Sesungguhnya Kami telah
mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran;
Dengan kebenaran itu maka
manusia akan terlepas dari pandangan hidup yang keliru… Kepadanya diturunkan
Al-Quran yang membenar-kan kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasul
terdahulu. Al-Quran itu sebagai pedoman, rahmat dan cahaya kehidupan.
بَشِيرًا وَنَذِيرًا
sebagai pembawa berita gembira
dan pemberi peringatan,
Maka barang siapa yang
berpegang teguh kepada ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW, niscaya selamat di
dunia dan di akhirat, dan barang siapa yang mengingkarinya, niscaya dia akan
celaka di dunia dan di akhirat.
وَلاَ تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيمِ(119)
dan kamu tidak akan diminta
(pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.(119)
Tugasmu wahai Muhammad
adalah menunai-kan kewajiban. Orang-orang yang masuk neraka karena kedurhakaan
dan kemaksiatan mereka; itu adalah konsekwensi dari perbuatan mereka sendiri.
Lanjutan ayat menerangkan
tentang prilaku Yahudi dan Nashrani yang senantiasa memerangi dan memperdayakan
ummat Islam selagi hayat dikandung badan:
وَلَنْ تَرْضَى
عَنْكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Orang-orang Yahudi dan
Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Mereka tidak mau berhenti
menyebarkan segala propaganda dan hal-hal yang merongrong dan melemahkan akidah
ummat Islam sebelum tujuan mereka tercapai, yakni "sehingga kamu mengikuti
agama mereka".
Inilah medan pertempuran abadi…
Pertempuran akidah, yang
berlanjut sepanjang masa, sepanjang jalan kehidupan; meskipun generasi silih
berganti, namun inti problemanya tetap sama, meskipun dengan corak dan ragam
yang berbeda…
قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَى
Katakanlah:
"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)".
Selain petunjuk Allah
bukanlah petunjuk… Tidak ada tawar menawar dan tidak ada pilihan lain.
Barangsiapa yang beriman, maka keimanan-nya adalah untuk dirinya sendiri, dan
barangsiapa yang menolak, maka akibatnya adalah untuk dirinya sendiri…
وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ
الْعِلْمِ
Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ(120)
maka Allah tidak lagi
menjadi pelindung dan penolong bagimu.(120)
Tidak ada sama sekali
toleransi dalam memegang akidah ini… Sedikit saja ada kecenderungan untuk
mengikuti kemauan orang-orang Ahli Kitab dan kaum kafir itu, pada saat demikian
maka terlepaslah jaminan perlindungan dan pertolongan dari Allah…!
الَّذِينَ
ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ
Orang-orang yang telah Kami
berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya,
mereka itu beriman kepadanya.
Golongan Ahli Kitab yang
jauh dari hawa nafsu, mereka membacanya dengan sepenuh pengertian, tentu mereka
akan beriman kepada kebenaran yang engkau bawa… sedangkan golongan yang ingkar,
mereka pasti akan mengkafirinya… Merekalah yang akan merugi; bukan dirimu wahai
Muhammad!
وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ(121)
Dan barangsiapa yang ingkar
kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.(121)
Pembicaraan kemudian
dialihkan kepada Bani Israil, yang melalaikan hakikat kebenaran… yang
mengkhianati prinsip akidah dan dibuai oleh godaan hawa nafsu.
يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ
عَلَيْكُمْ
Hai Bani Israil, ingatlah
akan ni`mat-Ku yang telah Ku-anugerahkan kepadamu
وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ(122)
dan Aku telah melebihkan
kamu atas segala umat.
Kepada kalian telah
diberikan berbagai kelebihan, bantuan dan pertolongan yang tidak diberikan
kepada ummat lain, yaitu; selama kamu memegang teguh prinsip akidah dan setia
kepada janji yang kalian ikrarkan.
Untuk kamu dibelah laut,
lalu dibentangkan dua belas jalan, sementara ummat lain tidak pernah
mengalaminya…
Untuk kamu diturunkan manna
dan salwa di kala berada di padang
tandus dan musim pacek-lik, sementara ummat lain tidak mengalaminya…
Dan seterusnya… dan
seterusnya…!
وَاتَّقُوا يَوْمًا لاَ تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا
Dan takutlah kamu kepada
suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain
sedikitpun
وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ
dan tidak akan diterima
suatu tebusan daripadanya
وَلاَ تَنْفَعُهَا شَفَاعَةٌ
dan tidak akan memberi
manfa`at sesuatu syafa`at kepadanya
وَلاَ هُمْ يُنْصَرُونَ(123)
dan tidak (pula) mereka akan
ditolong.(123)
Oleh sebab itu, hentikanlah
segala sepak terjangmu yang didorong oleh kemauan hawa nafsu, iblis dan
syethan, serta panggilan duniawi yang rendah ini…