Sabtu, 25 September 2010

TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 34 S/D 39

PENCIPTAAN ADAM,
KEKHILAFAHAN DAN PERJUANGAN

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34) وَقُلْنَا يَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلاَ مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (35) فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ(36) فَتَلَقَّى ءَادَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (37) قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ (38) وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (39)
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.(34) Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.(35) Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(36) Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(37) Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".(38) Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(39)
URAIAN AYAT
Di penghujung uraian ayat sebelum ini telah dikemukakaan bahwa Adam telah dibekali pengetahuan khusus berupa kemampuan melam-bangkan sesuatu dengan nama… Pengetahuan ini tidak diberikan Allah SWT kepada malaikat. Dengan bekal pengetahuan tersebut maka diserah-kan kepada amanat kekhilafahan di bumi.
Pada lanjutan ayat ini kita akan meninjau penjelasan Al-Quran dan kembali mengutip buah pikiran Sayyid Quthub di dalam kitabnya "Fii Zilaalil Quran" jilid I dengan tambahan di sana sini.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا 
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka
Ini adalah penghargaan dalam bentuk yang paling tinggi yang diberikan kepada makhluk yang justeru bakal berbuat kebinasaan di atas bumi dan menumpahkan darah, namun ia telah dianugerahi rahasia-rahasia yang menjadikan dirinya lebih tinggi dari malaikat. Ia telah mendapatkan rahasia ma'rifat sebagaimana juga dianugerahi dengan rahasia iradah bebas, yang dapat memilih jalan yang diinginkannya. Sikap rangkap ini, dengan kemampuan mengendalikan iradah dalam merintis jalannya, serta usahanya mengemban amanat Allah ke jalan Allah… semua ini adalah sebagian dari rahasia-rahasia yang menjadikan dirinya berhak menerima pengharga-an itu.
Para malaikat bersujud karena mematuhi perintah Yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia…
إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ(34)
kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.(34)
Di sini, tampaklah bentuk dari sifat-sifat jahat, durhaka kepada Yang Maha Mulia. Maha Suci Dia! Dan keangkuhan untuk mengakui kelebihan pihak lain yang memang berhak untuk itu. Berbangga dengan dosa dan tidak mau mengerti!
Konteks ayat ini menunjukkan bahwa iblis bukan termasuk jenis malaikat, hanya ketika itu iblis ada bersama malaikat. Sekiranya iblis itu sejenis malaikat, tentu ia tidak akan durhaka, karena sifat utama malaikat seperti diterangkan dalam surat At-Tahrim ayat 6:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلاَئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَ يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ(6)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Penggunaan ungkapan dalam bentuk "kecuali" di sini tidaklah menunjukkan bahwa iblis itu dari pihak malaikat, sebab pengecualian itu dapat saja terjadi karena ia tengah berada bersama mereka; seperti kalau dikatakan: "Keluarga anu datang, kecuali si Ahmad." Padahal si Ahmad bukan anggota keluarga tersebut, tetapi hanya teman sepergaulannya. Dan iblis, menurut teks Al-Quran termasuk jin yang diciptakan Allah SWT dari api. Dengan demikian jelaslah bahwa iblis bukan termasuk jenis malakat.
Allah SWT berfirman di surat Al-Kahfi:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاً(50)
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.(50)
Sekarang, terbukalah sudah medan perjuangan abadi; perjuangan antara kejahatan iblis dengan khalifah Allah di atas bumi. Perjuangan abadi yang medannya adalah hati nurani manusia. Pertempuran yang akan dimenangkan oleh kebaikan sebanding dengan keteguhan manusia mamantapkan iradah dan memegang janjinya dengan Allah. Atau dimenangkan oleh kejahatan sesuai dengan kadar penyerahan manusia kepada panggilan nafsu dan jauhnya dari Allah.
وَقُلْنَا يَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ
Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini,
وَكُلاَ مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا
dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai,
وَلاَ تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ(35)
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.(35)
Adam serta isterinya dibolehkan memakan segala buah-buahan surga, kecuali satu pohon tertentu… satu pohon saja; mungkin pohon tersebut melambangkan larangan yang harus ada bagi kehidupan manusia di atas bumi. Sebab, tanpa adanya larangan maka iradah tidak akan tumbuh, tidak ada perbedaan antara manusia yang mempunyai iradah dengan hewan yang boleh dihalau, dan tidak akan teruji kesabaran manusia dalam menepati janji dan terikat dengan syarat. Oleh sebab itu iradah adalah persimpangan jalan. Orang-orang yang hidup tanpa iradah tergolong ke dalam jenis hewan, sekalipun bentuk lahirnya berbetuk manusia!
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ
Lalu keduanya diperdayakan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula
Alangkah hebatnya penggunaan ungkapan yang menggambarkan "diperdayakan"… Kata-kata ini mampu melukiskan suatu gambaran perjuangan. Seolah-olah anda melihat bagaimana syaithan sedang mengajak Adam dan isterinya untuk keluar dari surga, mendorong kaki mereka sehingga tergelincir dan tersungkur jatuh!
Dengan demikian sempurnalah pengalaman ini. Adam lupa dengan janjinya, lemah meng-hadapi rayuan, maka berlakulah ketentuan Allah dan diterapkanlah keputusanNya.
وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ
Dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain,
وَلَكُمْ فِي الأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ(36)
dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(36)
Suatu permakluman dimulainya pertempuran di medannya yang telah ditentukan, antara syaithan dan manusia sampai akhir zaman.
Adam lalu bangkit dari kejatuhannya. Didorong oleh fithrahnya yang segera menanggapi rahmat Allah yang memang senantiasa disadari-nya, setiap kali terjatuh daripadanya, ia kembali bangkit:
فَتَلَقَّى ءَادَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya,
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang menunjuki Adam yang telah tergelincir dan tersungkur jatuh menuju jalan yang lurus… Allah mengajarinya beberapa kalimat yang di dalam ungkapan kata itu tersimpan prinsif hidup dan kesadaran sejati.
Terdapat berbagai pandangan ulama tafsir tentang kalimat dimaksud, seperti kita temukan di dalam Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Al-Baqarah dengan kutipan berikut:
Suatu pendapat mengatakan bahwa kalimat tersebut ditafsirkan dengan firman Allah SWT:
قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ(23)
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".(Al-A'raf: 23)
Pendapat lain mengatakan:
اللهم لا إله إلا أنت سبحانك وبحمدك رب إني ظلمت نفسي فاغفر لي إنك خير الغافرين اللهم لا إله إلا أنت سبحانك وبحمدك رب إني ظلمت نفسي فارحمني إنك خير الراحمين اللهم لا إله إلا أنت سبحانك وبحمدك رب إني ظلمت نفسي فتب علي إنك أنت التواب الرحيم
"Ya Allah! Tiada Tuhan selain Engkau… Engkau Maha Suci dan terpuji! Rabbi, sesungguhnya aku menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku, sesungguhnya Engkau Sebaik-baik yang Mengampuni…! Ya Allah! Tiada Tuhan selain Engkau… Engkau Maha Suci dan terpuji! Rabbi, sesungguhnya aku menzalimi diriku sendiri, maka rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Sebaik-baik yang Merahmati…! Ya Allah! Tiada Tuhan selain Engkau… Engkau Maha Suci dan terpuji! Rabbi, sesungguhnya aku menzalimi diriku sendiri, maka terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang!
فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ(37)
maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(37)
Berlakulah ketentuan Allah yang terakhir dan perjanjian yang langgeng dengan Adam dan keturunannya, yaitu perjanjian kekhilafahan di muka bumi disertai syarat-syarat untuk menang, atau untuk hancur.
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا
Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu!
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ
Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,
فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ(38)
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".(38)
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami,
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ(39)
mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(39)
Maka beralihlah perjuangan yang abadi itu ke medannya yang sesungguhnya, lepas dari pautannya tanpa henti sejenakpun. Sejak awal kehidupannya di bumi ini, maka manusia telah mengenal cara untuk menang bila menghendaki kemenangan, dan tahu cara untuk kalah bila ia memilih kekalahan…
Kunci segalanya adalah sejauh mana manusia mantap memegang petunjuk, dan akhirnya… seberapa jauh ia menjadikan Al-Quran sebagai Sinar Kehidupan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar