ISLAM AGAMA IBRAHIM DAN ANAK-ANAKNYA
وَإِذِ ابْتَلَى
إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ
إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ(124) وَإِذْ
جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ
مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ
وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ(125) وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ
هَذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ
بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ
إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ(126) وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ
مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ(127) رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً
مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ(128) رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ
ءَايَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ(129) وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلاَّ مَنْ سَفِهَ
نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ(130)
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ(131) وَوَصَّى
بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ
فَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ(132) أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ
حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا
نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ ءَابَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا
وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ(133) تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ
وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ وَلاَ تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ(134)
Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu
Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan
menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya
mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak
mengenai orang-orang yang zalim".(124) Dan (ingatlah), ketika Kami
menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang
aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yang thawaf, yang i`tikaaf, yang ruku` dan yang sujud".(125)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini
negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah
berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara,
kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali".(126) Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina)
dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): "Ya Tuhan kami
terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui".(127) Ya Tuhan kami, jadikanlah kami
berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak
cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami
cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(128) Ya
Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(129) Dan tidak
ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya
sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di
akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.(130) Ketika Tuhannya
berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku
tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".(131) Dan Ibrahim telah
mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim
berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini
bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".(132)
Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia
berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggal-ku?"
Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya."(133) Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah
diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan
diminta pertang-gungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.(134)
URAIAN
AYAT
Pada penggal ayat ini Allah
SWT mengingatkan Bani Israil dan kaum Quraisy kepada nenek moyang mereka
Ibrahim bersama puteranya Ismail (sebagai nenek moyang Quraisy) dan Ishak
(sebagai nenek moyang Bani Israil)… Dengan ini mereka diajak untuk meninjau
sejarah dan meneladani prilaku nenek moyang mereka yang terpuji…
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ
Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan),
Ingatlah wahai Muhammad
cobaan dan ujian yang telah diberikan Allah SWT kepada Ibrahim untuk menerima
perintah dan larangan… Ibrahim menerimanya dengan tulus ikhlas
فَأَتَمَّهُنَّ
lalu Ibrahim menunaikannya.
Ibrahim memegang teguh
amanat dan setia kepada janji… Dia sama sekali tidak terpengaruh oleh
nilai-nilai duniawi yang menipu ini. Oleh sebab itu Ibrahim berhak menerima
kemuliaan di sisi Allah:
قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا
Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia".
Imam yang menuntun manusia
menuju ridha Allah, yang menunjukkan mana jalan yang benar dan mana jalan yang
salah… Mana yang membawa ke surga dan mana yang menjerumuskan ke neraka…
Sewaktu Ibrahim menerima
penghargaan ini, maka tergeraklah di hatinya suatu keinginan fithrawii; agar
penghargaan dan kemuliaan ini juga berlanjut kepada anak cucunya
قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي
Ibrahim berkata: "(Dan
saya mohon juga) dari keturunanku".
Namun Allah SWT memberikan
jawaban tegas:
قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ(124)
Allah berfirman:
"Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim".(124)
Kemuliaan ini hanya berlaku
bagi mereka yang mau berupaya mencapainya. Dan tidak berlaku sama sekali bagi
mereka yang zalim. Yaitu kezaliman dangan segala ruang lingkup dan
manifestasinya… puncak kezaliman itu adalah syirik.
Selanjutnya dikemukakan
pula bagaimana kemuliaan melimpahi Ibrahim dan anaknya Ismail… Ketika keduanya
diperintahkan untuk membersihkan Ka'bah dari segala kotoran; terutama dari berhala-berhala
yang nyata-nyata suatu kezaliman yang sangat besar. Ka'bah telah dijadikan
tempat berkumpul bagi manusia untuk beribadat kepada Allah SWT semata, dan
tempat yang aman.
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا
Dan (ingatlah), ketika Kami
menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang
aman.
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
Dan jadikanlah sebahagian
maqam Ibrahim tempat shalat.
Bukan untuk berbuat maksiat
seperti yang dilakukan kafir Quraisy.
Ka'bah bukanlah milik
Ibrahim dan anak keturunannya, tetapi mereka hanyalah sebagai pelayan dari
perintah Allah untuk mempersiapkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi para pengun-jung
dan hamba-hambaNya yang beriman…
وَعَهِدْنَا
إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ
وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ(125)
Dan telah Kami perintahkan
kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang
thawaf, yang i`tikaaf, yang ruku` dan yang sujud".(125)
Di sini jelas terungkap
betapa jauhnya penyimpangan kafir Quraisy dari jalan hidup Ibrahim dan Ismail…
Sebagai penjaga Ka'bah
Quraisy malah mengotorinya dengan beratus-ratus berhala yang mereka sembah
bersama Allah… Dan mereka menghalang-halangi ummat mukminin untuk ber-ibadah di
situ, bahkan memfitnah dan mengusir kaum mukminin berhijrah meninggalkannya…
Adegan berikutnya
menggambarkan bagai-mana Ibrahim dan Ismail menerima perintah ini, berikut
pengharapan dan do'a yang mereka ajukan ke hadhirat Ilahi:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا ءَامِنًا
Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa,
Negeri yang terlepas dari
marabahaya dan huru hara…
وَارْزُقْ
أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
dan berikanlah rezki dari
buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan
hari kemudian.
Alangkah tingginya sopan
santun yang bermuara dari cahaya kenabian itu… Ibrahim meminta kepada Ilahi
agar memberikan rezeki dari buah-buahan kepada penduduk Mekkah; dan do'a adalah
otak ibadah yang paling suci diajukan hamba kepada Rabbnya, maka dengan
berhati-hati beliau membatasi do'anya bagi penduduk yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat…
Do'anya dijawab Allah:
قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً
Allah berfirman: "Dan
kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara,
Bukan hanya kepada penduduk
yang beriman, bahkan orang kafirpun diberi kesenangan sementara; selama menjalani
kehidupan fana ini.
ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ(126)
kemudian Aku paksa ia
menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".(126)
Adegan beralih kepada
episode yang lain, seaktu Ibrahim dan Ismail bekerja meninggikan bangunan
Ka'bah:
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ
Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
Dalam ketekunan bekerja
sebagai pelayan rumah suci, yang hati mereka tercurah untuk mencari ridha dan
cinta Ilahi, mereka selanjutnya mengajukan pengharapan…
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ(127)
(seraya berdo`a): "Ya Tuhan kami
terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui".(127)
Antara harap dan cemas,
sebagai watak mukmin yang hakiki melanjutkan do'a:
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ
Ya Tuhan kami, jadikanlah
kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau
Terlukis suatu kesadaran
bahwa manusia mengharungi lautan hidup penuh cobaan dan rintangan, bila hati
tidak memiliki kemantapan, maka perjalanan hidup bisa melenceng jauh, sehingga
tidak tunduk dan tidak patuh kepada Allah… Tiada sesuatu kekuatan yang dapat
membentengi hamba dari penyelewengan ini, selain dari rahman dan rahim Allah
jua… Ibrahim dan Ismail sadar bahwa hati berada dalam genggaman Yang Maha
Rahman, maka mereka meminta kepada Allah agar menjadikan mereka orang yang
tunduk patuh kepadaNya…
Bukan hanya buat mereka,
tetapi berlanjut kepada anak cucu…
وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
dan (jadikanlah) di antara
anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau
Dengan hati penuh
pengharapan, mereka berdo'a pula, agar ditunjukkan tatacara dan tempat-tempat
ibadah haji, serta memohon diterima taubatnya.
وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا
dan tunjukkanlah kepada kami
cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami.
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ(128)
Sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(128)
Kemudian mengharapkan agar
anak cucu mereka belakangan jangan sampai menjalani hidup tanpa hidayah, dan
supaya di kalangan mereka kelak diutus seorang rasul:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ
Ya Tuhan kami, utuslah untuk
mereka seorang Rasul dari kalangan mereka,
يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِكَ
yang akan membacakan kepada
mereka ayat-ayat Engkau,
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ
dan mengajarkan kepada
mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.
إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ(129)
Sesungguhnya Engkaulah yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(129)
Sebagai perkenan atas do'a
yang diajukan oleh Ibrahim dan Ismail, maka berabad-abad kemudian Allah
mengutus dari anak cucunya, seorang rasul, yakni; Muhammad SAW.
Nyatalah bahwa Allah SWT
Maha memperkenankan do'a, dan Dia Maha Mengetahui sesuai dengan hikmah
kebijaksanaanNya, waktu kapan-kah do'a itu dimakbulkan.
Setelah itu, lanjutan ayat
dihadapkan kepada pihak yang menantang ummat Islam dan menentang Rasulullah SAW
dalam hal kenabian dan risalahnya. Bahwa agama Islam adalah agama Ibrahim;
membencihi Islam sama dengan membencihi Ibrahim.
وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلاَّ مَنْ سَفِهَ
نَفْسَهُ
Dan tidak ada yang benci
kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri,
وَلَقَدِ
اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (130)
dan sungguh Kami telah
memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk
orang-orang yang saleh.(130)
Inti dari agama Ibrahim
adalah Islam; tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam. Bukan tunduk patuh kepada
yang lain dan itu pula inti ajaran Islam yang dibawa Muhammad SAW…
Pihak Quraisy, Yahudi dan
Nashrani, di mana masing-masing pihak mengklaim diri sebagai orang-orang yang
berhubungan erat dengan warisan agama Ibrahim disuruh untuk mencamkan peristiwa
yang dialami Ibrahim…
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ
Ketika Tuhannya berfirman
kepadanya: "Tunduk patuhlah!"
قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ(131)
Ibrahim menjawab: "Aku
tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".(131)
Ibrahim mewasiatkan
perintah itu kepada anak-anaknya. Demikian pula Ya'kub sebagai nenek moyang Yahudi…
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ
Dan Ibrahim telah
mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub.
يَابَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ
(Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
فَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ(132)
maka janganlah kamu mati
kecuali dalam memeluk agama Islam".(132)
Jadi jelas tergambar bahwa
Islam bukanlah agama yang menyimpang dari agama Ibrahim dan Ya'kub… Islam yang
mengajarkan kepada manusia agar hanya menyembah Allah SWT, dan hanya tunduk dan
patuh kepadaNya belaka…
Diungkapkan juga bagaimana
Ya'kub ber-pesan kepada anak-anaknya, pada detik-detik terakhir kehidupannya.
أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ
Adakah kamu hadir ketika
Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut,
Maut adalah batas pemisah
antara kehidupan dunia dengan alam barzah… Ketika ajal mulai menjelang, maka
keinginan-keinginan duniawi mulai kehilangan arti. Pada waktu itu keinsafan dan
ketulusan muncul kepermukaan… Sebagai seorang rasul yang telah memahami hakikat
hidup yang sebenarnya, maka Ya'kub mengkhawatirkan jalan hidup yang akan
ditempuh anak-anaknya sepeninggalnya. Detik itu, Ya'kub mengajukan pertanyaan
kepada mereka:
إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي
ketika ia berkata kepada
anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?"
قَالُوا نَعْبُدُ
إِلَهَكَ وَإِلَهَ ءَابَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا
Mereka menjawab: "Kami
akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq,
(yaitu) Tuhan Yang Maha Esa
وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ(133)
dan kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya."(133)
Mereka telah menampilkan
amal usaha yang menuju ridha Allah, lalu Allah meridhai mereka.
Apa yang telah dicapai
generasi terdahulu, sesuai dengan apa yang mereka usahakan… Generasi yang
datang kemudian, akan menerima hasil usaha mereka sendiri…
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ
Itu adalah umat yang lalu;
baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan,
Dan setiap orang adalah
bertanggung jawab atas amal perbuatan masing-masing…
وَلاَ تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ(134)
dan kamu tidak akan diminta
pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.(134)
Inilah konsepsi Islam yang
berbeda dengan konsepsi jahiliyah… Iman itu tidak dapat diwariskan seperti
mewariskan jabatan dan harta kekayaan… Iman tergantung kepada kemurnian hati
dan keikhlasan dalam beramal… Keshalehan orang tua bukanlah barang warisan yang
dapat dipindahkan kepada anak cucu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar